17

1.8K 176 63
                                    

Namjoon mengernyitkan keningnya. Cahaya matahari sudah mengganggu tidurnya, matanya berkedip-kedip mencoba membuka.

Sedang berada di mana dia?

Namjoon mendudukan badannya dan memegangi keningnya, sudah tidak terlalu pusing. Tangannya ia bawa untuk menggosok wajahnya mencoba mengembalikan kesadarannya. 

Ini bukan kamarnya.

Namjoon turun dari ranjang tempat dia tadi tertidur dan menuju pintu keluar, mencoba mengenali sebenarnya dia sedang ada di mana.

"Hyung ... aku mau selai kacang bukan cokelat."

"Hyung ... projectku kemarin mendapat nilai A."

Namjoon melangkahkan kakinya menuju asal suara yang didengarnya sayup-sayup. 

Seokjin?

Jungkook?

Namjoon total sadar. 

Apakah ia sedang bermimpi? Mengapa dia ada di sini? Namjoon menengadahkan kepalanya mencoba mengais memori penyebab dia ada di sini. Tapi nihil. Ternyata dia belum total sadar.

"Namjoon? Kau sudah bangun?" Suara Seokjin mengejutkannya, dia langsung mengalihkan pandangannya pada Seokjin dan Jungkook yang sedang duduk di meja makan dengan masing-masing roti ditangan. 

Namjoon berdehem, menyamarkan kegugupannya lalu menganggukan kepalanya.

"Mau sarapan?" Tanya Seokjin lagi. 

"Namjoon hyung kau kenapa? Kau seperti baru keluar dari dunia lain saja." Itu Jungkook yang menyeletuk. 

Namjoon menatap Jungkook yang melihatnya dengan ekspresi penuh kebingungan. Namjoon tersenyum, "Aku hanya terkejut, kenapa aku sudah di sini pagi-pagi seperti ini?"

Seokjin membolakan matanya, "Kau tidak ingat pergi ke apartemenku semalam?" Namjoon menggeleng. 

Brengsek. Untuk apa tepat matanya membuka tadi ia harus menormalkan ekspresi dan bahasa tubuhnya agar tidak merasa canggung, jika pelakunya saja tidak ingat. 

Seokjin mengibaskan tangannya, "Duduk di sini, sarapan. Sepertinya otak dan perutmu harus diberi makan agar bisa mengingat semuanya." Ucap Seokjin jengkel, tangannya memberi isyarat agar Namjoon duduk di kursi makan yang bersebrangan dengan dia, di sebelah Jungkook. 

Namjoon melangkahkan kakinya mendekat ke meja makan, lalu duduk di kursi yang Seokjin tunjuk tadi. 

"Mau roti atau nasi?" Tawar Seokjin pada Namjoon.

"Roti saja." 

"Kopi, teh, atau susu?" Tawar Seokjin lagi.

"Boleh aku meminta kopi? Aku butuh penyegaran." Seokjin memberikan anggukan, tubuhnya bangkit untuk pergi ke dapur membuatkan kopi untuk Namjoon.

Jungkook mendekatkan wadah roti yang ada di dekatnya pada Namjoon, "Ini rotinya, kau ambil sendiri selainya." Dan kembali menggigit roti miliknya.

Namjoon mengambil satu lembar roti dan membuka tutup selai kacang- tangannya dihentikan.

"Jangan kacang. Lihat, selainya sudah tinggal sedikit, hyungku belum membeli stok yang baru." Ucap Jungkook sambil memegangi tutup selai kacang 'miliknya'.

Namjoon terkekeh, tangannya beralih pada selai cokelat, diambilnya satu scoop lalu dioleskan pada roti miliknya. Namjoon melipat rotinya siap memasukkannya ke dalam mulut.

"Kau ada urusan apa sampai menginap di sini?" Jungkook menyambar terlebih dahulu, sebelum Namjoon memasukkan rotinya.

Namjoon menatap Jungkook gemas, "Aku belum mengingat sepenuhnya, aku hanya ingat semalam diberi ramen oleh hyungmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boss Kim Vs Secretary KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang