TYPO
Setelah berpamitan dengan teman-temannya, Haera kembali lagi keruang rawat Jeff, saat akan membuka pintu gadis itu mendengar suara di ruang rawat kekasihnya yang terdengar ramai, Haera memutuskan mengurungkan niat nya dan duduk dikursi tunggu.
Gadis itu memainkan ponselnya sembari menunggu sampai pintu nya dibuka dari dalam. Haera pun berdiri.
Dari dalam keluar beberapa teman lelaki Jeff disusul Tya dibelakang.
Mereka menghiraukan Haera dan berjalan meninggalkan ruang rawat Jeff, terkecuali Tya.
"Mbak gak ikut pulang? Temen-temennya udah pada pergi tuh" ucap Haera saat Tya masih berdiri dihadapannya.
"Bisa bicara sebentar?" Tanya Tya, Haera tersenyum lalu menggeleng.
"Gak bisa mbak, kapan-kapan aja yah"
Haera berjalan meninggalkan Tya masuk kedalam kamar Jeff, meninggalkan wanita itu dengan ekspresi tidak habis pikir, bisa-bisa nya dia ditolak dengan anak kecil.
Wanita itu tersenyum kecil "Dia pikir dia siapa? Dasar anak kecil" gumamnya lalu pergi dari sana.
"Lama banget sih sayang"
Kalimat yang Haera dapat begitu Jeff melihatnya.
"Tadi aku udah dateng, tapi aku nunggu didepan, soalnya ada temen-temen mas"
"Masuk aja kali, mas pikir kamu pulang"
Haera menggeleng "Yah kan mas butuh ruang buat ngobrol sama temen-temen mas, apalagi sama mbak Tya"
"Ra.."
"Apa?"
"Tau ah, gausah mancing-mancing bisa gak?"
Haera mengernyit "Mancing-mancing gimana sih maksudnya? Kan yang aku bilang bener, kalo ada aku bisa-bisa kalian malah canggung, lagian keliatan banget kalo mantannya mas itu gak suka sama aku"
Jeff mendengus "Yah terus? Kan yang gak suka dia, bukan aku"
"Yah sama aja, kalo kamu masih suka sama dia. Pasti bakalan canggung banget" tembak Haera, bohong kalo dia gak tau Jeff pasti masih punya perasaan pada mantannya itu.
"Ra ngomong apasih?"
"Budek? Jujur aja kali, gak salah juga. Namanya mantan kan? Bisa aja masih ada rasa-rasa nya" Haera berbicara lalu membuang muka, dirinya tiba-tiba kesal mengingat fakta itu.
Seketika Jeff menyesal memberitahu Haera jika akan diungkit-ungkit seperti ini.
"Kamu ngaco tau gak?"
Haera mendengus "Mas tau gak apa yang paling menjijikkan dari tai? Ngembohingin diri sendiri"
"Mas sadar masih suka sama dia kan? Aku gak nuduh mas jadiin aku pelampiasan, karna disini aku yang punya perasaan lebih sama mas, gak masalah. Tapi kalo mas masih mau ini berlanjut dengan perasaan mas yang kayak gitu, mas sama kayak tai, bikin jijik"