Di perkemahan di suatu tanah lapang daerah Pangrango.
Andre menggigil kedinginan. Suhu di lereng Gunung Pangrango begitu dingin pada malam hari. Ditambah dengan angin lembah yang berhembus kencang kadang mampu menembus sela-sela tenda menambah dingin suasana.
Andre berulang kali menggosokkan tangannya yang terasa beku. Ia melihat lelaki yang terus menerus mengawasinya tertidur di tempat tidur lipat. Mendengkur pulas. Andre berjalan ke luar tenda. Langit tidak berawan sehingga bulan terlihat jelas. Hampir purnama.
Di tanah lapang yang luas itu dibangun empat buah tenda berukuran besar. Tenda yang Andre tempati adalah tenda operasional dimana semua perlengkapan akomodasi disimpan di situ.
Lamat-lamat Andre mendengar suara orang tengah berdiskusi di salah satu tenda. Dengan perlahan Andre berjalan mendekati. Dari celah tenda ia melihat sejumlah orang sedang berkumpul menyimak penjelasan seseorang yang berada di tengah.
Andre mengenali wajah-wajah mereka dari foto daftar anggota Trah Sangka yang ada di laptopnya. Di sudut tenda sepuluhan lelaki bertubuh besar duduk berkumpul tersendiri.
Andre memperhatikan lelaki yang berdiri di tengah yang tampak sedang memberikan briefing. Dia adalah Lamtoro. Orang yang menjadi atasannya di kantor organisasi Trah Sangka. Lamtoro memiliki ciri khas yaitu mengenakan cincin bermata batu akik di seluruh jari-jarinya.
Trah Sangka merupakan organisasi eksklusif yang telah berusia tiga ratusan tahun dimana keanggotaannya hanya bisa diturunkan oleh keturunan sebelumnya. Tidak ada orang luar yang dapat bergabung. Organisasi ini memiliki aset dan pengaruh yang luar biasa dalam politik dan ekonomi negara sejak jaman kolonial. Mereka seperti pemerintah bayangan dalam pemerintahan.
Namun pengaruh organisasi Trah Sangka memudar setelah negara ini mengalami reformasi besar-besaran. Gerakan masyarakat berhasil menumbangkan rezim otoriter dan mengganti dengan rezim baru yang dipilih dari pemilihan umum yang demokratis.
Lamtoro tampak berbicara berapi-api.
"Saya baru mendapat kabar dari pimpinan, besok malam adalah waktunya," seru Lamtoro. "Kelompok kita akan bangkit lagi. Sudah saatnya kekuasaan kita rebut kembali dari pemimpin-pemimpin lemah. Lihat hasilnya, negara makin rusak, kehancuran makin tak terkendali.
Tidak hanya di sini, lihat para pemimpin-pemimpin seluruh dunia. Mereka tidak lebih hanya manusia lemah yang yang serakah. Saling berebut kekuasaan. Kerdil melawan kerdil.
Manusia tidak diciptakan untuk memimpin manusia lain. Yang terjadi hanya perebutan kekuasan yang mengorbankan rakyat kecil. Sudah saatnya umat manusia dipimpin kembali oleh dewa. Keteraturan hanya dapat terjadi jika dewa turun tangan. Seperti pada masa dulu saat umat manusia tunduk dibawah raja dewa.
Sekarang saatnya Dewa Ractasa yang datang menjadi raja!"
Semua peserta menggumam setuju sambil mengangguk.
"Kita berterima kasih pada pimpinan kita Andara yang pada akhirnya menghubungkan kita dengan Ractasa Raja Diraja semesta. Dewa perkasa!"
"Yah Ractasa! Ractasa! Ractasa!" seru lainnya.
"Besok malam kita mulai rencana kita. Pertama kita bangkitkan pocong-pocong untuk menulari desa-desa di kaki gunung. Tidak ada yang bisa mengendalikan mereka setelah tersebar. Wabah pocong akan meluas dengan cepat. Dari kota ke kota, pulau ke pulau. Nanti akan kita bangkitkan lagi wabah di tempat-tempat lain. Kita butuh apocalypse untuk menunjukkan kelemahan kekuasaan manusia. Selanjutnya kita buka pintu alam seberang untuk Ractasa datang berkuasa sebagai dewa perkasa!"
"Ractasa! Ractasa! Ractasa!"
Deru suara mereka memecah kesunyian hutan.
Tiba-tiba ada tangan besar memegang leher Andre dari belakang dengan keras.
Tubuhnya terangkat. Lelaki besar yang menjadi pengawasnya mencengkeram lehernya dari belakang.
Bruk!
Andre dilempar ke dalam tenda.
Semua orang yang ada di dalam mengerumuninya.
"Andre, Andre. Sudah saya bilang jangan cari tahu apa yang tidak saya kasih tahu," kata Lamtoro.
"Kita bunuh dia saja sekarang!" seru yang lain.
"Jangan. Kita minta pendapat pimpinan dulu. Ikat dia."
***
ANDRE
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Ketujuh
ActionMengapa di jaman modern sekarang tidak ada lagi cerita tentang peri? Tidak ada bidadari menari di ujung pelangi. Juga tidak ada lagi bayangan monster yang datang di malam hari. Bagaimana jika ternyata pintu dimensi mereka saat ini sedang terkunci? S...