4

11.2K 1.1K 193
                                    

"Pagi"

"Pagi Jeff, kamu gak ada jadwal?" Tanya ayahnya, mereka sedang ada di meja makan

Jeff menggeleng "Bunda mana?" Tanyanya

"Disebrang, katanya mau ngajakin Haera sarapan disini"

Jeff tertegun. Haera? Mendengar nama itu membuat Jeff sedikit kikuk terlebih dia mengingat kejadian tadi malam.

"Oh yah?" Tanya Jeff, ayahnya mengangguk.

Tak lama bundanya datang bersama Haera yang terlihat masih sedikit ngantuk walau Jeff yakin gadis itu sudah membasuh wajahnya dan mengganti pakaiannya.

"Ehh Jeff udah bangun?" Tanya bundanya, Jeff mengangguk.

Haera duduk dikursi sebelah Jeff, lelaki itu sedikit memandang kearah Haera.

"Haera makan yang banyak yah" ucap bundanya Jeff, Haera mengangguk.

Selama sarapan mereka diselimuti keheningan

Setelah melakukan sarapan Haera membantu bundanya Jeff membersihkan meja makan.

"Emm tante, mas Jeff gak kerja yah?" Tanya Haera

"Enggak deh kayanya Ra, kemarin juga gak jadi terbang pesawatnya delay, jadi Jeff langsung pulang"

Haera mengangguk, jadi kemarin dia menunggui Jeff pulang ternyata Jeff nya udah pulang, pantas saja tidak ada muncul.

"Ra anterin ini ke kamarnya Jeff yah" suruh bundanya Jeff sambil memberikan jus apel pada Haera

"Emang gakpapa tante?" Tanya Haera

"Gakpapa, kamu anterin yah, kamarnya diatas" pinta bundanya Jeff, Haera mengangguk lalu membawa gelas berisi jus itu menuju kamarnya Jeff.

Haera mengetuk pintu putih itu, tak lama dibukakan dengan menampilkan Jeff dengan wajah yang entahlah Haera sedikit merasa aneh dengan ekspresi Jeff saat ini.

"Mas ini tadi disuruh anter sama tan-"

Belum selesai Haera mengucapkan kaliamatnya Jeff menarik Haera masuk kedalam kamarnya, lalu mengunci pintu. Membuat Haera kaget.

"Mas, mas kenapa pintunya dikunci? Haera kan mau keluar lagi" ucapnya, Jeff berbalik lalu mengambil gelas ditangan Haera dan meletakkannya di atas nakas.

Jeff ingin membuka kaos putihnya membuat Haera kaget lalu menahan tangan Jeff

"Mas mau ngapain?!" Tanya Haera, Jeff menyingkirkan tangan Haera lalu membuka kaosnya sampai benar-benar lepas.

Haera menutup matanya membuat Jeff terkekeh.

"Kerokin saya dong, kayaknya saya masuk angin" pinta Jeff, berlahan Haera membuka matanya

"Ekhmm, ah ta-tapi saya gak bisa emm masksudnya saya gak tau caranya" ucap Haera gugup

"Kalo gitu pijitin yah, sekalian olesin minyak angin, saya gak bisa ngolesin sendiri"

Tentu saja hanya modus, Jeff tidak gampang masuk angin, Jeff hanya ingin berlama-lama bersama Haera. Jeff gila benar benar gila, Jeff menyukai Haera dalam artian sedikit mengarah ke hal lain.

Haera meneguk ludahnya kasar "O-oke, mana minyak anginnya?" Tanya Haera, Jeff segera mengambil minyak angin di laci lalu memberikan pada Haera. Kemudian mengajak gadis itu kearah kasur.

Haera jantungan, benar-benar sangat diluar ekspetasinya bisa berdekatan dengan Jeff, senang tentu saja tapi Haera merasa sedikit aneh.

Keduanya duduk diatas kasur dengan Jeff yang memunggungi Haera, gadis itu membuka minyak anginya lalu menumpahkannya pada telapak tangannya lalu mengoles kepunggung Jeff.

"Depan juga yah" ucap Jeff

"Tapi mas, kalo depankan bisa bikin sendiri" ucap Haera

"Sekalian sih, mumpung kamu udah pegang minyaknya"

Haera diam, kenapa Jeff sangat aneh? Pikirnya, kemarin-kemarin lelaki itu sangat  dingin.

"Kamu kelas berapa?" Tanya Jeff

"Kelas 12 mas" jawab Haera

"Lulus nanti mau kuliah dimana? Mau ambil apa?"

Haera mengedip-edipkan matanya, kenapa Jeff jadi banyak bicara seperti ini?

"Ahh itu Haera belum mikirin mas" jawabnya jujur, jangankan melanjut Haera saja malas sekolah.

"Pasrah banget sama masa depan" kekeh Jeff

"Bukan pasrah, saya gak suka belajar. Lagain saya mau cari suami kaya biar saya gak usah kerja jadi saya gak perlu kuliah" kesal Haera karn mendengar ucapan Jeff.

"Tapi bukannya setiap wanita itu punya impian yah, maksud saya emang kamu gak punya planing lain gitu selain nikah sama lelaki kaya? Rencana sebelum menikah?"

"Enggak, kalo bisa hari dimana saya lulus saya dilamar sama yang tajir, beres gak pusing mikirin kuliah"

"Kamu yakin? Umur kamu masih muda masa langsung nikah, apa banget. Emang kamu yakin mau gendong anak cepet-cepet?"

Haera terdiam "Ya-yah gak juga, saya gak mau punya anak cepet-cepet"

"Lah trus? Masa suamimu nanti dianggurin begitu aja" ucap Jeff, dan kembali membuat Haera terdiam, bahkan tangannya juga ikutan berhenti memijit bahu Jeff.

"Saya yakin kamu paham maksud saya" sambung Jeff, Haera berdehem.

"Ekhmm, kan ada banyak dijual pengaman mas, ke-kenapa harus pusing mikirin anak?"

Jeff terkekeh " Saya juga ada, kamu mau gak?"

.

"Haera"

Mamahnya Haera muncul begitu Jeno memanggil nama Haera didepan pintu

"Eh Jejen, Haera nya gak ada, kedepan tadi sama tantemu" ucap mamahnya Haera

"Kerumahnya mas Jeff tante?" Tanya Jeno, wanita itu mengangguk

"Ahh oke, kalo gitu Jeno pamit dulu tante"

"Eh gak mau nunggu aja? Atau susulin kesana?" Tanya mamahnya Haera, Jeno menggeleng

"Gausah nante saya buru-buru, bilang sama Haeranya aja nanti sore saya dateng lagi" tolak Jeno

"Oh oke, kamu hati-hati yah Jen"

Jeno mengangguk

.

"Haera udah pulang bun?" Tanya ayah Jeff

"Kayaknya belum, kalo dia pulangkan pasti permisi, tadi bunda suruh anterin Jeff jus ke kamarnya"

Keduanya saling berpandangan

"Bentar bunda cek dulu" ucap wanita itu lalu menyusul ke kamar Jeff

Baru saja wanita itu akan membuka pintu kamar Jeff, ternyata pintunya dikunci. Belum lagi musik yang mengalun keras dari dalam kamar.

Tok tok tok!

Wanita itu mengetuk pintu kamar Jeff

"Jeff..."

Tok tok tok!

"Gamungkin kedengeran, musiknya aja kenceng banget. Lagian tumbenan pasang musik kenceng-kenceng"

Wanita itu meninggalkan kamar Jeff, lalu keluar rumahnya, bundanya Jeff pergi ke rumah Haera

"Bu Jes?" Ucap mamahnya Haera begitu bundanya Jeff memasuki rumah putih itu dan mendapati mamahnya Haera yang sedang menata bingkai

"Haera udah pulang yah?" Tanya bundanya Jeff

"Ehh belum, bukannya dirumahnya bu Jes yah?"

"Lah?"

____
TBC
____

Mas JeffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang