Bentar banget, mau promosi.
Btw, jangan terlalu dihayati membaca prolog nya. Ntar jadi kebawa suasana, wkwk😂
•~•
"Ya, kamu pincang kenapa?"
Ice menyadari dari mereka berangkat bersama. Yaya tak biasanya jalan bertatih-tatih layaknya orang yang kakinya keseleo. Karena seingat Ice, Yaya waktu pulang dari rumahnya baik-baik saja.
"Aku--"
Ice membaca bukunya selagi menunggu jawaban Yaya.
"Aku terkilir kemarin waktu mau ambil buku," jawab Yaya sambil menggaruk tengkuknya.
"Oh sungguh?" Yaya mengangguk untuk meyakinkan Ice.
Tapi bukan Ice jika ia tak tau Yaya. Separuh hidup Yaya berada di dirinya. Yaya berbohong? Ice tau. Bahkan Ice tak segan-segan mengancam segala cara agar Yaya berkata jujur.
"Jangan sembunyikan apa-apa, Aya."
"Kalau aku berkata sejujurnya, kau akan percaya dan tidak melakukan apapun?"
"Tergantung bagaimana kau diperlakukan." Menutup buku bacaannya.
Yaya terlihat sekali ingin menjawabnya tapi dia selalu mengurungkan niat bicaranya. Di pikiran Yaya saat ini, dia ragu, dia tau bahwa Ice tak segan-segan melukai siapapun. Dan Yaya tak mau Ice melukai orang yang membuatnya pincang.
"Tapi janji padaku untuk tak melakukan apa-apa, ok?" Mengulurkan jari kelingking seperti orang yang melakukan janji.
Ice menatap jari Yaya dulu, "Nggak, aku nggak bisa janji padamu."
Yaya menurunkan jarinya, kecewa dengan jawaban Ice. Ice itu posesif, pikir Yaya. Yaya boleh-boleh saja Ice posesif padanya. Tapi, posesif harus lihat tempatnya, itu kemauan Yaya.
"Kenapa?" Tanya Yaya.
"Ya nggak ada, jadi sekarang aku bertanya lagi, kenapa kamu pincang?"
"Hali-- ah, tidak, bukan itu maksudku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵃᵏᵘ ᵃᵗᵃᵘ ᵈⁱᵃ? || Hᴀʟɪʟɪɴᴛᴀʀ × Yᴀʏᴀ × Iᴄᴇ
Lãng mạn[ Series HaliYa ] Dimana ada Ice, disitu ada Yaya. Tapi itu tidak berlangsung selamanya semenjak Yaya menikah dengan Halilintar. Karena masalah insiden 14 tahun yang lalu, Halilintar punya dendam pribadi pada Ice. Padahal itu hanya salah paham. Lan...