01.20 - ada apa dengan Joa?

517 70 13
                                    

"Ti, penyesalan emang selalu dateng di akhir jadi udah ya Ti ga perlu menpermasalahkan kenapa lu ga inilah ga itulah. Sekarang lu makan dulu." ucap Ziva.

"Ini hubungan gue sama Abi, tapi Sam yang jadi korban" ucap Tiara lesu lagi dan lagi.

"Tenang aja Ti, Sam gapapa kok. Luka kayak gitu ud biasa buat Sam, dia pingsan karena emang dari kemaren malem dia ga makan" ucap Nuca menenangkan. Entah, sejak kapan dirinya sudah berdiri di sana.

"Kok? Sejak kapan lu di situ woy?"

"Sejak tadi Ziv, gue ke sini cuma mau ngambil HP terus denger kalian ngobrol hehe" jawab Nuca terkekeh pelan.

"Eh gue ke UKS lagi ya, kalian ga usah ke UKS kita ga tau mereka ada di mana" seru Nuca yang sudah jauh dari Ziva dan Tiara.

Tiara dan Ziva mengacuhkan seruan Nuca. Mereka memutuskan untuk fokus makan.

••••

Sementara di UKS, kondisinya hening. Fahmi dan Nuca sedang memainkan benda berbentuk pipih milik mereka. Sedangkan, entah Sam terlalu nyaman tidur sepertinya.

"Serius dah, kayaknya masalah ini harus kita bawa ke OSIS." usul Fahmi.

"Gak--us-sah" ucap seseorang lemah. Ya, siapalagi jika bukan Samuel.

"Woy, sadar juga lu akhirnya. Sam asli lu minta digetok ya, ud dibilangin ati-ati malah pergi gitu aja" ucap Fahmi panjang lebar.

"Terus lu tuh kenapa kemaren malem ga makan anjir, gue harus bilang apa ini ke tante mami" cerocos Fahmi.

"Asli, Fahmi udah kek emak-emak" ucap Nuca seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tapi bener sih, Sam lu tuh ya bangke banget" omel Nuca.

"Ini gue baru bangunloh" cibir Sam.

"Kenyataannya kan emang gitu, lu ngeselinnya uda tingkat akut" ucap Fahmi.

"Nih makan, lu sekali lagi gini gue buang ke Antartica anjir" ucap Nuca.

Samuel pun makan dengan tenang, sedangkan kedua sahabatnya duduk tenang seraya memainkan gadget mereka. Setelah Samuel rasa makanan sudah cukup mengisi perutnya ia memutuskan membuka gadgetnya, dan terlihat banyak missed call dari Niel.

"Halo Niel, Kenapa?" tanya Samuel di telpon.

"Ko, Jo-Joa ma-suk ru-mah sakit" ucap Niel.

"What?Dia kenapa? Dia baik-baik aja?" tanya Samuel seraya berteriak.

"Gue ga tau" ucap Niel lesu.

"Okay, Share location! Gue langsung ke sana" ucap Samuel yang segera mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Fahmi, Nuca gue mau ke rumah sakit Joa masuk RS bilangin Kevin sama Ziva gue wakilin mereka berdua, ga ada waktu" ucap Samuel yang terburu-buru menempelkan ID cardnya ke pintu UKS yang memang sudah sangat canggih itu.

Samuel berlari ke luar gerbang sekolah, ia tak peduli dengan teriakan-teriakan anak OSIS yang memarahinya. Ia hanya peduli dengan kondisi Joa.

"Wait, gue kan ga bawa motor. Oh iya, mobil Biel" ucap Samuel mencari kunci mobil Biel yang tadi ia pegang. Setelah menemukannya, ia segera membuka pintu mobil dan menjalankannya dengan kecepatan cukup di atas rata-rata.

•••

"Disini ada keluarga dari Joa?" tanya dokter.

"Saya kakaknya dok" ucap Samuel yang baru saja datang.

"Bisa bicara di ruangan saya?"

"Baik dok" ucap Samuel.

Anneth, Niel, dan yang lainnya hanya menatap punggung Samuel dan dokter yang diketahui bernama Rizky itu dengan perasaan ingin tanu . Namun bisa Niel dan yang lain simpulkan , Joa memiliki penyakit yang cukup serius bukan hanya kelelahan atau penyakit-penyakit ringan lainnya.

•••

"Joa kenapa ya dok?" tanya Samuel.

"Joa terkena penyakit vertigo dan ini buka hanya vertigo biasa. Saya rasa Joa sudah lama merasakan pusing dan gemetaran secara sekaligus dan pasti ia pikir itu hanya penyakit biasa." jelas Rizky, sang dokter.

"Akan tetapi, bisa saja Joa terkena penyakit lainnya. Oleh karena itu, saya ingin meminta persetujuan anda untuk melakukan pengecekan lebih lanjut." sambung dokter memberikan beberapa lembar kertas persetujuan pengecekan lebih lanjut.

"Saya akan menyetujuinya, dok tolong cek Joa dengan baik dan jika memang penyakitnya serius tolong bantu Joa" ucap Samuel menandatangani persetujuan tersebut.

"Terimakasih dok, kalau gitu saya permisi" ucap Samuel meninggalkan ruangan dokter Rizky.

"Joa kenapa ko?" tanya Niel.

"Vertigo" jawab Samuel lesu. Pasalnya, ia tak ingin kehilangan sahabatnya ini untuk kedua kalinya.

"Bang, she will be alright." ucap Anmeth berusaha menenangkan Samuel.

"Kalian balik ke sekolah aja, biar gue yang disini jagain Joa" ucap Samuel.

Anneth dan kawan-kawan mengangguk pelan dan mengucapkan salam perpisahan dengan Samuel.

Samuel mengacak rambutnya frustasi, mengapa Joa tak pernah jujur dengan apa yang dirasakannya selama ini?

•••

Hey gais, sorry ud lama ga update :)

Kira-kira, ada apa dengan Joa? Apakah dia akan baik-baik saja?

Don't forget to follow + votment

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang