Silahkan vote dan komen ya. Atau follow akun aku biar nggak ketinggalan info soal FF ini 😊
Selamat membaca...
.
Tepatnya saat pertengahan musim panas enam tahun yang lalu.
Rekaman akan waktu di tahun itu terkadang terus berputar di kepala Heejin seperti isi CD film. Semakin ingin dilupakan maka semakin ia bertahan kuat di dalam sana. Membuat malam-malam gadis itu dipenuhi rasa frustasi karena kenangan itu terasa begitu menusuk, merenggut seluruh tangis dan emosi yang tak kunjung ditemukan peredamnya.
Sehingga dibanding menolak, pada akhirnya Heejin memilih berdamai dengan kenangannya sendiri.
Seperti kata ibunya, setiap luka hanya membutuhkan waktunya untuk sembuh.
Meski setiap ingatan tentang Jungkook terus berulang tanpa henti, tanpa jeda, namun rasa marah Heejin akhirnya mulai mereda bersama dengan waktu yang bergulir. Rasa marah itu perlahan sirna, meski masih menyisakan rasa takut yang masih ada hingga saat ini.
Heejin ingat. Di pertengahan musim panas itu ia pertama kali bertemu dengan seorang Jeon Jungkook yang mengagumkan. Melihatnya dengan tangkas beradu di lapangan basket sekolah barunya di Busan pada suatu siang. Kala itu semua gadis mengelukan namanya, membuat Heejin dengan cepat tersadar jika dia bukanlah sosok yang biasa.
Senyumannya yang menawan, tatapannya yang tegas seperti elang, serta karismanya dalam bertindak membuat Heejin tahu. Jungkook istimewa.
Lucunya Tuhan begitu berbaik hati untuk benar-benar mempertemukan Heejin dengannya sebulan setelahnya.
Heejin dan Jungkook bertemu karena sebuah insiden konyol. Sebuah kejadian yang jika diingat akan membuat seluruh urat-urat gadis itu menegang karena malu.
"Hei. Apa kau tidak merasa ada yang aneh? Tidakkah kau seharusnya memperhatikan siklus bulananmu?"
Jungkook si raja sekolah mendatangi Heejin di meja kantin pada suatu hari di waktu makan siang. Lelaki itu meletakkan sebuah jaket berwarna hitam di atas meja makan Heejin sebelum berlalu pergi dengan cueknya.
Perkataannya dan caranya menyinggung masalah intim wanita membuat Heejin--si pemilik rasa malu akut--menggerutu kesal karena tak satupun kawan perempuan di kelas Heejin menegur tentang bercak memalukan yang menghiasi rok seragamnya. Heejin bersumpah, dia malu sekali detik itu. Rasanya seperti ia ketahuan memakan muntahannya sendiri.
Dan seperti itulah.
Hari-hari kelam Heejin akhirnya diwarnai oleh hadirnya seorang Jungkook. Waktu yang baik lantas membawa mereka menjadi dekat satu sama lain. Membuat Heejin perlahan mencicipi sepotong kehidupan yang begitu sempurna.
"Maaf ya. Jadi membuatmu menunggu."
Lamunan akan potongan masa lalu Heenin buyar, dengan segera gadis itu dibanting kembali pada kenyataan. Sebuah suara lain mengambil alih atensi gadis itu, membuat kesadarannya dengan cepat kembali. Fakta tentang dia, si bodoh yang beberapa saat lalu menumpahkan jus jeruk di tubuh artis papan atas sekonyong-konyong menubruk saraf-saraf otaknya.
Gadis itu hanya mengangguk tanpa suara.
Jika saja asisten pribadi Jungkook yang bernama Hoseok itu tidak menahannya dengan alasan sebagai bentuk pertanggungjawaban maka Heejin tak akan bersedia menempelkan tubuhnya di atas kursi ini bersama dengan sosok yang menjadi objek ketakutannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX!
Teen FictionSelama tiga tahun terakhir Heejin Aurend berusaha keras menghapus jejak seorang Jeon Jungkook dari garis hidupnya. Mantan kekasih yang kini menjadi superstar dunia itu pernah menorehkan sayatan luka yang teramat dalam untuknya. Sayangnya beberapa ke...