Silahkan vote dan komen ya. Atau follow akun aku biar nggak ketinggalan info soal FF ini.
Jangan jadi pembaca gelap, dosa sayang😊
SUDAH SIAP DIBUAT MEWEK LAGI?
.
.
"Bos, kau dimana? Beritanya sudah dirilis."
"Aku dalam perjalanan. Tunggu saja aku disana."
Usai menutup sambungan selulernya dengan Hoseok, Jungkook mengeraskan musik yang mengalun di ruang dengarnya. Tepat sekali, kini hujan kian deras mengguyur jalanan lengang yang tengah dilaluinya. Sepertinya permulaan yang tak terlalu baik untuk harinya yang terasa berat.
Selaras dengan rintik air langit yang jatuh bersahutan kian cepat, lelaki itu menginjak pedal gas Ferrarinya kian dalam. Satu-satunya yang dapat menghentikannya di pagi buta ini mungkin hanyalah Tuhan, seperti itulah pikirnya.
God, tell us the reason youth is wasted on the young
It's hunting season and the lambs are on the run
Searching for meaning, but are we all lost stars
Trying to light up the dark?
Jungkook bersenandung seorang diri mengikuti irama lagu Lost Stars yang telah mencapai Chorus. Lagu milik Adam Levine yang tahun lalu direkamnya saat tengah berlatih untuk konser.
Iris lelaki itu kini menatap sayu pada langit di atas sana. Jauh dalam hati terselip harapan, agar badai hidup yang tengah dilaluinya ini hanyalah bunga tidur siangnya. Mungkin saja nantinya ia akan terbangun di atas ranjang hangat, berselimutkan kasih sayang yang tulus, dan kenyataan bahwa ia bukanlah seorang Jeon Jungkook. Ia terlampau sering berkhayal menjadi orang biasa yang menjalani hari tanpa drama berkepanjangan.
Sayangnya itu hanyalah angan. Faktanya Jungkook bahkan tak tahu bagaimana cara mengurus hidupnya sendiri. Selama ini ia terlalu bergantung pada takdir dan keberuntungan. Ia terlalu percaya diri bahwa Tuhan menyayanginya, ia terlalu yakin bahwa alur hidupnya sudah diatur dengan baik.
Kenyataannya, batu karang selalu menghujamnya tanpa ampun.
Entahlah, mungkin menghilang dari dunia adalah satu-satunya cara mengakhirinya. Atau Jungkook akan menjadi peserta pada praktek penghapusan ingatan oleh ilmuwan Rusia, jika teknologi itu benar-benar ada.
Namun kembali lelaki itu menghela napas manakala mengingat gurat wajah Heejin yang tengah tersenyum untuknya. Membuat lelaki itu segera merogoh ponselnya hanya untuk menatap foto selca mereka berdua yang kini menjadi layar utama gadget-nya itu.
Berapa hari ini ia tak menghubungi gadis itu, bukan tanpa alasan tentunya.
Kejadian malam itu membuat rasa bersalahnya pada Heejin kian menjadi. Jungkook merasa ia benar-benar telah gagal melindungi kehormatan kekasihnya sendiri. Sekarang ia bahkan seperti tak ada bedanya dengan lelaki brengsek di luar sana.
I thought I saw you out there crying
And I thought I heard you call my name
And I thought I heard you out there crying, oh
Just the same
Jungkook tersenyum simpul, bersamaan dengan Bridge lagu yang tengah mengalun. Lucu sekali, bagian dari lagu itu semakin mengingatkannya pada sosok Heejin. Pada mata indah yang seakan tak lelah menunggunya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX!
Teen FictionSelama tiga tahun terakhir Heejin Aurend berusaha keras menghapus jejak seorang Jeon Jungkook dari garis hidupnya. Mantan kekasih yang kini menjadi superstar dunia itu pernah menorehkan sayatan luka yang teramat dalam untuknya. Sayangnya beberapa ke...