Bagian 27

357 19 1
                                    

"Tau nggak, ibumu itu mengandung anak haram! Masa dia hamil tanpa seorang suami di sisinya?" mata Fang menjadi tajam, dia tidak suka dengan tetangga-tetangganya. Dengan rasa emosi dan benci, Fang menampar salah satu ibu-ibu yang berbicara tadi. Semua langsung berteriak panik.

"Punya mulut dijaga, udah bau tanah kok mulutnya masih nggak bisa dijaga!" semua mata ibu-ibu melotot ke arah Fang, dan Fang tidak gentar sedikitpun, emosinya malah semakin menjadi-jadi. "Heh, anak nggak tau sopan santun! Dengar ya, ibumu itu hamil tanpa SUAMI! Dan kamu tau itu artinya apa?! Ibumu itu jadi kupu-kupu malam, kamu tau itukan?!" Fang mengepalkan tangan, jujur ia muak dengan semua tetangganya.

Dua muka.

"Heh, ibu tua! Kalau mau ngomong, harus ada bukti! Buktinya mana kalau ibuku adalah kupu-kupu malam?!" semua orang langsung terdiam, Fang benar, mereka harus ada bukti untuk membicarakan sesuatu. Tanpa bukti, berita itu hanya hoax.

Tapi salah satu dari ibu-ibu itu masih tidak terima, "tapi benar kan, ayahmu pergi meninggalkan kalian." Dengan senyum sinis.

"Fuck." Fang mengangkat jari tengahnya.

"Dasar-" tangan ibu itu dipegang oleh ibu Fang, ibu Fang kemudian menghempasnya. "Maafkan anak saya, ibu-ibu. Anak saya mulutnya susah dikontrol." Fang menganga tidak percaya, bisa-bisanya ibunya meminta maaf kepada ibu-ibu 'yang tidak tau diri itu?'. Fang menggigit bibir bawahnya, semua menjadi runyam. Ibu-nya sekarang menatap tajam dirinya.

Segorombolan ibu-ibu itu langsung tertawa, "itu benar, anakmu sangatlah tidak sopan. Minimal ajarkan sopan santun." Ibu Fang bungkuk sembari mengucapkan beberapa kata maaf.

Dan dari situ, ibu Fang mulai hancur mentalnya.

•••

"Tuan Kaizo, lapor.." Kaizo mengangkat tangan kanannya.

"Bicaralah." Si tangan kanan Kaizo mengangguk. "Fang dikurung oleh Ying." Tangan Kaizo mengepal, dirinya seketika emosi mendengar adiknya dikurung oleh Ying. Kaizo beranjak, "beraninya dia mengurung Fang! Awas saja dia, akan aku beri pelajaran." Aura mencekam terasa dari Kaizo.

Si tangan kanan meneguk ludah, "saya siap menjalani perintah apapun yang diberikan tuan Kaizo." Kaizo menatap tajam si tangan kanan, "berikan dia pelajaran yang lebih dari itu."

•••

"Ice! Aku ingin makan ice cream.." Ice menoleh, dia menggeleng karena Ice khawatir, Yaya sudah memakan ice cream tiga kali dalam hari ini. Dia takut kenapa-napa dengan bayi dalam kandungan Yaya.

"Aaa.. pengen ice cream.." rengek Yaya.

Ice memegang bahu Yaya, "kamu udah makan tiga kali hari ini. Kamu mau bayimu kenapa-napa, hm?" Yaya menggeleng, lalu dia menghela nafas panjang padahal dia ingin sekali memakan ice cream yang berbentuk jagung. Tapi dia juga tidak ingin kenapa-napa dengan sang bayi, tapi.. entahlah, Yaya ingin sekali intinya.

"Tapi malam ini, suhunya agak panas." Mencoba sekali lagi, tidak masalah, kan?

Ice terkekeh, "aku tau niatmu, udah, ikuti perkataanku." Yaya menggeleng pelan, dia kan pengen yang dingin-dingin gitu. Yaya menggembungkan pipinya, "lagipula ini udah malam, nggak baik tau." Yaya menghela nafas, baiklah, dia akan mengalah.

Lalu Yaya menyenderkan kepalanya ke bahu Ice, "ngantuk.." Ice hanya bergumam. Karena Yaya tidak puas apa yang digumamkan Ice, Yaya berbicara lagi, "Ice! ngantuk!" Ice langsung menyingkirkan laptopnya. "Mau aku peluk?" Yaya mengangguk. Kemudian Yaya berbaring dan siap-siap untuk tidur. Ice menaikkan selimutnya hingga menutupi leher Yaya.

"Akhir-akhir ini Halilintar bersikap aneh." Ice menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"

"Dia sekarang merasa menyesal, atau.. aku saja yang merasa seperti itu?" Ice menggeleng pelan, "tidak tau, tapi yang pasti aku tidak ingin Halilintar seperti dulu."

ᵃᵏᵘ ᵃᵗᵃᵘ ᵈⁱᵃ? || Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ × Yᴀʏᴀ × IᴄᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang