Safe house yang dimaksud Nawang adalah sebuah rumah tua di sudut kota. Letaknya cukup terpencil. Tersembunyi di antara rumah-rumah tingkat di sekelilingnya. Raynar memandang ke dalam isi rumah. Semua perabotan tampak klasik. Ia merasa seperti pindah ke masa lalu. Semua modelnya kuno tapi tidak kusam. Malah terkesan seperti retro.
Raynar melihat Nawang berada di ruang tengah membuka-buka laci. Seperti sedang mencari sesuatu.
"Ini, obati lukamu," Nawang menyerahkan kotak first aid pada Raynar.
Raynar mengobati luka di pundaknya. Tidak terlalu parah. Hanya luka gores tapi mengeluarkan darah cukup banyak.
Nawang kembali mencari sesuatu.
Tiba-tiba ia teringat pada paku yang menancap di kepala Nawang.
"Kamu sebenarnya siapa?"
Nawang menghentikan aktivitasnya memandang balik ke arah Raynar. Ia paham apa yang dimaksud Raynar. Ia berjalan mendekat sambil membawa sebuah buku kecil yang ditemukan dan duduk di depan Raynar.
"Namaku Nawang Lintang. Aku seorang b'dari," jawab Nawang.
Hening sesaat.
"B'dari? Maksudmu bidadari?" tanya Raynar.
Nawang menyadarkan tubuhnya.
"Kebanyakan di sini menyebutnya begitu. Ada juga yang bilang betari. Berbeda-beda setiap daerah. Orang Jepang menyebut tenshi," jelas Nawang.
Raynar bengong.
"Biar aku jelaskan semuanya. Dunia ini sebenarnya terdiri atas dua dimensi. Dimensi pertama adalah alam yang kamu tinggali. Dunia yang tampak mata oleh manusia. Selain duniamu, ada dimensi lain yang tidak terlihat mata, kalian menyebutnya alam seberang. Penghuninya kalian sebut makhluk astral," lanjut Nawang.
Raynar diam. Menyimak.
Mau tidak mau. Ia tidak bisa meragukan cerita itu. Bola api yang menyerangnya. Kejar-kejaran mobil dan motor dengan manuver yang nyaris tidak masuk akal. Raynar terpaksa percaya.
Nawang seperti membiarkan Raynar mencerna kata-katanya pelan-pelan.
"Di alam seberang ada satu bangsa yakni bangsa b'dari. Salah satu kerajaannya bernama Kahyang. Aku datang dari Kahyang. Aku seorang b'dari," ulang Nawang.
Raynar masih terdiam. Otaknya berputar. Ia pernah mendengar cerita dongeng dan legenda semacam ini. Hanya saja kali ini dia merasa aneh karena mendengar sendiri dari orang yang mengaku sebagai pelakunya.
"Apakah setiap bangsa b'dari memiliki paku di kepalanya?" tanya Raynar hati-hati.
"Maksudmu ini?" Nawang menyibakkan rambutnya. Ada sesuatu berkilau di puncak kepalanya.
Raynar tercekat.
Setelah dilihat-lihat, bagian berkilau itu bukan paku. Bukan logam. Tapi lebih seperti intan kecil yang berkilauan terkena cahaya.
"Apakah kamu kunti..."
"Kantiana," potong Nawang. "Kantiana adalah b'dari yang berubah wujud menjadi manusia. Ya, aku adalah kantiana."
***
Nawang selanjutnya bercerita, dunia ini selain terdiri dari dua dimensi yang terpisah, masing-masing penghuninya memiliki kemampuan yang berbeda. Manusia tidak dapat melihat keberadaan alam seberang. Tapi penghuni alam seberang bisa melihat alam manusia.
"Hanya manusia yang lahir dengan karakter tetentu saja yang dapat melihat kami," cerita Nawang.
Raynar diam. Ia pernah mendengar cerita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Ketujuh
ActionMengapa di jaman modern sekarang tidak ada lagi cerita tentang peri? Tidak ada bidadari menari di ujung pelangi. Juga tidak ada lagi bayangan monster yang datang di malam hari. Bagaimana jika ternyata pintu dimensi mereka saat ini sedang terkunci? S...