Pernah dengar istilah terminal lucidity?
Asumsi yang ada saat ini adalah terminal lucidity terjadi karena adanya fluktuasi fungsi kognitif. Banyak yang beranggapan bahwa terminal lucidity adalah 'ucapan perpisahan' dari pasien untuk keluarganya. Tapi, belum ada yang dapat memastikan kejadian ini. Kenapa kondisi pasien dapat membaik sebelum menit, jam, atau hari kematiannya tiba.
-
Kim Namjoon, seorang CEO yang terkenal sangat angkuh, tegas, dan berwibawa sekarang sedang meringkuk di bawah ranjang sang kakek tercinta. Tangannya mencengkram dada yang terasa sangat menyekit dan melilit, pipinya menjadi saksi bahwa ini adalah air mata paling deras yang pernah turun membasahi pipinya. Namjoon tidak menangis ketika dia harus mendapat jahitan di kepala karena jatuh dari pohon, dia tidak merasa sakit ketika dioperasi usus buntu karena ada cedera perut, dan dia tidak bereaksi ketika dengan kedua matanya dia menyaksikan orang tuanya meregang nyawa. Kakek, hanya tentang kakeknya yang dapat membuat Namjoon menunjukkan ekspresi senang, marah, sedih, dan merasa dicintai."Tidak....Tidak....." Hanya kata itu yang selalu dirapalkannya sedari tadi semenjak dokter Oh berusaha membuat kakek Namjoon tetap bernafas, tapi takdir berkata lain kakek Namjoon menghembuskan nafas terakhirnya pukul 02.35 di depan matanya.
"Namjoon-ah, aku sudah menyuruh orang untuk mempersiapkan semua proses pemakaman kakek. K—kau persiapkan dirimu Namjoon-ah, aku tau ini berat tapi kau harus mencoba menerimanya." Ryu yang berada di sana terus memberikan sugesti agar Namjoon merasa lebih baik. Dia hanya duduk menyejeri Namjoon tanpa berani menyentuhnya.
-
Seokjin masih mematung di tempatnya setelah mendengar kabar yang diberikan langsung oleh Namjoon. Dia masih mencoba memeroses semuanya di dalam otaknya. Bagaimana bisa? Padahal beberapa jam lalu kakek Namjoon tampak bugar dan kondisinya membaik.
Seokjin menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, ia memandang dirinya pada pantulan cermin wastafel dan menggenggam erat pinggiran wastafel itu tanpa berniat memutar keran untuk membuat air berhenti mengalir. "Bagaimana aku memberitahu Jungkook? Sudah lama Seokjin tidak melihat Jungkook dapat bercerita banyak dengan tawa dan aura senang yang memancar dari tubuhnya, Jungkook baru saja merasakan figur hangatnya orang tua lagi setelah sekian lama, ternyata itu hanya sesaat, benar-benar sesaat." Seokjin mengusap kasar wajahnya dan terus-menerus menghujami wajahnya dengan air.
Cklek...
Seokjin berjalan lambat menuju ranjang tempat Jungkook tidur, ia duduk di samping Jungkook sembari mengusap lembut kepala Jungkook dan memandanginya lekat.
Jungkook menggeliat kecil merasakan sentuhan seseorang pada kepalanya, ia mancoba membuka mata untuk mengenali orang itu.
"Seokjin hyung? Hyung!?!" Jungkook langsung mendudukkan dirinya tepat ketika ia melihat air mata keluar dari ujung mata hyungnya.
"Hyung ada apa?! Kenapa menangis?" Jungkook menunduk mencari tatapan mata Seokjin untuk di tangkapnya.
"Hyung katakan! Ada apa?"
Seokjin menggenggam tangan Jungkook dan merematnya pelan, matanya ia pertemukan dengan Jungkook.
"Jungkook-ah, setelah ini mandi dan pakai pakaian dukamu yah nanti hyung siapkan, sekarang kau mandi dulu." Ucap Seokjin lembut.
Jungkook mengernyit heran, alisnya mengerut mencoba mengingat sesuatu. "Hari ini peringatan oemma dan appa yah hyung? Kenapa aku bisa lupa? Astaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kim Vs Secretary Kim
FanfictionAku bersumpah, aku akan melakukan segala cara agar dapat keluar dari perusaahaan mu ini Kim Namjoon- Kim Seokjin. Segala cara-cara mu itu tidak akan berhasil Kim Seokjin- Kim Namjoon. NamJin BxB