Bagian 4

3.6K 390 36
                                    

Silahkan vote dan komen ya. Atau follow akun aku biar nggak ketinggalan info soal FF ini 😊

Selamat membaca...


.

Malam harinya J'Brothers dijadwalkan untuk hadir dalam sebuah acara award yang diadakan oleh TBS. Seperti biasa mereka kali ini masuk kembali dalam nominasi Boy Group of the Year dan beberapa nominasi lainnya.

Dan bisa dipastikan pula mereka akan menyabet banyak trophy lain malam ini.

Tidak terlalu mengherankan. Mengingat tahun ini adalah tahun kejayaan bagi J's Brother. Mereka bahkan sudah mulai menyentuh dunia barat. Pasar mereka kini tak hanya sebatas Asia dan sekitarnya saja.

Empat lelaki itu kini telah duduk berjejer di antara perkumpulan tamu undangan yang sebagian besar merupakan artis, serta boy group dan girl group terkenal. Secara keseluruhan, seperti biasa semuanya berjalan lancar. Para anggota Jeon bersaudara tampak tenang menikmati suguhan penampilan para pengisi acara.

Walaupun sejak pagi agenda mereka padat, namun wajah mereka tetap terlihat cerah--sama sekali tak menyiratkan kelelahan.

Namun sesungguhnya itu tak seperti yang terlihat.

Jimin sebagai yang terpeka menyadari satu-satunya hal yang terasa janggal malam ini. Meski ini sedikit wajar mengingat kejadian tak menyenangkan yang ditimbulkan oleh Kim Seokjin pagi ini beserta dampak yang ditimbulkan akibat ulah bungsu mereka, tetap saja baginya ini sedikit membuat perasaannya tak terlalu baik.

Jeon Jungkook sangat jarang terlihat diam seperti ini. Itu masalahnya.

Meski rautnya tak menampakkan kesedihan atau kemarahan namun bagi Jimin ini tetap terasa ganjil.

Baiklah, siang ini ia dan Namjoon memang sempat melayangkan omelan-omelan kekesalan pada Jungkook. Bermaksud memberi pengertian bahwa kekerasan sama sekali tak akan menjadi jalan keluar bagi perselisihan mereka dengan Seokjin. Namun ini bukanlah kali pertama Jungkook menerima teguran-teguran seperti itu tentunya. Ia juga yakin jika Jungkook sepertinya cukup paham akan posisi Namjoon dan dirinya yang kini menjadi pengganti ayah mereka.

Tegur menegur seperti adalah hal wajar.

Lantas mengapa Jungkook sampai sediam ini?

Biasanya sisi menyenangkan dirinya tak pernah hilang meski mendapat omelan pedas Namjoon berkali-kali. Ia tahu persis, Jungkook tak seperti itu. Jungkook mungkin temperamental. Namun ia jarang mengambil hati pada omelan-omelan dari kakak-kakaknya.

"Kau marah karena aku datang ke kampus hanya untuk mengomel padamu?"

Jimin memberanikan diri membuka rasa penasarannya. Pasalnya ia jadi merasa bersalah juga pada Jungkook. Jangan-jangan dia yang membuat Jungkook jadi diam seperti ini.

Merasa kenyataannya tak seperti yang Jimin pikirkan, Jungkook lantas menoleh. Raut kakunya masih bertahan di wajahnya. "Maksud Hyung?"

Jimin mengedikkan bahu. Napasnya berhembus perlahan lalu kembali berbisik pelan. "Kau seperti sedang kepikiran sesuatu. Kupikir kau marah."

EX!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang