6

1.8K 207 15
                                    

Drrtt...Drrtt....

"Nanti datanya rearranged, kamu uji normalitas dulu, kalau error kita ganti data." Namjoon menjelaskan semua detail permasalahannya pada Seokjin.

"Data dari pemasaran juga diuji Sir?"

Drrtt....Drrtt

Seokjin dapat membaca kegelisahan bosnya ini, ponsel yang sedari tadi bergetar membuat dia dan bosnya sama-sama tidak nyaman.

"Kan saya tadi bilang semua data diuji." Jawab Namjoon, dia mencoba tak menghiraukan ponselnya yang bergetar sedari tadi.

"Tapi Sir, data dari pemasaran sudah menyebar ke arah garis diagonal—

Drrtt....Drrtt

"Maaf Sir, sebaiknya anda angkat dulu telponnya. Ini sudah ke-12 kali telpon anda bergetar." Ucap Seokjin cepat, dia menutup dokumen yang sedang dia diskusikan dengan bosnya, telpon bosnya ini sangat mengganggu.

"Ck.. maaf,  aku akan angkat telponnya dulu, nanti kita lanjutkan lagi." Namjoon mengambil ponsel dari saku dan beranjak menjauh dari tempat duduk mereka untuk mengangkat telponnya.

Seokjin pun ikut beranjak dari tempat duduk dan memilih berdiri di pinggir pagar restauran yang menampakkan keindahan malam Kyoto, lampu-lampu menambah kesan cantik pada barisan pohon maple Tsuten Momiji dan pohon maple liar yang sedang merubah warna daunnya menjadi merah, kemegahan Kyoto tower juga bisa Seokjin lihat dari restauran ini. Indah sangat indah.

Udara malam Kyoto sangat segar dan menenangkan tapi terlalu dingin untuk Seokjin yang hanya mengenakan kaos tipis dibalut cardigan hijau. Ia menggapit kedua tangannya di dalam ketiak dan memilih menatap orang yang berlalu lalang di sebuah taman tak jauh dari hotel ini. Apa mereka semua bahagia? Apa mereka mempunyai beban yang harus mereka pikul pada pundaknya? Apa ada orang yang menjadikan mereka tumpuan dan kekuatan untuk hidup? Pikiran Seokjin melipir kemana-mana dan dia jadi ingat dia ingin segera keluar dari perusahaannya sekarang ini tapi dia belum menemukan cara yang tepat.

Pasti kalian berpikir kenapa Seokjin tidak mengacaukan pekerjaannya saja, jika pekerjaannya kacau pasti dia dipecat kan? Itu masuk akal tapi Seokjin tidak mau berbuat konyol seperti itu, karir yang sudah Seokjin bangun tidak akan Seokjin kubur hanya karena rasa ingin dipecat yang menggebu-gebu, Seokjin masih butuh makan dan Jungkook adiknya baru mau masuk kuliah. Siapa yang akan menerima orang yang tidak becus dalam bekerja? Tidak, tidak akan. Seokjin akan mencari cara yang lain saja, dia pasti akan menemukannya kan?

"Sekretaris Kim, sepertinya aku harus kembali ke Korea besok pagi. Apa kau bisa mengurus semua masalah yang ada disini sendiri?" Suara Namjoon memecah lamunan Seokjin. Namjoon sudah selesai dengan kegiatan menelponnya dan Seokjin mencoba memproses kalimat bosnya tadi. Bosnya ini sudah gila. Dia hampir kehabisan kata-kata untuk mengumpat bosnya ini di dalam hati.

"Apa kau sudah gila? Kau ingin aku mengurus masalah sepenting ini sendiri? sedangkan kau mengurus masalah perselingkuhan pacarmu itu? Kau sangat tidak professional Kim Namjoon-ssi."

"Tidak sepatutnya kau mengurusi apa yang akan aku lakukan, kau hanya sekretaris jagalah batasanmu." Namjoon sedikit tersinggung dengan ucapan sekretarisnya ini.

"Itu kau tahu, aku hanya sekretaris. Kenapa aku yang harus turun tangan sendiri menyelesaikan masalah perusahaanmu? Aku ini hanya sekretaris kan?" Tegas Seokjin menekan kalimat terakhirnya dan memberikan tatapan tidak suka pada bosnya.

Namjoon masih belum bisa menjawab kalimat Seokjin. Dia masih terdiam dengan tatapan mata yang tak dapat Seokjin baca.

Seokjin berdehem dan mencoba menatap bosnya "Baiklah, jika itu memang mau mu. Aku akan mengurus semua masalah disini sendiri. Tapi, setelah semua masalah disini selesai izinkan aku keluar dari perusahaanmu." Tambah Seokjin lagi, dia menggosok tangannya yang semakin lama semakin dingin.

Boss Kim Vs Secretary KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang