aneh

773 63 11
                                    

Kuro adalah manusia paling terbrengsek, yang pernah Nishinoya kenal. Seharusnya dia tidak pernah jatuh pada Kuro, terlalu dalam. Sesak, dadanya sakit, seperti ditusuk ribuan jarum. Ia hanya bisa menangis, dibawah pohon mangga, yang menjadi saksi, atas berseminya cintanya pada Kuro, sekaligus sebagai pengingat, betapa hinanya seorang Tetsuro Kuro.

Disana juga, menjadi bukti betapa ia salah, karena mengagap Kuro adalah orang yang baik. Jalanan tempatnya berdiri, dipohon mangga sangat sepi. Air matanya tersamar karena hujan, petir menyambar tidak membuat dirinya tersentak, padahal dia membenci suara petir dan guntur, karena itu mengingatkannya pada peristiwa, diamana orang tua serta kakak dan adiknya, tewas kecelakaan.

Tubuhnya lemas, ia terduduk, meratapi nasibnya yang malang. Ia menyalahkan Kami-sama dan waktu. Andai waktu tidak mempertemukannya pada Kuro, mungkin ia tidak akan sehancur ini, dia pasti masih suci, ia tidak akan tau betapa sakitnya di gambang.

Dia mengumpat pada dirinya sendiri, yang termakan kata-kata manis Kuro, yang penuh racun. Tetsuro adalah seorang playboy, harusnya ia sadar, dirinya bukan salah satunya. Ia tau jika dia, hanya salah satu dari sekian orang, tapi cintanya pada Kuro, membuatnya tidak mempermasalahkan itu semua. Hingga, saat itu tiba, dimana Kuro memperkosanya bersama teman-temannya yang lain.

Dia menangis, meraung, mencakar dan menendang, tapi nihil, usahakan sia-sia. Setelah puas, mereka meninggalkannya begitu saja, dalam keadaaan yang mengenaskan, tubuh penuh memar dan darah, serta air mani kental, yang menutupi sosoknya, yang dulunya merupakan remaja polos.

Tidak tahan dengan rasa sakit, yang dunia berikan padanya, membuatnya menciptakan Zero. Sang alter ego, ahli  berbagai jenis senjata dan strategi. Seorang assassin yang tidak memiliki belas kasihan, hati dan perasaan. Nishinoya menciptakan Alpha, tim pembunuhan paling ditakuti. Mereka ahli senjata, bahan peledak serta racun, dan ... pengoda ulung.

Nishinoya meremat kertas, yang didapat salah satu anggota Alpha, Hinata Shoyou, yang ahli dalam mencari informasi dan peretas handal. Mulanya dia hanya penasaran, hingga meminta Shoyou, untuk mencari tau, tentang kecelakaan keluarganya. Namun, hal yang dia temukan sangatlah mengejutkan, keluarganya tidak tewas dalam kecelakaan, melainkan pembunuhan, yang disamarkan menjadi kecelakaan.

Yang lebih membuatnya marah! Ternyata, pembunuhnya adalah ayah dari pria yang paling dia benci, ayahnya Kuro. Tangannya mengepal, buku jarinya memutih, tetesan darah menetes ke lantai, karena dia terlalu kuat mengepalkan tangan.

"Shoyou, kau dan yang lain urus orang tua bedebah itu, aku akan tangani anaknya yang brengsek."

"Susuai perintahmu ketua"

Hinata pergi dari apartemen pemimpin Alpha, yang dia kagumi, dia akan melakukan apapun, agar ketuanya itu bahagia, tidak perduli berapa banyak darah, ataupun seberapa banyak kehidupan yang harus dia akhiri, dia akan tetap melakukan perintah Nishinoya, karena dia mencintai ketuanya.

Nishinoya memakai wig panjang, dia juga memakai lensa kontak berwarna biru pastel. Shoyou sudah mengatakan lokasi tempat pria brengsek itu tinggal, ia bisa langsung melancarkan aksinya. Dia tidak akan membunuh Kuro dengan cepat, pria itu wajib menderita sebelum menemui ajalnya.

Nishinoya sampai di apartemen Kuro, ia mengatakan pada penjaga disana, kalau dia ingin menemui Kuro karena ada urusan dengannya. Sang satpam mengijinkannya masuk, juga memberi tau nomor apartemen Kuro.

Ting tong

Nishinoya memencet bel apartemen Kuro, langkah kaki bisa ia dengar, dari balik pintu yang tertutup. Tak lama pintu apartemen terbuka, menampilkan Kuro yang penampilannya semakin dewasa. Bohong namanya, jika dia mengatakan tidak lagi mencintai Kuro.

"Uh, siapa?"

"Malaikat maut"

Nishinoya langsung membekap mulut Kuro, dengan sapu tangan putih, yang sudah diberi obat bius. Kuro memberontak sebentar, tapi segera terkulai lemas. Nishinoya menelpon Shoyou, meminta pria bersurai oranye itu, untuk membawa para gigolo, ketempat yang sudah dia rencanakan. Dia membawa Kuro, yang sudah digulung dengan karpet, tanpa hambatan sama sekali, penjaga apartemen bahkan tidak curiga.

Mata Kuro terbuka sepenuhnya, maniknya sama sekali tidak mengenali tempat, dimana ia berada, tangan dan kakinya terikat.

"Sudah bangun"

Kuro mengenali lelaki mungil dihadapannya, tinggi pria itu masih sama, seperti saat dia terakhir kali, bertemu dengan Nishinoya. Hatinya berdenyut nyeri, ia menyesali perbuatannya dahulu, dia sungguh menyesal dan jujur, ia masih mencintai Nishinoya.

"Yuu,"

"Shoyou, apa orang-orang yang aku minta sudah kau panggil"

Yuunya berbicara pada lelaki bersurai oranye, pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Nishinoya.

"Mereka akan segera datang ketua"

Kuro mendengar banyak derap kaki, lalu masuklah banyak pria bertubuh besar, dengan ekspresi yang sumringah. Salah satu dari mereka mendekati Kuro yang terikat, mengelus pipi Kuro sensual. Kuro menggeram jijik, mendapat tamparan sebagai balasannya, ia berteriak keras karena ditampar.

"Hohoho, siapa lelaki ini, dia sangat seksi?"

Nishinoya mencemooh, ia mendekati semua pria itu, mengatakan sesuatu pada mereka. Setelah dia pergi menuju pintu, bersama dengan lelaki bersurai jinga.

"Oh ya, setelah kalian puas mengagahinya, bunuh dia"

Kuro terkejut bukan main karena hal itu, dia tidak menyangka, Yuunya yang polos dan manis, akan mengatakan hal seperti itu.

"Yuu! Tidak! Kumohon jangan! Maafkan aku Yuu! Yuu!"

Teriakan Kuro mengema diruangan itu, jeritannya tidak pernah Nishinoya hiraukan. Sekarang, Kuro pasti akan tau, seperti apa rasanya diperkosa beramai-ramai.

Brak

"Apa-apaan itu! Siapa orang bodoh yang membuat cerita segila ini!"

Nishinoya melempar iPhone 12 pro miliknya Kedinding, dia menyesal karena sudah membaca fanfiction yang direkomendasikan Kyoko.

"Yuu, ada apa? Kenapa kau berteriak dan melempar iPhone mu seperti itu?"

"Kuro, tadi aku membaca fanfic yang direkondisi oleh Kyoko-chan, tapi ceritanya sangat gila dan seram, masa kamu jadi orang jahat dicerita itu"

Kuro mengangguk, saat mendengar penjelasan panjang kali lebar, dari suaminya itu. Ia menarik Nishinoya pinggang Nishinoya, membaringkan tubuhnya beserta Nishinoya di ranjang mereka.

"Sudahlah honey, itu hanya cerita, sebaiknya kita tidur"

"Aku tau, tapi aku kesal dengan ceritanya"

Nishinoya menghadap suaminya, membanamkan wajahnya didada bidang sang suami. Tidur dengan mimpi indah segera menghampirinya.

All x Nishinoya Uke [Yaoi 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang