Dean, lelaki itu kini memijat keningnya lantaran sudah kehabisan cara untuk menyingkirkan perempuan tersebut dari dirinya. Ini sudah kesekian kalinya dia menerima kotak makan siang pemberian dari Daya. Perempuan itu benar-benar tak pernah berniat untuk menjauh dari Dean meski perempuan itu selalu mendapat perlakuan kasar dan penolakan.
"Ah— makan siang lagi? Kau sungguh beruntung!"
"Kau bisa mengambilnya, Nino! Aku tak makan!" Dean mendorong benda tersebut.
"Baiklah!" Lelaki yang bernama Nino itu sangat senang menerimanya. Sebenarnya hanya dia yang selama ini menyantap makanan yang dikirimkan oleh Daya.
"Sepertinya Perempuan itu sangat tergila-gila dengan mu! Tapi kau nampak tak menyukainya. Aku kasihan dengannya." Seru Nino seraya berjalan menuju sofa di ruangan.
"Diam lah!" Dean meraih ponselnya dan mengetikan sesuatu pada layar.
"Kau tak makan siang?" Tanya Nino yang sudah melahap makan siang tersebut yang ternyata adalah Sushi. Dean menyukai Sushi
"Aku akan pergi bersama, Messha." Dean bangkit dan meraih jasnya.
"Ah, makan siang bersama calon istri mu rupanya." Seru Nino.
"Aku akan pergi selama dua jam dan jika ada yang mencari ku, siapapun— katakan aku tidak dapat diganggu." Dean melangkah keluar dari ruangan meninggalkan Nino yang menyantap makanan dengan nikmat.
Dean dengan mudah mengenali Messha di antara banyaknya orang yang ada di restaurant Perancis tersebut. Dia dapat melihat seorang perempuan dengan rambut yang di ikat satu yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans yang tengah duduk menhadap kearah jendela.
"Terimakasih sudah menunggu." Dean duduk di depan Messha yang masih melihat menu.
Pelayan lainnya yang melihat lambaian Dean bergegas menghampiri dan memberikan buku menu pada lelaki tampan tersebut.
"Kau baru sampai?" Tanya Dean
"Sepuluh menit yang lalu." Sahut Messha yang masih menatap buku menu.
"Aku ingin Foie Gras dan segelas Citron Presse ." Messha memesan makanan yang terbuat dari hati angsa atau bebek dan segelas minuman berbahan lemon.
"Aku mau Confit de Canard dan aku pesan meniman yang sama." Sementara, Dean pun tertarik dengan makanan dari bebek juga. Lebih jelasnya, kaki bebek yang telah di proses cukup lama.
"Marina mengundang mu untuk makan malam hari minggu nanti, apakah kau bisa??" Tanya Messha yang menatap Dean lurus.
"Ntah lah, aku memiliki banyak pekerjaan akhir akhir ini. Apa ada sesuatu yang ingin dia katakan?" Dean meletakan kedua tangannya di atas meja dan bersandar pada bangku.
"Apakah aku terlihat mengetahuinya?" Messha lagi lagi menjadi sarkas kepada Dean dan ntah mengapa Dean mersakan sesuatu yang menggelitik. Khususnya saat melihat Messha yang menunjukan wajah kesalnya.
"Akan ku kabari lagi, hari Minggu kau akan berkuda bukan?"
Pelayan datang membawa pesanan Dean dan milik Messha.
"Ya." Sahut Messha lalu meminum minumannya terlebih dahulu.
"Aku ingin berbicara mengenai pertunangan kita." Seru Dean tiba-tiba.
Messha menatap Dean sebentar sebelum melanjutkan kegiatannya memotong hari angsa di hadapanya.
"Aku tak ingin kau berada di dekat lelaki lain terutama Beam. Apa kau masih memilki perasaan kepadanya??" Dean tak bodoh, dia tahu jika Messha memiliki perasaan pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love you
Teen FictionMessha merasakan jantungnya terus berdetak cepat saat berdekatan dengan Beam, kekasih Marina-kembaranya sendiri.