01.33 - Truth Or Dare

399 60 21
                                    

"Mau pesen makan gak?" tanya Samuel sebelum menaiki tangga.

"Ya jelas maulah!" seru Kevin, Ziva, Lyodra, dan Fahmi bersamaan.

"Nat nih," ujar Samuel sambil melempar handphonenya ke arah adiknya itu yang untungnya mendarat dengan tepat di tangannya.

"Cek saldo dulu, kalau cukup pesenin makanan sesuai kemauan mereka. Gue ganti baju dulu!" seru Samuel sambil menaiki tangga.

"Kalau gak cukup?" tanya Nathan sambil berteriak.

"Cash kan ada Nat, di tas gue ada duit cari aja."

Samuel sudah menghilang dari pandangan teman-teman beserta adiknya. Ia sekarang duduk di ujung kasurnya sembari menatap cermin.

"Kalau gue sakit, apa penyakit gue parah? Apa gue masih akah hidup lama? Apa gue punya waktu buat nyatain perasaan gue ke Kak Ti? Kalau gue sakit, gue bakalan susah jagain Joa, Nathan, sama Ziva dong?" lirihnya dengan mata yang terus menatap ke arah cermin.

Samuel tersenyum miris, ia takut. Ia takut tak bisa bertahan. Jikalau ia nantinya memang harus cepat pergi, setidaknya ia pergi di saat sudah ada orang yang bisa menjadi pengganti dirinya.

"Apapun hasilnya besok, satu orang pun dari mereka gak boleh ada yang tau." Samuel menatap sepuluh orang di ruang tamu dari lantai tiga.

"Udah pesen?" tanya Samuel dari tangga. Ia sedikit menaikkan suaranya karena jarak dari tangga ke ruang tamu cukup jauh.

"Udah, tuh dipesenin makanan juga ko."

Samuel tersenyum dan mengangguk, "Biasa kan?"

"Yoi," ujar Biel.

"Tadi bayarnya tunai ya Sam." Yang punya duit hanya mengangguk.

"Lu megang tunai selalu sebanyak itu Sam?" tanya Keisya.

"Gak juga sih, tadi gue habis tarik tunai aja buat beli sesuatu,"jawab Samuel sambil memakan makanannya.

"Kakak-kakak semua, gue duluan ya." Niel pamit undur diri.

"Kemana lo?" tanya Samuel.

"Mau main ke rumahnya Anneth," jawab Niel.

Samuel mengangguk, "Oke sip. Hati-hati."

"Hati-hati Niel," ujar Tiara.

"Iya Kak, siap!" Niel berlalu pergi keluar dari rumah mewah milik keluarganya itu dan segera duduk di jok belakang mobil yang sudah supirnya panaskan sedari tadi.

"Ke rumahnya Anneth ya pak," ujar Niel.

Mobil tersebut dengan segera meninggalkan halaman rumah milik keluarga Pratama dan berjalan dengan kecepatan rata-rata menuju tujuannya.

•••

"Samuel, Truth or Dare?" tanya Mahalini.

Ya, kesepuluhnya memutuskan untuk memainkan permain truth or dare yang dikenal dengan singkatan tod ini. Sebelumnya hanya ada kesunyian, namun kini kediaman mewah milik keluarga Pratama itu penuh dengan suara dan tawa dari kesepuluhnya.

"Dare,"jawab Samuel dengan cepat. Tidak memilih truth karena pasti pertanyaan dari teman-temannya pasti hanya soal dirinya dengan Tiara.

"Posting foto Tiara, atau gak foto lu sama Tiara di sg."

Samuel yang diberi tantangan tampak tak berkomentar. Ia hanya mengotak atik ponsel keluaran terbarunya.

"Done."

"Gercep banget lo Sam," ujar Kevin tak percaya.

"Apa gak akan jadi trending topic sgnya nanti?" tanya Ziva.

Ya, pasalnya semua juga tahu. Samuel merupakan seorang influencer di sosial media.

"Kalau pun iya, mau gimana lagi?? Mau mereka berasumsi a atau b atau c soal sg gue, ya udah,"jawab Samuel.

Ziva hanya mengangguk-anggukan kepalanya setelah mendengar jawaban dari Samuel. Ya, sahabatnya ini memang cuek sekali soal komenan netizen.

"Oke lanjut," ucap Samuel. Ia memutar botol yang mereka gunakan sebagai alat.

Dan botol itu berhenti tepat ke arah....

Tiara

"Kak Ti, Truth or Dare?" tanya Samuel.

"Truth aja deh."

"Hal yang bikin lo minta waktu buat nerima Samuel apa?" tanya Nuca.

Baiklah, pertanyaan Nuca barusan sangat mewakili yang ingin insan lainnya tanyakan. Setelah ini ingatkan ke delapan lainnya untuk memuji dan berterimakasih kepada Nuca.

"Gue sama Sam beda," ujar Tiara.

"Berbeda dalam banyak hal. Umur, gue lebih tua satu tahun dari dia. Dia selebgram yang terkenal di sekolah maupun di luar, gue cuma waketos yang terkenal di dalam sekolah. Sama satu lagi..."

Tiara menghela napas, rasanya sesak di dada. Satu fakta yang ini benar-benar menyakitkan baginya.

"Sama satu lagi, Tuhan gue sama Tuhan Samuel beda," ujar Tiara dengan senyum penuh kesedihan.

Samuel tersenyum miris. Fakta yang baru saja Samuel dengarkan dari Tiara memamg benar adanya. Akan tetapi, entah mengapa rasanya ia tak bisa menerimanya.

"Lanjut yuk!" seru Fahmi. Membangub suasana hangat di antara mereka lagi setelah suasana yang terasa mencekam dan juga memancarkan kesedihan.

"Truth or dare Kak Biel?" tanya Tiara.

"Truth."

"Lo pernah cemburu gak sih kalau pas Ziva deket banget sama Samuel atau Kevin?" tanya Fahmi.

"Cemburu pernah, tapi gue gak mau mempermasalahkan aja. Pacaran sama Ziva harus terima bahwa Ziva gak akan bisa melanjutkan hidup tanpa dua manusia ini."

Siapapun ingatkan Ziva cara bernapas saat ini. Biel dengan kata-kata bijaknya selalu saja berhasil membuat Ziva lupa cara bernapas saking dibuat jatuh cinta lagi dan lagi.

Mereka terus melanjutkan permainan. Banyak rahasia yang seketika terungkap dan banyak penerima tantangan yang terpaksa ataupun memang niat melakukannya.

Mereka terus bermain hingga lupa waktu. Tak terasa hari semakin sore.

"Udah sore nih, girls kalian harus pulang. Gak enak sama mama papa kalian," ucap Samuel.

Ah, baiklah setelah ini akan banyak yang menyebutkan bahwa laki-laki yang satu ini memanglah idaman.

"Gue anterin Keisya sekalian ngambil baju gue dulu deh ya. Nanti gue balik ke sini lagi,"pamit Fahmi.

Melihat Fahmi yang sudah pamit duluan, Nuca juga melakukan hal yang sama. Bedanya, ia akan mengantar sang kekasih dan juga sahabat masa kecilnya ke runah mereka masing-masing.

"Kak Ti pulang mau aku anter?" tanya Samuel.

Tiara menggeleng, "Kak Al otw ngejemput, Sam."

"Gue ngambil barang yang kita perluin buat tar malem di rumah gue deh ya Sam."

"Ya, sekaliam nitip beliin yang biasanya Kev," ucapnya yang hanya dibalas acungan jempol oleh Kevin.

"Gue di sini dulu deh ya, rumah gue di sebelah ini."

Biel mengacak rambut Ziva gemas, "Mau lama disini juga gapapa."

"Ekhem," sindir.....

•••

AKHIRNYA UPDATE WKWK
HAY GAIS MISS U

JANGAN LUPA VOTMENT

STAY SAFE & HEALTHY Y'ALL

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang