Di ruang manajer kafe telah berkumpul Farrel, May dan Rio.
May menyenggol tangan Farrel dengan siku begitu melihat Raynar dan Nawang masuk ruangan.
"Kenapa?" tanya Raynar.
"Apanya kenapa?" May balik bertanya sambil menyenggol tangan Farrel sekali lagi. Farrel hanya tersenyum. Mereka sama-sama paham pemandangan ini sangat langka. Sudah lebih dari tiga tahun sahabatnya tidak pernah membicarakan wanita apalagi membawa seorang wanita ke dalam grup mereka.
Rio menghampiri Nawang.
"Kenalkan, aku Rio," ia mengulurkan tangan.
"Nawang."
"Farrel sudah menceritakan apa yang terjadi di sel. Tahanan Bagja mengancam umat manusia, jadi aku join."
"Is everything okay, Ray?" tanya Farrel. Ia memperhatikan Raynar lebih gelisah dari sebelumnya.
Raynar hanya mengangguk.
Begitu melihat teman-temannya, Raynar tiba-tiba merasa seperti terbangun dari tidur. Ia baru menyadari semakin banyak yang terseret dalam kasus ini akan semakin banyak yang dapat menjadi korban. Raynar tidak ingin itu terjadi.
"Kenapa elu jadi ragu gitu?" tanya May.
Raynar diam. Ia memandang sekeliling semua wajah sahabatnya tampak bersungguh-sungguh menantikan jawaban dari mulutnya.
"Ternyata persoalan kita lebih besar dari yang dikira," jawab Raynar akhirnya.
"Apa info yang elu dapat?" tanya Farrel.
"Ternyata berbahaya."
"Biar kita sama-sama yang putuskan bahaya atau enggak," Farrel tegas.
Raynar masih juga ragu. Ia bingung apakah harus melibatkan para sahabatnya atau tidak. Karena ia sadar perkara ini juga menyangkut keselamatan mereka.
"Iya Ray. Bagja mengancam umat manusia. Gue gak tahu ini benar atau gak, tapi sahabat kita Andre kejebak di sana," kata Rio.
Andre. Nama sahabat yang paling lemah di antara mereka menyentak kesadaran Raynar. Benar, Andre harus diselamatkan.
"Kata-kata Bagja itu benar. Gue dan Nawang sudah alami sendiri," putus Raynar akhirnya untuk menceritakan semua pada mereka. "Kita sudah tahu Trah Sangka. Kelompok pemuja makhluk astral. Mereka saat ini menguasai sebuah pusaka bernama Tongkat Perunggu."
"Tongkat perunggu?" tanya Farrel.
"Pusaka itu dapat digunakan untuk membuka portal antar dimensi sehingga para makhluk astral dapat masuk ke sini dari alam seberang."
"Portal? Makhluk astral? Apa mereka berbahaya?" tanya Rio.
"Bisa dibilang mereka punya dendam kepada kita umat manusia dan ingin balas dendam," jawab Raynar.
"Jadi mereka akan menyeberang ke sini dengan bantuan Trah Sangka yang membukakan portal dimensi dengan menggunakan Tongkat Perunggu?" simpul Farrel.
Raynar mengangguk.
"Bukan itu saja. Jika Tongkat Perunggu berhasil diaktifkan, mereka akan membangkitkan pajjang atau mayat hidup," tambah Raynar.
Rio langsung terbengong mendengar jawaban Nawang. May juga tercengang. Telepon genggam yang dipegang keduanya bersamaan jatuh ke lantai terlepas dari tangan.
"Wait, mayat hidup? Pocong? Beneran, Ray?" tanya Rio.
"Iya, gue dan Nawang kemarin sudah dikejar-kejar mereka," jawab Raynar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Ketujuh
AçãoMengapa di jaman modern sekarang tidak ada lagi cerita tentang peri? Tidak ada bidadari menari di ujung pelangi. Juga tidak ada lagi bayangan monster yang datang di malam hari. Bagaimana jika ternyata pintu dimensi mereka saat ini sedang terkunci? S...