19. Makan

107 18 3
                                    

🐝🐝🐝

"Makan dimana ini Ji?" Tanya Eunwoo yang bingung menentukan kemana mereka akan makan siang.

"Ituuu disebelah SMA Amerta ada yang jualan mie sama bakso gitu. Enak! Mau coba kesana gak?" Jawab Jiho.

"Boleh boleh. Tunjukin arahnya ya Ji."

"Siap."

Tidak sulit untuk menemukan warung makan yang dimaksud Jiho. Warungnya terlihat sederhana, tetapi aroma makanannya sudah tercium sangat lezat dari tempat parkir motor.

Eunwoo bangga, kekasihnya walaupun keluarganya bergelimang harta tapi ia tak pernah memperlihatkannya bahkan ia sangat jarang melihat Jiho mengambur hamburkan uangnya (kecuali untuk melukis dan melegalkan penggunaan  ruangan dibelakang kantin)

"Mau apa nih nu?" Tanya Jiho. Jiho juga fokus melihat menu yang terpajang pada gerobak mie dan bakso dihadapannya. Eunwoopun ikut melihat menu yang ada.

"Rekom apa nih Ji?"

"Lo suka pedes gak?? Kalo suka ini sih mie ayam rica ricanya enak. Level 1 nggak terlalu pedes kok."

"Boleh deh itu aja sama bakso satu porsi." Ujar Eunwoo. Dari sini Jiho mengetahui fakta baru dari Eunwoo. Laki laki itu tidak terlalu suka pedas.

"Okee. Pak, mie ayam rica rica level 1 nya satu. Trus mie ayam rica rica level 2 nya satu ditambah toping usus. Sama bakso campurnya satu porsi aja pak." Pesan Jiho.

"Siap mbak, silahkan ditunggu saja."

"Terima kasih pak."

Kemudian Jiho dan Eunwoo pun duduk di salah satu meja yang ada disana. Mereka duduk berhadapan. Sejenak mereka sibuk dengan ponselnya masing masing, takut kalau ada pesan atau panggilan penting.

Pesanan mereka pun datang tepat pada saat mereka selesai memeriksa ponselnya masing masing. Mata Eunwoo berbinar, tidak menyangka porsi yang ia dapatkan disini begitu banyak.

"Kenapa nu?? Wajah lo aneeeh." Ledek Jiho.

"Keren lo Ji. Bisaan banget nemu tempat ini. Ini seporsi berapa?"

"Mie nya 7.000, baksonya 10.000."

"Noted, next time balik ke sini lagi." Jiho tertawa. Tidak menyangka Eunwoo cocok dengan salah satu tempat makan favoritnya. Bahkan Jaehyun saja susah kalau diajak kesini, Jiho lebih sering kesini sama kedua sahabatnya atau sama Ayah.

"Cobain duluuu."

"Iya iya."

Setelah memasukkan satu suap mie ayam rica rica kedalam mulutnya, Eunwoo membulatkan matanya. Ini sangat enak! Tidak salah ia memilih Jiho sebagai kekasihnya.

"Enak Ji! Sumpah enak."

"Pedes gak??"

"Aman kok, masih bisa gue handle."

Jiho tersenyum senang dan mulai memakan mie miliknya.

"Nu. Gue mau nanya dong."

"Apa?"

"Kok bisa lo suka sama gue? Padahal ada lebih baaaanyaaaaak cewek yang lebih pantes jadi pacar lo." Ujar Jiho tiba tiba. Eunwoo mengaduk mienya. Wajahnya terangkat, matanya bertemu dengan mata Jiho. Ia tersenyum.

"Karena lo Jung Jiho. Gak ada alasan lain selain itu. Semua hal tentang lo, bikin gue jatuh cinta sama lo." Jelas Eunwoo. Senyum Jiho mengembang.

"Thanks nu." Eunwoo meraih tangan Jiho.

"Gue yang harusnya berterima kasih ke lo Ji. Thank you for coming to my life."

Mereka tersenyum kepada satu sama lain. Hati mereka menghangat, hubungan mereka sesederhana ini. Beberapa detik kemudian mereka tertawa bersama karena merasa geli betapa cringe nya pembicaraan mereka sebelumnya. Walaupun mereka tahu, hati kekasihnya memang setulus itu.

"Nu, tetap disamping gue ya apapun keadaannya."

"Iya Ji. You know how much i love you right?"

"Hmmm. Love you too."

🐝🐝🐝

Neeeext~~~

✔ Beautiful Beautiful ; Eunwoo JihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang