ᗷᗩᘜIᗩᑎ 6 || rєncαnα hαlílíntαr

572 63 13
                                    

Alangkah baiknya membaca deskripsi cerita dulu ok?

•~•

Halilintar memijat dahinya pelan. Setelah pulang dari kerja kelompok, dia pergi ke rumah Amato sebentar untuk mengambil berkas kantor. Dan saat dia menanyakan keberadaan Taufan, Amato mengatakan bahwa Taufan pergi entah kemana bersama temannya.

Waktu pulang, Halilintar melewati taman, dan siapa sangka Halilintar tertarik dengan orang-orang yang beramai-ramai. Ternyata setelah semua orang pergi, Halilintar melihat sileut tubuh Taufan.

Bukan, Halilintar bukan bermaksud untuk melarang Taufan bermain dengan siapapun. Tapi sekian dari banyak orang, kenapa harus Ice? Halilintar tau, Taufan mungkin hanya ingin Ice kembali menjadi saudara lagi.

Tapi, Halilintar benci Ice.

"Assalamualaikum, aku pulang."

Halilintar yang berada di ruang tamu, melihat Yaya yang baru datang. Memang bisa dikatakan cukup malam Yaya pulang, tetapi Halilintar tidak mempermasalahkan. Halilintar hanya mempermasalahkan pasal Taufan.

Yaya di sampai ruang tamu. Yaya refleks berhenti saat Halilintar menatapnya. Keringat dingin pun turun di dahi Yaya. Yaya takut jika Halilintar akan memarahinya.

"Yaya,"

"Hali manggil aku?" Menatap kanan kirinya sekedar memastikan.

"Iya, nama Yaya disini cuma satu." Yaya mengusap belakang kepalanya untuk menutupi rasa malunya.

"Ada apa?"

"Kau tadi pergi kemana?"

Yaya berpikir sejenak. Yaya ragu untuk memberitahu bahwa dia tadi pergi ke taman bersama Ice dan Taufan. Karena waktu Yaya membicarakan Ice, Halilintar marah. Jadi, dia tidak akan mengulanginya lagi.

"Pergi ke taman,"

Halilintar mendengus, dia butuh jawaban yang detail. Bukan hanya jawaban yang singkat.

"Ngapain?"

"Hanya menonton Ice bermain gitar," dengan ragu-ragu Yaya memberitahu.

Tapi melihat wajah Halilintar yang biasa saja, Yaya membuang sedikit rasa ragu dan takutnya. Sekarang, Yaya menjadi penasaran. Kenapa Halilintar tidak marah?

"Kau tidak marah?"

Halilintar menggeleng kecil.

"Huft, aku lega, aku takut jika kau marah." Yaya bersiap untuk berjalan lagi tetapi pertanyaan Halilintar membuatnya urung.

"Ada Taufan?"

"Eoh?" Beo Yaya.

"Taufan, ada Taufan tadi?" Mengulangi lagi agar Yaya paham.

"Ada, mengapa?"

Halilintar menggeleng, "Tidak ada, kau boleh pergi."

Kemudian Halilintar kembali fokus dengan pekerjaannya. Sedangkan Yaya, ia mencoba untuk memahami masalah antara Ice dan Halilintar. Ice yang nggak suka jika ia bahas Halilintar, begitu dengan Halilintar yang akan marah jika membahas Ice.

'Sebenarnya ada apa diantara mereka?'

•~•

Halilintar
Taufan, kau masih hidup?

Sedikit lama menunggu balasan dari Taufan. Tapi, Halilintar yakin Taufan akan membalasnya. Karena Taufan itu suka sekali tidur sampai jam 1 atau 2 pagi. Dan ini baru jam 11 malam.

ᵃᵏᵘ ᵃᵗᵃᵘ ᵈⁱᵃ? || Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ × Yᴀʏᴀ × IᴄᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang