Kau kembali?

2.1K 176 136
                                    

Note : Request by Veroqteaa dan Shalaaaa3
Yaaaa.....walaupun beda sih, tp aku pake request mereka....jadi intinya gitu...
Btw....bahasanya nyampur bahasa gaul sama bahasa baku, moga ngerti yak 😭

⚠️Warning : Ada sedikit adegan yang rada.....ya gitu....tapi dikit....

Happy reading
_______________________________________

       Tetesan liquid bening mulai berjatuhan dari mata anak laki laki bermanik hijau gelap, ketika mendengar bahwa seseorang yang sangat ia cintai, akan pergi jauh, sangat jauh dari hidupnya.

     Rasanya, sangat ingin ia berlari, dan memeluk anak laki laki bermanik biru langit di depannya itu. Tapi apa daya, ia bahkan tak sanggup menggerakkan kakinya.

     Anak laki laki bersurai hitam itu, merasakan sebuah tangan di pipi kirinya, dan mengusap air mata yang ada di pipinya.

"Ray, kamu jangan nangis! Kita pasti akan bertemu lagi, aku yakin! Aku akan sering sering mengirimi mu surat." Kata anak laki laki bermanik biru langit itu.

"Ta-tapi....ugh..." Perkataan Ray tercegat, ia tak sanggup berkata kata, hatinya terasa sangat berat.

     Anak laki laki bersurai putih platinum itu menarik Ray kedalam pelukannya, dan mengusap pelan kepala Ray. Ray membalas pelukan yang di berikan anak laki laki itu, dan menangis di bahunya.

"N-Norman...k-kumohon...ugh...ja-jangan pergi ngh..." Ray mempererat pelukannya pada Norman.

"Maafkan aku Ray, tapi aku harus." Norman perlahan melonggarkan pelukannya dari Ray, kemudian ia memberikan sebuah kecupan di bibir tipis Ray. Ia berjalan menuju pintu, dan membuka pintu itu. Sebelum keluar kamar, ia membalikkan badannya dan berkata.

"Aku mencintaimu, Ray!" Lalu ia keluar dari kamar. Meninggalkan Ray yang kesulitan menahan tangis di atas kasurnya.

"A-aku ngh...j-juga menci-cintaimu hiks, b-baka." Kata Ray yang terpatah patah karena menahan tangis.

     Norman yang mendengarnya dari balik pintu, hanya bisa tersenyum pilu, dan akhirnya pergi ke lantai bawah, untuk bertemu orang tua asuhnya yang baru. Di satu sisi ia merasa senang karena akan mempunyai sebuah keluarga. Di satu sisi lainnya, ia merasa sangat sedih, karna ia akan pindah ke Polandia, dan kemungkinan untuk bertemu Ray atau anak anak panti yang lainnya sangat kecil.

     Norman mulai berpamitan dengan anak anak yang lain, kemudian pergi bersama kedua orang tua asuhnya.

     Beberapa minggu berlalu, Ray hanya bisa duduk terdiam di perpustakaan, menunggu surat surat yang di janjikan Norman. Namun, ia sama sekali tak mendapat surat dari Norman satu pun. Semakin hari, ia semakin kehilangan nafsu makannya, tidurnya semakin tak teratur, ia juga sering menangis diam diam.

     Emma yang memperhatikan kondisi Ray yang tiap hari kian memburuk pun merasa cemas, ia dan anak panti yang lain, berusaha menghibur teman keras kepalanya itu. Namun semuanya terasa sia sia, Ray tetap pada pendiriannya yang keras kepala.

     Mereka semua sempat menyerah menghibur Ray, tapi mereka kembali mencoba, hingga akhirnya, Ray bisa mulai berangsur keluar dari keterpurukannya.

     Dua bulan berlalu, tapi tak ada satu pun surat dari Norman yang sampai ke tangan anak anak di panti asuhan Grace Field.

     Emma menghampiri Ray yang tengah membaca di bawah pohon kesukaannya. Kemudian, ia duduk di samping anak laki laki berambut hitam itu.

NorRay OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang