Bagian 20

1.3K 159 19
                                    

Silahkan vote dan komen ya. Atau follow akun aku biar nggak ketinggalan info soal FF ini.

Jangan jadi pembaca gelap, dosa sayang😊

Selamat membaca...

(Bakal ada scene di dalam studio, jadi bayangkan aja Jungkook nya begini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bakal ada scene di dalam studio, jadi bayangkan aja Jungkook nya begini)

.

Satu hal yang Heejin tahu, ia sedang tidak baik-baik saja.

Saat ini ia menolak segala penyangkalan yang mungkin akan dilakukan batinnya--seperti biasa. Untuk kali ini Heejin tak akan mengelak fakta bahwa semalam ia baru saja melihat sesuatu yang tak seharusnya. Heejin tak akan membela Jungkook, ataupun berusaha memahami apa yang lelaki itu lakukan. Ia tak akan berusaha mengerti, karena ia akhirnya sadar bahwa itu melelahkan.

Cemburu itu menyakitkan. Dibuat cemburu itu menyesakkan. Terlebih saat ia sudah memberikan segalanya. Hampir tanpa sisa.

Cemburu itu menyebalkan. Terlebih ia tahu bahwa Jo Yein adalah penyebabnya.

Heejin tersenyum kecut saat siang ini mendapati lebih 20 panggilan seluler dari Jungkook yang tak terjawab serta berbaris-baris pesan beruntun yang dikirim oleh lelaki itu padanya. Rasanya kini ia hanya menjadi lelucon kacangan di siang bolong. Atau mungkin saja Jungkook hanya menganggapnya spora yang kebetulan hinggap di tanah subur. Masa bodoh dengan masa lalu mereka berdua, masa bodoh dengan apa yang sudah mereka lakukan bersama.

Gadis itu sudah kepalang kecewa.

"Ji, kau sudah bangun?"

Heejin menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketok diiringi suara nyaring Jena dari luar. Membuat gadis itu dengan malas-malasan berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Astaga, kau kenapa jadi seperti zombie begitu?" Jena menjengitkan keningnya tinggi-tinggi. Gadis itu menempelkan telapak tangannya bergantian pada pipi kanan dan kiri Heejin.

Heejin mendengus dengan tatapan risih. Ternyata semua orang bisa jadi sangat menyebalkan saat kita tengah kesal. "Aku tidak apa-apa Jena."

Jena terlihat ingin mencubit gadis itu, namun diurungkan karena tak tega melihat Heejin kini persis seperti anak kelinci yang kelelahan melompat sana-sini.

"Ini, Jungkook sunbae meneleponmu. Semalam kalian pasti bertengkar kan," cerocos Jena disusul helaan napas. Ia menyodorkan ponselnya pada Heejin sembari geleng-geleng kepala. "Kau tahu dia khawatir sekali denganmu."

Heejin menatap benda pipih di tangan Jena, tampak menimang-nimang dengan tak niat, sebelum akhirnya meraihnya tanpa keikhlasan.

"Ada apa?" tanya Heejin tanpa basa-basi. Suaranya lirih namun sudah cukup jelas menunjukkan betapa buruk suasana hatinya sekarang. "Aku sedang tidak ingin bicara pada Sunbae, jadi kalau bicara tolong jangan berbelit-belit."

EX!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang