01.10 - Seharian Bersama Joa? Bertemu dengan Tiara?

625 63 10
                                    

hari pertama aja 8-9 part sendiri wkwk

----------

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam,mereka memutuskan untuk ke kamar masing-masing dan segera tidur.

----------

Pagi yang cerah, Samuel nampak sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tak lupa ia menggunakan hoodie hitam bertuliskan namanya dan sekutip quotes karyanya. 'Samuel Cipta, Tanpa sebuah perjuangan semua hanyalah kesia-siaan'

"Selamat Pagi Mi. Morning Jo" sapa Samuel.

Niel mencibir pelan, "Gue tembus pandang emang"

"Eh ada lu, morning bro"

Niel memutar bola matanya malas, melihat respon dari adiknya Sam malah tertawa. Setidaknya Sam berhasil membuat Niel kesal.

"Dendam ya lu Sam sama gue?" tanya Niel. Sam hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Udah makan aja dulu, ga usah ribut dulu. Selesai makan, Sam anterin Joa ke apartemennya terus anterin dia ke sekolah Niel buat daftar sekolah. Kamu uda Mami izinin buat ga masuk sekolah" ucap Mami Sam. Sebenarnya, Sam ingin sekali masuk ke sekolah hari ini. Namun ini sudah permintaan ibu Negara jadi mau tak mau ia harus menurutinya.

Ya, sebenarnya Sam juga senang karena bisa seharian bersama Joa, sahabat masa kecilnya.

"Siap Ibu Negara" ucap Sam sambil menaikkan tangannya dan berhormat ke arah Maminya.

"Apaan sih kamu Sam, udah ayo makan dulu" ucap Maminya yang terkekeh karena perilaku Sam barusan.

"Mi, Niel ga diijinin juga gitu?"

"Gak, kamu tuh ud mau SMA harus rajin sekolahnya." Niel mendecak sebal. "Udah makan aja, nanti Niel telat"lanjut Maminya.

Mereka pun makan pagi dengan tenang, sangat menikmati masakan Mami SamNiel yang sungguh lezat.

"Astaga ini enak banget" ucap Joa yang sepertinya sudah selesai dengan makanannya.

Mami tersenyum, "Biasa aja kali Jo"

"Tapi serius sih Mi, ini enak parah" puji Joa. Ia benar benar merindukan masakan ini.

Semua nampak sudah selesai melakukan ritual makan pagi. Samuel beranjak berdiri dan berniat mengumpulkan piring-piring kotor.

"Joa aja yang cuci piring kak" ucap Joa.

"Gak usah Jo, biar Kaka aja" elak Sam. Akan tetapi, Joa seperti tak enak. Ia numpanh tinggal di rumah Sam, masa ia tak melakukan apa-apa, gbegitu pikirnya.

"Udah gapapa, plis Joa aja ya" ucap Joa memelas. Sam pasrah, ia tak bisa menolak kata-kata dan tatapan memelas dari Joa. Jadi ya, Sam memperbolehkan saja.

"Kalau begitu, Niel berangkat dulu ya." pamit Niel.

"Bye Mi" pamit Niel lagi seraya salim ke Maminya. "Bye Jo, Bye Bang" sambung Niel. Ia pun segera mendatangi supir pribadinya yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Ati-Ati ya Pak bawa mobilnya" ucap Mami memperingati Supir pribadi yang ia pekerjakan untuk mengantar jemput anak bungsunya.

"Baik nyonya, kalau begitu saya berangkat dulu ya. Ayo tuan muda"

Sam dan Nathan terlahir di keluarga yang bisa terbilang kaya raya. Jadi jangan heran jika mereka memiliki supir pribadi.

"Jo, udah ga usah dilanjut piringnya biar Mami aja atau Bibi nanti yang lanjut. Mending kamu berangkat aja sama Sam"

"Yaudah Mi, kalau gitu jo mau ambil HP sama tas dulu di kamar ya" ucap Jo. Mami hanya mengangguk dan Joa segera berjalan menaiki tangga ke lantai 2, dimana kamarnya berada.

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang