pelampiasan

904 69 0
                                    

Nishinoya hanya bisa tersenyum dengan tatapan sendu, ketika melihat senyum manis terpampang di wajah suaminya, Kuro Tetsuro terlihat sangat bahagia, senyuman Kuro juga sangat tulus, berbeda sekali saat Kuro tersenyum pada dirinya. Hatinya sangat sakit, dia mencintai Kuro, tapi Tetsuro mencintai Kenma, yang merupakan sahabat masa kecil sang suami, sejak awal, hati Kuro hanya milik Kenma, ia hanya dijadikan pelampiasan saja oleh Kuro, karena Kenma sudah menjadi milik Shoyou.

Senyum paksa Nishinoya tampilkan, saat Kenma menyapanya, ia dan Kuro tengah berbelanja di mall, siap yang menyangka, jika Kenma dan Shoyou juga berada disana. Tatapan mata Kuro tak pernah lepas dari Kenma, ada kerinduan dan cinta yang tidak pernah Kuro tunjukkan padanya. Kenma dan Shoyou berpamitan, karena sudah selesai berbelanja, meninggalkan Nishinoya dan Kuro dalam kecangugan.

"Tetsuro, ayo kita pulang"

Nishinoya menarik kecil jaket yang Kuro kenakan, ia menunduk, berusaha keras menahan air mata, yang akan tumpah kapan saja. Kuro berlalu meninggalkan Nishinoya tanpa mengatakan apa-apa, membuat hati Yuu semakin sakit dibuatnya. Didalam mobil, tidak ada yang memulai percakapan, Nishinoya terlalu malas untuk melakukannya, toh, Kuro tidak akan pernah menanggapinya. Sampai di rumah yang mereka tempati, Nishinoya langsung keluar dari mobil, memasuki rumah dengan tergesa-gesa, ia membanting pintu kamarnya, meski mereka adalah pasangan, ia dan Kuro berbagai kamar yang berbeda, untuk saja kamarnya kedap suara, jadi dia bisa menangis sesuka hatinya, sampai ia tertidur.

Ketika bangun dan berdiri dari kasur dengan tiba-tiba, kepalanya berdenyut nyeri, penglihatannya buram, tapi Nishinoya mengabaikan semua itu dan hanya menganggapnya sebagai sakit kepala biasa. Tapi rasa sakit itu terus bertambah kuat setiap harinya. Nishinoya pergi ke dokter untuk mengecek kondisinya, tapi apa yang dokter katakan membuat lemas seketika.

Ia, terkenal kanker otak? Ini pasti lelucon. Di dalam kegelapan kamarnya, dia hanya bisa menangis.

"Tidak! Jangan cengeng Yuu, semua yang hidup pasti akan mati, sekarang, kau hanya perlu membuat kenangan indah, bersama orang-orang yang kamu sayangi, sebelum hari kematian mu tiba"

Noya mencoba menyemangati dirinya, mengatakan jika semuanya baik-baik saja, saat ia meninggal, tidak akan ada yang perduli, bahkan Kuro sendiri pasti akan acuh.

Paginya, Nishinoya sangat bersemangat, ia bangun pagi-pagi sekali, membuat sarapan lezat untuk Kuro, membersihkan rumah dan sebagainya, sakit kepalanya semakin parah, ia meminum obat yang dokter berikan untuk sedikit memperpanjang masa hidupnya. Meski acuh, tapi Kuro memperhatikan banyak perubahan pada Nishinoya akhir-akhir ini, suaminya itu menghabiskan banyak waktu dengan teman-temannya, bahkan memaksanya untuk pergi kemanapun, yang Nishinoya inginkan, ia juga mengambil banyak gambar mereka berdua.

Setiap kali Kuro bertanya, untuk apa ia mengambil semua gambar itu, jawaban Nishinoya selalu sama,  untuk kenang-kenangan katanya. Ia tidak mengerti maksudnya, apanya yang untuk kenangan-kenangan, jika mereka bertemu setiap hari, karena mereka sepasang suami-suami. Kuro akhirnya paham masuk dari Nishinoya, saat ia melihat tubuh Yuunya yang lemas di ruang tamu. Kuro panik, ia berlari ke tubuh Noya, diguncangnya bahu suaminya, ia nempar pipi Nishinoya, tapi nihil, yang bersangkutan tidak bangun.

Kuro mengendong Yuu, mereka memasuki mobil, Kuro mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, menulikan telinga akan suara klason dan umpatan penguna lain, yang ada dalam pikirarannya saat ini, adalahenyelaman Yuu. dengan panik Kuro Noya membawanya ke rumah sakit, ia berteriak memanggil dokter, tapi, dokter berkata Noyanya tidak bisa diselamatkan, karena menderita kanker stadium empat, Kuro menangis dan menjerit sejadi-jadinya, Yuunya sudah pergi.

Sebulan setelah kematian Nishinoya, Kuro masih belum bisa merelakan kepergian Nishinoya, ia bergelut dalam kesedihan, Kuro depresi, ia menghabiskan harinya hanya dengan minum-minum, ia juga sering mengoceh sendiri dan memanggil nama Yuu, ia berprilaku seolah Nishinoya masih hidup.

Hari ia tidak sengaja menyenggol motor salah satu anggota gang dan menolak minta maaf, salah satu dari mereka menusuk Kuro, wajahnya pucat karena banyaknya darah yang keluar dari luka tusuk diperutnya, ia berada disebuah gang sempit, yang jarang dilalui orang, kecil kemungkinan dia akan hidup, sebelum kematian menghampiri, ia melihat sosok Nishinoya tersenyum dan mengulurkan tangan padanya, kali ini, mungkin saja, mereka akan bahagia di dunia sana.

All x Nishinoya Uke [Yaoi 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang