benang merah

911 67 12
                                    

Sejak dulu, Nishinoya memiliki suatu kemampuan, ia mampu melihat benang merah, yang merupakan tali takdir. Ia juga tau, benang itu akan mengikat orang, dengan jodoh mereka selamanya, meski yang bersangkutan sudah memiliki kekasih, ataupun yang sudah berumah tangga. Contohnya adalah ibu dan ayah Nishinoya, meski mereka telah menikah dan melahirkan seorang putra, yaitu dirinya, tapi tali takdir tidak terhubung dijari kelingking keduanya. Nishinoya bersiap untuk yang terburuk, yaitu perceraian orang tuanya. Nishinoya memilih untuk ikut dengan ibunya, setelah perceraian orangtuanya disahkan oleh pengadilan.

Setiap pagi setelah membuka mata, Nishinoya akan memperhatikan benang merah yang melilit kelingkingnya. Ia terus mengatakan, jika takdir tengah bermain dengannya. Sebab, benang yang mengikatnya, memiliki banyak cabang. Hal itu membuat Nishinoya frustasi, ia beranjak dari kasur, untuk bersiap pergi ke sekolah barunya.

Karusano adalah sekolah yang Nishinoya pilih, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Terutama disana ada klub voli, meski mereka tidak seterkenal dulu, julukan gagak yang jatuh, juga melekat pada tim voli Karusano. Meski begitu, Nishinoya tetap memilih untuk bersekolah disana, karena dia menyukai gakuran hitam, yang Karusano kenakan, itu alasan utama dia masuk Karusano.

"Yu, sarapan sudah siap! Jangan sampai terlambat dihari pertamamu"

"Iya Bu, aku segera turun"

Nishinoya melihat sekali lagi, penampilannya dicermin. Setelah dikira siap dan sempurna, ia segera keluar dari kamarnya, menuju dapur untuk sarapan. Sampai di meja makan, ibunya langsung menyodorkan nasi goreng, yang sudah dibuat. Nishinoya memakannya dengan lahap, setelah selesai ia langsung berterima kasih pada ibunya, untuk makanan yang sang ibu buat, setelahnya ia pamit untuk segera naik ke bus, guna pergi ke sekolah.

Sampai di sekolah, matanya berbinar melihat sekolahnya. Memang tidak begitu besar, dibandingkan dengan sekolah lain, ataupun SMPnya dulu, tapi tetap saja luar biasa. Karena terlalu kagum dengan sekolahnya, ia tidak memperhatikan beberapa orang, yang benang merahnya terhubung dengan jari kelingkingnya.

Sambil berlari kecil, ia memasuki sekolah dengan penuh semangat, mengundang cekikikan siswa dan siswa, yang melihat tingkahnya yang lucu.

"Wow, anak itu enerjik dan penuh semangat ya Tendou"

"Kau benar Oikawa, dia juga manis"

Tendou menjilat bibirnya, ia dan Oikawa, dikenal suka memacari perempuan dan laki-laki uke, hampir semua siswa, serta siswi disekolah, sudah pernah mereka pacari. Banyak juga dari mereka, yang kehilangan keperawanan, atau keperjakaan karena mereka berdua.

Nishinoya memasuki kelasnya, ia duduk disembarang tempat, dikelasnya baru beberapa siswa yang duduk rapi ditempat yang telah mereka pilih. Manik Nishinoya menelusuri area kelas, matanya mendarat pada murid yang baru saja masuk dan duduk di kursi tepat disampingnya. Mata Nishinoya membola, bukan karena dia kagum akan tinggi badan siswa tersebut, atau parasnya yang sedikit tampan, ok, Nishinoya akui, laki-laki itu sangat tampan. Tapi bukan itu masalahnya, letak permasalahannya ada dijari kelingking pemuda tersebut, salah satu cabang benang merah dikelilingi Nishinoya terhubung dengan orang itu.

"Megane-kun salah satu jodohku! Keren sih, kalau punya pacar tinggi kayak tiang listrik, tapi kalau nanti kami kencan, orang-orang bakal ngira aku anak SD!" Nishinoya menarik-narik rambutnya.

"Dasar aneh"

Nishinoya menatap sengit pemuda tinggi tersebut, yang bersangkutan hanya acuh, seolah yang dia katakan tadi tidak menyakiti hati kecil Nishinoya. Nishinoya menarik kerah seragam si pirang, membuat megane itu terkejut, meski hanya sebentar. Wajah mereka begitu dekat, hidup mereka bahkan bersentuhan, tapi Nishinoya tak ambil pusing, ia mengeram kesal.

"Apa katamu tadi! Sebut aku aneh lagi, akan kuhajar kau"

Nishinoya melepaskan seragam remaja itu, lalu pergi keluar kelas, untuk berkeliling.  Tidak memperhatikan mata yang menatapnya intens, siswa yang membuat Nishinoya kesal tadi, menaikkan kacamatanya, semburan merah menghiasi kedua pipinya.

"Menarik"

Setelah mengatakan itu, siswa baru yang dikenal dengan nama Tsukishima itu, memasang headset untuk mendengarkan lagu, kebetulan sekali, lagu yang tengah terputar di smartphonenya, adalah lagu cinta, sesuai dengan hatinya yang kini tengah berbunga.

Nishinoya berjalan mengitari area sekolah, pada akhirnya, ia tersesat. Nishinoya sampai ditempat yang ia perkirakan, sebagai belakang sekolah. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat beberapa siswa yang tengah merokok. Nishinoya geram, dia selalu didik oleh ibu serta kakaknya, untuk menjadi murid yang baik, jangan pernah melanggar peraturan sekolah, apa lagi melakukan hal yang mungkin akan membuatnya dikeluarkan. Melihat siswa-siswa itu merokok, membuat Nishinoya marah.

"Ah, aku akan mempoto mereka, lalu menyerahkan barang bukti ini pada kepala sekolah"

Nishinoya mengklik tombol kamera, yang ada diponselnya, lalu memotret semua siswa itu. Tiba-tiba smartphonenya ditarik, membuat Nishinoya terkejut.

"Kembalikan!"

Teriakan Nishinoya, membuat semua siswa yang merokok menoleh padanya. Mereka semua berdiri dan menghampiri Nishinoya, yang berusaha menggapai ponselnya, dari tangan siswa yang merebut telponnya.

"Akiyama, siapa anak ini?"

"Tidak tau bos, tapi dia memotret bos dan yang lainnya, saat tengah merokok"

Yang dipanggil bos, mengambil ponselnya Nishinoya, dari tangan anak buahnya.

"Mau melapor heh"

Ucap si bos sinis, ia menatap Nishinoya dari atas hingga bawah, membuat Nishinoya tidak nyaman.

"Hyah!"

Nishinoya berteriak, saat pinggangnya ditarik.

"Ngomong-ngomong, kau manis juga, mau jadi pacarku?"

"Tidak sudi! Lepaskan aku!"

Nishinoya mengigit lengan pemuda tersebut, membuatnya terpaksa melepaskan Nishinoya. Noya yang sudah dilepas, langsung melarikan diri dari sana, melupakan ponselnya yang masih ada ditangan siswa itu.

Terushima, berandalan sekolah, yang tadi Nishinoya pergoki sedang merokok, tengah mengulir Poto dari galeri, yang ada diponsel Nishinoya.

"Ah, sepertinya aku jatuh cinta pada anak itu"

Nishinoya melihat benang merah dikelingkingnya, yang warnanya berubah menjadi merah terang, yang artinya, keempat jodohnya sudah jatuh hati padanya. Entah ia harus senang atau tidak, karena hal itu.

All x Nishinoya Uke [Yaoi 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang