"Bagaimana perkembangan kakek?" Namjoon mendudukan dirinya di sofa khusus yang selalu menjadi spot tempat dirinya setiap mengunjungi sang kakek.
"Masih sama Namjoon-ah, belum menunjukkan perkembangan yang pesat. Tadi dokter Oh baru saja menyuntikkan obat pada kakek."
"Namjoon-ah ada apa? Kau terlihat sangat buruk?"
Namjoon menghela nafas kasar dan mencoba tersenyum kecil pada wanita yang ada di depannya.
"Tidak Ryu, tidak ada apa-apa. Aku hanya merindukan kakek. Sejak serangan jantung tahun lalu, kondisi kesehatan kakek semakin buruk. Kakek hanya dua kali menunjukkan reaksi. Aku rindu kakek Ryu. Aku sangat merindukannya." Namjoon tersenyum getir memaksa air matanya agar tidak turun kali ini. Tangannya menggenggam erat tangan renta sang kakek, melihat semua alat-alat penunjang hidup yang terpasang pada kakeknya membuat hati Namjoon meringis pilu.
Ryu berjalan mendekati Namjoon, dia melingkarkan tangannya pada leher Namjoon dan menyandarkan kepalanya pada punggung belakang Namjoon. "Kita hanya bisa menunggu Namjoon-ah, semoga keajaiban segera datang." Ucap Ryu, yang ditanggapi anggukan dari Namjoon.
-
"Seokjin hyung, ternyata kuliah tidak semenyenangkan yang aku bayangkan. Tugasnya banyak sekali." Rutuk Jungkook pada Seokjin, mereka sedang makan siang di apartemen mereka, karena hari ini hari minggu Seokjin tidak bekerja.
Seokjin tertawa menahan gemas melihat adiknya yang mengerucutkan bibirnya lucu, "Ya begitulah Jungkook-ah namanya juga kuliah, kalau kau ingin bermain kau kembali ke playground saja hahaha." Seokjin tertawa keras sampai menyeka sudut matanya yang mendapat tatapan tajam tidak suka dari Jungkook.
"Tidak lucu." Jawab Jungkook cepat masih mendengus sebal pada hyungnya.
Seokjin mencoba menetralkan suara dan tawanya, astaga Jungkook itu sangat menggemaskan. "Bagaimana kalau kau ikut hyung berbelanja ke supermarket nanti, semua persediaan bahan makanan kita sudah habis. Lumayan loh mencuci mata." Tawar Seokjin serius pada Jungkook.
"Nanti hyung traktir banana smoothies dan chessecake di cafe Jimin, bagaimana?" Seokjin membuat tawaran lagi, kali ini kepala Jungkook langsung beralih menatap Seokjin. Dia tidak bisa menolak pesona chessecake di cafe Jimin hyung. Sudah lama sekali.
"Dan sekotak macaroon?" Mata Jungkook berbinar-binar, senjatanya. Seokjin tidak akan bisa menolaknya.
Seokjin tersenyum lebar, "Dan sekotak macaroon."
"YEAY! OKEY! aku ikut ke supermarket." Teriak Jungkook antusias.
"Selesaikan dulu makanmu dan cuci semua piringnya." Jelas Seokjin pada Jungkook lalu berdiri untuk meletakkan piring bekas makannya pada wastafel yang akan dicuci Jungkook nanti.
-
Seokjin dan Jungkook sudah berada di supermarket sekarang, Seokjin mendorong troli diikuti Jungkook dari belakang.
"Jungkook-ah bisa carikan kembang esnya di sebelah sana." Ucap Seokjin pada Jungkook, ia sedang memilih dua cup besar ice cream kesukannya untuk dibeli dan dia membutuhkan kembang es untuk menjaga es krimnya tidak mencair sampai pulang nanti.
"Sekretaris Kim?"
Seokjin terlonjak mendapat panggilan tiba-tiba dari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kim Vs Secretary Kim
FanfictionAku bersumpah, aku akan melakukan segala cara agar dapat keluar dari perusaahaan mu ini Kim Namjoon- Kim Seokjin. Segala cara-cara mu itu tidak akan berhasil Kim Seokjin- Kim Namjoon. NamJin BxB