Dean sedang menatap serius pada target di depannya. Matanya tak lepas dari sasaran tembak. Kedua tangannya juga terlihat sangat siap mengendalikan senapan.
Dor!
Sebanyak enam kali suara peluru yang terdengar dan semua peluru itu tepat sasaran.
Dean melepas kaca mata pelindung dan penutup telinganya.
"Kau memang ahli dalam menembak!" Seru suara wanita dari arah belakang.
Dean tak merespon yang ada tatapan marah dan aura tak bersahabat sangat terlihat jelas darinya.
"Dean!" Gadis itu kini mengikuti Dean yang beranjak dari sana.
"Apa kau akan terus begini kepada ku!!" Wanita itu menarik lengan Dean namun dengan cepat lelaki itu menepis tangan kecil tadi.
"Dean!" Gadis itu hanya bisa meneriaki Dean yang sudah pergi.
Dean terlihat kesal, terlihat dari caranya dia menutup pintu mobil.
Dean meringis kecil.
Baru saja—tidak—wanita itu terus mendekatinya. Ini semua salah dirinya yang beberapa bulan lalu mabuk berat dan tak sadar telah melakukan sesuatu dengan gadis tadi, Daya.
Dean memang gemar menghabiskan malam untuk mengusir penatnya di club. Namun, Dean tidak pernah mau menyentuh gadis manapun, baik yang terang-terang merayunya maupin tidak. Namun malam itu berbeda, pesta yang di datanginya berakhir kacau. Saat pagi hari tiba dia mendapati dirinya bersama Daya di kamar hotel. Sejak malam itu, Daya terus terusan mendekati Dean karena merasa Dean tertarik dengannya karena telah menghabiskan waktu malam itu.
Dean melihat ponselnya dan menerima pesan singkat dari sang ayah yang mengajaknya makan malam bersama dirumah tuan Nan. Ini kesempatan baik untuknya bertemu Messha.
Ntah mengapa setiap melihat wajah cemberut gadis itu membuat Dean senang. Sepertinya setiap dia bertemu gadis itu moodnya mendadak baik.
Dean sangat mengingat bagaimana wajah Messha saat dirinya melihat tatoo kupu-kupu pada pinggang Messha.
Dean berfikir jika Messha adalah gadis yang sangat berbeda dan jarang di temukannya. Namun, mendekati gadis itu cukuplah sulit. Gadis itu sangat sulit di sentuh. Dean mendapati Messha yang seakan menyimpan semua rahasia di balik mata cantiknya.
Tuan Nan dan tuan Han sibuk berbicara mengenai masalah bisnis. Sementara Dean hanya memperhatikan dan sesekali melirik kearah ruang sebelah.
Tak lama para pelayan berlari kecil menuju pintu untuk menyambut tamu yang ternyata adalah Messha. Gadis itu baru kembali setelah seharian berkeliling di luar. Dean mendapati gadis itu kucup terkejut saat mendapati tamu di ruang makan.
"Kau baru kembali?" Tanya tuan Nan kepada Messha yang kini berjalan mendekat.
"Selamat malam, tuan Han." Seru Messha dengan senyum tipis.
"Selamat malam." Sapa tuan Han.
Messha tak menyapa Dean, perempuan itu hanya menatap Dean sekilas dan berlalu pada kursi di depannya.
"Tak perlu, aku sudah makan!" Seru Messha kepada pelayan yang hendak melayaninya.
"Kau habis dari mana?" Tanya tuan Nan.
"Aku habis melihat-lihat hiburan lokal." Seru Messha terlihat senang.
"Kau nampak mulai nyaman." Seru tuan Nan.
"Tidak juga, aku akan lebih nyamam jika kita segera kembali." Seru Messha yang bangkit dari tempat duduknya.
"Aku permisi." Seru Messha berjalan menjauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love you
Teen FictionMessha merasakan jantungnya terus berdetak cepat saat berdekatan dengan Beam, kekasih Marina-kembaranya sendiri.