"Bagaimana sayang? Kau sudah membereskan semuanya?" Terdengar suara seseorang dari telepon di seberang sana.
"Iya, segera aku selesaikan. Tapi, bisakah kau tidak membuat kegaduhan dulu untuk sekarang ini? Pekerjaanku sedang banyak sekali." Jawab orang yang sedang diajak bicara ini.
"Hm, baiklah sayang. Aku tidak akan membuat masalah. Aku mencintaimu. Kau percaya padaku kan?" Tekan orang ini menyiratkan nada intimidasi.
Masih memegangi handphone di telinga "Iya, aku percaya padamu." Ucap orang ini dan langsung memutus telepon yang membuat kepalanya semakin pusing. Dia mencoba menghubungi orang lain dari teleponnya.
Beep...
"Heyyo, Namjoon! Apa kabar bro?" Orang yang ceria ini tidak butuh banyak waktu untuk menjawab telepon dari Namjoon.
"Hey, Hos. Aku—aku sedang tidak baik. Kau tau masalah Ryu yang sedang jadi pembicaraan semua orang dari pagi tadi kan? Tolong kau urus masalah itu untukku yah."
"Huh, kau itu! Kau bukan bapaknya Ryu Joon, kenapa kau yang selalu menyelesaikan semua masalahnya. Kau itu sadar tidak sih cuma dimanfaatkan olehnya?" Hoseok tidak mengerti dengan Namjoon, dia ini bodoh atau bagaimana. Dia tidak sadar cuma dijadikan alat untuk menyelesaikan semua masalah yang dibuat oleh Ryu 'pacarnya'.
Namjoon memegangi pelipisnya dan memijat-mijatnya tipis "Bagaimanapun juga aku ini pacarnya Hos, aku tidak mungkin membiarkan pacarku tertimpa masalah sedangkan aku disini tidak berbuat apa-apa."
"Dia itu bukan tertimpa masalah, tapi pembuat masalah. Ini sudah yang ke berapa kali Kim Namjoon! Apa kau tidak muak?" Hoseok memelankan nada suaranya mencoba membuat Namjoon mengerti.
Hening sejenak dimanfaatkan Namjoon untuk menarik nafasnya sejenak ".....aku-aku tidak bisa meninggalkannya Hos, kau tahu sendirikan?"
"Heuu, yasudalah akan ku selesaikan masalah itu untukmu. Kau bisa mengandalkanku," ucap Hoseok akhirnya mengiyakan permintaan Namjoon. "Tapi Joon, mau sampai kapan kau terus seperti ini?"
Belum sempat Namjoon menjawab, Seokjin datang membawa nampan berisi secangkir teh yang dipastikan berisi teh lemon perintahnya tadi.
"Nanti akan ku hubungi lagi Hos, terima kasih." Akhirnya Namjoon memutuskan panggilan teleponnya dan menatap Seokjin yang sedang berjalan ke arahnya.
"Ini teh mu Sir, selamat menikmati." Seokjin menaruh teh lemon buatannya di atas meja kekuasaan bos-nya, Seokjin pun langsung membalikkan badan hendak keluar dari ruangan bos-nya, Seokjin kan masih banyak pekerjaan.
"Tunggu, kau mau kemana?" Suara Namjoon menghentikan langkah Seokjin. Seokjin berbalik dan menatap bingung Namjoon.
"Aku akan ke ruanganku Sir, aku tidak punya tempat tujuan lagi di kantor ini selain ke ruanganku dan ruanganmu."
"A-ah begitu yah...." Namjoon nampak sedikit kaget dengan jawaban yang keluar dari mulut sekretasrisnya ini. "Oh iya sekretaris Kim, kau akan ikut denganku ke Jepang dua hari lagi, ada masalah di cabang Kyoto dan aku yang harus menyelesaikan masalah itu sendiri." Jelas Namjoon sambil meraih cangkir berisi teh lemon, minuman kesukaannya.
Seokjin menukikkan alinya bingung "Kenapa aku? Bukannya kau selalu pergi dengan tuan Kang jika ada urusan ke luar negeri seperti ini?" Seokjin tidak mengerti kenapa bos-nya tiba-tiba mengajak dirinya, selama ini dia pergi selalu dengan tuan Kang.
"Astaga, apa kau selalu seperti ini?" Ucap Namjoon seraya menaruh kembali cangkir teh lemonnya, dia mengecap rasa asam bercampur manis yang memenuhi rongga mulutnya, sangat menenangkan. "Kau selalu mengajukan pertanyaan pada setiap perintahku huh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kim Vs Secretary Kim
FanfictionAku bersumpah, aku akan melakukan segala cara agar dapat keluar dari perusaahaan mu ini Kim Namjoon- Kim Seokjin. Segala cara-cara mu itu tidak akan berhasil Kim Seokjin- Kim Namjoon. NamJin BxB