anak tiri 17+

3.1K 115 0
                                    

Nishinoya menikah dengan seorang duda anak satu, Sawamura Daichi. Ia dan Daichi saling mencintai, tapi sepertinya putra Daichi tidak menerima Nishinoya, itu bisa dilihat, dari tatapan tajam dan wajah datar, yang Sugawara tunjukkan padanya.

Hari ini, Daichi pergi keluar kota untuk seminggu kedepan, artinya, Nishinoya hanya akan tinggal berdua saja, dengan anak Daichi. Sepertinya biasa, ketika bangun di pagi hari, Nishinoya memasak dan menyiapkan makanan diatas meja, dia pergi ke kamar Sugawa di lantai atas, Nishinoya sedikit gugup, ini pertama kalinya ia akan membangunkan sang putra. Sampai di depan kamar anaknya, ia ragu apakah akan mengetuk, atau membiarkan putranya bangun dengan sendirinya.

Tok tok

Nishinoya mengetuk kamar Suga, didalam terdapat suara seperti menyeret, sepertinya Sugawara baru saja bangun tidur. Pintu terbuka, memperlihatkan Sugawa, yang hanya memakai boxser, belum lagi, sepertinya anaknya, em, terangsang, karena selangkangan Sugawara mengembung.

"Suka dengan yang Mama lihat?"

"E-eh, ti-tidak"

Nishinoya mengalihkan tatapan, wajah merah padam, ketika tertangkap basah, sedang menatap penis putranya yang tertutup celana.

"Besar, itu bahkan lebih besar dari milik Daichi"

"Ma"

"Eh, Suga! Apa yang kau lakukan!?"

Nishinoya berteriak, ketika Sugawara menarik tangannya, menempelkan telapak tangannya ke penis keras Sugawara. Nishinoya menutup matanya, ia berusaha keras menarik tangannya, yang kini Sugawara gesek-gesekan ke penisnya. Nishinoya tergagap, tak mampu mengucapkan sepatah katapun, karena terlalu terkejut akan tindakan Sugawara.

"Aku ingin memasukkan penis ku ke hole Mama, boleh kan?"

"Tidak ... Ja-jangan bercanda ... lepaskan!"

"Mama memperbolehkannya atau tidak, aku akan tetap melakukannya"

"Henti nnghh mmp"

Sugawara mencium Nishinoya, lidah Suga menjelajahi mulut istri Papanya, yang sudah lama ingin ia rasakan. Sugawara menarik tubuh Nishinoya, agar badan mereka menempel, kedua tangannya meremas bokong Nishinoya, sesekali menamparnya karena gemas, belum lagi, suara Nishinoya, ketika pipi pantatnya dipukul terdengar sangat menggoda ditelinganya.

Nishinoya memukul-mukul pundak Sugawara, ketika merasakan jemari Suga masuk ke celananya, mencubit kecil bokongnya, membuat Nishinoya merintih nikmat.

"Nnghh!"

Nishinoya memekik dimulut Sugawara, yang masih menciumnya, ia berusaha menarik tangan Sugawara, yang kini jarinya, masuk ke dalam analnya dan meregangkan lubangnya.

"Lubang Mama masih ketat, pasti aku bakal puas nanti"

Nishinoya menggelengkan kepala berulang-ulang, berusaha menyadarkan sang putra, jika mereka adalah orang tua dan anak, yang tidak seharusnya melakukan hal ini. Sugawara yang tidak senang karena diingatkan, langsung menarik Nishinoya, melempar tubuh mungil itu ke kasur.

"Hiks hiks Suga hiks wara hentikan"

Nishinoya menangis tersedu-sedu, ketika analnya digempur habis-habisan, dengan penis besar, panjang dan berurat milik anak tirinya itu. Sudah tiga jam, Sugawara mengagahi suami dari Papanya, tapi ia masih belum puas juga. Digendongnya Mamanya yang tertidur karena kelelahan, membawa tubuh Nishinoya yang lemas, dengan penis yang masih bersarang dihole Nishinoya, Suga mengisi bathub, setelah terisi penuh, ia merendamkan diri, dengan Nishinoya yang masih tidur.

"Arkhh!"

Nishinoya tersentak, ia langsung terbangun dari tidurnya, ketika penis kecil dicengkeram kuat. Lagi-lagi dia menangis, memohon ampun pada Sugawara, tapi tidak didengarkan.

Plok plok plok

Suara kulit ke kulit, terdengar begitu jelas, air bathub tumpah membasahi lantai. Sugawara seakan tuli, akan jeritan Nishinoya yang memintanya berhenti. Awalnya Sugawara hanya ingin melakukannya sekali, karena penasaran, seperti apa rasanya anal Nishinoya, sehingga Papa menjerit-jerit ketika sedang melakukan sex dengan suami papanya itu. Tapi setelah Sugawara merasakannya, ia menjadi ketagihan dan tidak mau berhenti.

"Enakkan Ma, ha ha ha, aku akan membuatmu hamil anakku, Mama milikku"

Sugawara mengigit keras perpotongan leher Nishinoya, membuat jeritan dan isakan Nishinoya semakin keras.

"Ahh, aku keluar Ma"

"Tidak! Tidak! Tidak! Jangan lakukan! Kumohon! Aku tidak mau hamil! Tidak!"

Crottt crottt crottt

Terlambat, Sugawara sudah menyemburkan air maninya kedalam perut Nishinoya, meski laki-laki, Nishinoya dianugerahi rahim, artinya ia bisa hamil dan Sugawara tau itu.

"Jang baik-baik anak kita Ma"

Sugawara mencium bibir Nishinoya, yang kini hanya bisa menangis, sepertinya diperkosa dan dihamili oleh anak dari suaminya, membuat mamanya sangat shok.

"Ma, aku masih mau ngentot Mama lagi"

Nishinoya tidak menjawab. Sugawara membalik tubuh mamanya agar menghadap dirinya, karena sebelumnya ia memperkosa Mamanya, dengan posisi membelakanginya. Ia kembali menggempur keras anal Nishinoya, sepertinya Mamanya mulai keenakan, karena pinggul istri ayahnya itu juga mulai bergerak seirama genjotanya.

"Mama milikmu sayang aaahhhh aaahhhh, genjot mama lebih keras! Hyahh aanhh nnghhh"

Dengan senang hati Sugawara melakukannya.

All x Nishinoya Uke [Yaoi 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang