Hadiah Ulang Tahun (Ray's Birthday)

3.2K 315 163
                                    

Norman membuka jendela kamar Ray, dan membiarkan sinar matahari pagi menerobos masuk kamar anak laki laki berambut hitam itu. Ray langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang ia pakai.

"Ne...Ray, bangun! Sudah pagi." Norman berkata sembari menarik selimut Ray.

"Satu tahun lagi..." Ray membantah dan menarik kembali selimutnya.

"Satu tahun kelamaan Kitty~" Mendengar panggilan itu Ray langsung menyingkirkan selimutnya, kemudian duduk dari tidurnya.

"Na-nama panggilan a-apaan tu???" Wajah Ray memerah.

"Panggilan sayang dariku untuk mu Kitty~" Goda Norman.

Ray melempar sebuah bantal dan langsung mengenai wajah Norman. Norman langsung mengusap wajahnya yang terasa nyeri akibat bantal yang Ray lempar.

"Au- sakit." Gerutu Norman.

"Makanya, jangan main main." Ray mencibir.

"Aku ga main main. Dah dah, rapiin kasur mu, abis tu langsung turun kebawah, atau mau ku gendong???" Ray langsung berdiri setelah mendengar itu.

"Ga- ga usah!!" Ray mulai membersihkan kasurnya.

Norman turun lebih dulu, dan meninggalkan Ray yang masih merapikan kasurnya.

"Dia dah bangun?" Tanya seorang gadis berambut sewarna jahe.

"Udah kok." Mendengar hal itu gadis berambut sewarna jahe itu terkejut sekaligus kagum pada sosok pemuda di depannya.

"Gimana cara bangunin Ray secepat itu? Ajarin saya sepuh!" Norman hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah temannya itu.

"Bangunin sebisa mu aja lah." Norman tersenyum.

"Mana bisa, udah teriak pake toa loh- masih ga mau bangun dia." Gerutu gadis itu.

"Ya sabarlah Emma." Kata Norman sembari menepuk bahu Emma.

Tiba tiba, terdengar langkah kaki menuruni tangga, dua orang yang yang awalnya tengah berbincang itu mengalihkan perhatian mereka pada sosok yang menuruni tangga itu.

"Euhm...kok pada ngeliatin aku kek gitu?" Tanya pemilik manik hijau gelap itu.

"Ga papa, kamu cantik." Norman langsung mendapatkan sebuah tamparan di pipinya.

"Sembarangan!" Kata Ray sembari mencoba menutupi wajahnya yang bersemu.

"Au- kok di tampar?" Kata Norman yang sedang mengusap pipinya yang memerah akibat tamparan dari Ray

"Sekeren ini di katain cantik, mau ku hajar???" Ray melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Klo kamu hajar ntar ku cium loh." Kata Norman sembari memainkan rambut Ray. Wajah Ray memerah karna perkataan dan perbuatan Norman.

"Kelen klo mo belok jangan disini langsat! Jalan disini lurus, klo mau belok kelen ketabrak." Kata Don yang sedari tadi duduk pahit- manis di sofa.

"Dih iri, makanya cari pacar sono!" Kata Ray.

"Susah mak...susaaaah...." Ratapan Don, membuat seisi ruangan tertawa.

Norman merasakan tangannya di senggol seseorang, ia memutar kepalanya menghadap gadis di sampingnya. Emma berusaha mendekatkan bibirnya ke telinga Norman, melihat itu Norman sedikit memperpendek dirinya, sehingga Emma bisa berbisik di telinga Norman.

"Man, menurutmu Ray inget ini hari apa ga?" Bisik Emma.

"Keknya ngga deh."Jawab Norman.

Emma mengangguk, kemudian berjalan mendekati Ray, lalu memukul pundak anak itu.

"Auh- apaan sih??? Sakit tau!!!" Protes Ray sembari mengusap pundaknya.

"Mandi sono! Biar seger." Kata Emma.

"Iya iya..." Ray langsung memutar badannya, dan berjalan menuju kamarnya.

Ia keluar dari kamarnya dan langsung menuju kamar mandi, setelah selesai mandi, ia berjalan menuju ruang tengah di mana biasanya ia bersama teman-temannya berkumpul. Sesampainya di ruang tengah, ia terkejut melihat ruangan itu gelap, dan ia tidak melihat siapa siapa di sana.

Sejenak Ray berpikir, 'apakah mereka semua pergi?', Ray melangkahkan kakinya, mencoba meraba raba tembok untuk mencari saklar lampu. Setelah ia berhasil menemukannya, segera ia tekan saklar itu.

"OTANJUBI OMEDETOOO!!!" Teriak teman temannya.

Ray melebarkan matanya, terkejut dengan apa yang ada di depan matanya.

"Si-siapa yang ulang tahun?" Pertanyaan Ray di jawab teriakan teman temannya yang berkata. "YA KAU LAH!!!"

Ray mematung di tempat, ia benar benar lupa dengan ulang tahunnya sendiri. Melihat semua kejutan yang telah di rencanakan oleh teman temannya itu membuatnya terharu.

Setelah mereka semua selesai dengan kue ulang tahun, mereka masing masing memberi Ray sebuah hadiah. Sudah bisa di tebak, semua kado itu berisi buku. Namun, mata Ray tertuju pada Norman, ia belum mendapatkan hadiah apapun dari pemuda berambut putih itu.

"Uhm...hadiah ku untukmu istimewa, so...ikut aku!" Norman menarik tangan Ray, membawa anak laki laki berambut hitam itu ke tempat sepi.

"So, mana hadiahnya?" Ray mematung ketika bibir Norman bertemu dengan bibirnya.

"Ja-jadi-" Ray melebarkan matanya.

"Iya...itu hadiahnya," kata Norman sambil tersenyum, "bukan cuma itu saja." Mata Ray sedikit melebar.

"A-ada lagi?" Ray tersentak ketika Norman berlutut di hadapannya, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku, Norman membuka kotak itu dan memperlihatkan sebuah cincin berlian yang indah.

"Will you marry me, Ray?" Norman berkata sembari memamerkan senyuman hangatnya, yang membuat aura ketampanannya bertambah.

Ray mengangguk sebelum berkata "yes, i will!"

Norman tersenyum bahagia, kemudian berdiri dan mencium Ray sekali lagi tepat di bibirnya, kemudian memeluk tubuh anak laki laki berambut hitam di depannya itu.

"Terima kasih...ini...ini hadiah terindah yang pernah ku dapat." Ucap Ray dalam pelukan Norman.

"Sama sama." Norman menjawab sembari mengusap kepala Ray sayang.

//The End//

HBD my Baby Boy, Ray!!!

Fuwaaaah......

Hope you guys like this story.

NorRay OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang