Ray's POV
"Aku dan Emma...resmi pacaran." Aku merasa hati ku hancur berkeping keping, air mata perlahan, mulai membasahi mataku, mengetahui bahwa orang yang sudah lama ku cintai, sudah memiliki orang lain sebagai pendampingnya.
Aku berbalik, dan berlari menuju kamar, bukan kamar ku yang ku tuju, tapi kamar seseorang yang ku anggap sebagai kakak. Aku berhenti di depan sebuah pintu kamar yang di sana bertuliskan nama 'Oliver', ku ketuk pintu itu, dan mendengar sebuah suara berkata.
"Buka saja! Pintunya tidak di kunci."
Aku pun menarik kenop pintu itu kemudian mendorong pintunya. Di dalam, aku melihat sesosok pria tinggi bersurai putih salju dengan sedikit surai merah, tengah duduk di kasurnya, meletakkan buku yang sebelumnya ia baca di atas meja di sampingnya, kemudian menepuk nepuk tempat kosong di sampingnya.
Aku berjalan maju, masuk kedalam kamar itu, kemudian menutup pintu yang tadi ku buka. Aku berhenti sejenak, dan kemudian berlari dan langsung memeluk tubuh pria yang ku anggap sebagai kakak itu. Ia membalas pelukanku, dan mengusap kepalaku.
"Ada masalah apa? Apa itu Norman?" Aku membalas pertanyaannya dengan anggukan kecil.
Ia menjauhkan diriku dari pelukannya, ia mengusap air mataku, kemudian mengecup keningku.
"Sudahlah, jangan menangis! Kau membuatku sedih." Ucapnya berusaha menenangkan ku. Aku tersenyum kecil sebagai balasan dari ucapan nya.
Oliver kembali membawa ku masuk kedalam pelukannya, dan kembali mengusap kepalaku, aku merasa mata ku mulai berat, perlahan pandanganku mulai gelap, dan kurasa, akhirnya aku tertidur.
Oliver's POV
Aku mendengar sebuah dengkuran datang dari Ray, aku menjauhkan dirinya dari pelukanku, ku lihat mata hijau gelapnya yang indah itu tertutup, aku yakin sekarang ia sedang tidur, mungkin ia kelelahan karena menangis.
Aku perlahan membaringkan tubuh kecilnya di atas kasurku dan ku tutupi tubuhnya dengan selimut yang ku punya. Aku duduk di pinggir kasur, tepat di sebelahnya, ku usap rambut hitam lembutnya, kemudian kembali ku kecup keningnya.
"Andai kau tahu perasaan ku padamu, Ray." Bisikku.
Tak lama kemudian, aku mendengar sebuah ketukan dari pintu kamarku, aku berjalan dan kemudian membuka pintu itu. Di depan ku berdiri sesosok pemuda yang tingginya hampir sama dengan ku dengan surai putih platinum.
"Apa Ray ada di dalam?" Tanya nya, aku mengangguk kemudian berkata.
"Dia sedang tidur, biarkan dia tidur disini...lagi, aku tidak tega membangunkannya." Kataku, sedikit memohon mungkin, aku
benar benar tidak tega membangunkan Ray yang tertidur karena kelelahan setelah menangis."Ah baiklah, tolong jaga dia." Ucap pemuda itu.
"Aku akan selalu menjaganya dengan segenap hati ku." Ucap ku. Pemuda itu kemudian pergi dari hadapanku.
Aku menghela nafas, kemudian masuk ke kamarku lagi. Aku perlahan naik ke atas kasur, memastikan Ray tidak terbangun dari tidurnya. Ku baringkan badanku di sebelahnya, lalu menariknya kedalam sebuah pelukan, itu pelukan yang hangat, perlahan aku mulai terlelap.
Norman's POV
Aku kembali berjalan ke kamar ku, setelah memastikan Ray ada di kamar Oliver. Aku bertanya tanya, apa yang terjadi padanya, sampai sampai dia pergi ke kamar Oliver lagi. Yang ku tahu, setelah aku mengumumkan bahwa aku dan Emma resmi pacaran tadi, Ray langsung berbalik dan pergi, aku yakin sebelum ia berbalik tadi, aku melihat air mata jatuh dari matanya. Apa dia tidak suka kalau aku dan Emma pacaran? Apa dia menyukai Emma? Kenapa aku tidak pernah tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
NorRay Oneshot
RomanceCuma kumpulan cerita random tentang Norman x Ray warning : -Top!Norman -Bottom!Ray -OOC -Cerita absurb -Bahasa baku ga baku (gmn gmn?) -Typo bertebaran -Jadi gini...jadinya gitu... [Karakternya bukan punya saya, karakter cerita disini punya Kaiu Shi...