Pertandingan sudah selesai, yang tentu dimenangkan oleh IHS. Artinya, lusa team Basket IHS akan bertanding dengan sekolah lain.
Samuel sudah izin untuk pulang duluan. Hari ini, ia dijemput supir karena sedari pagi kepalanya terasa pusing. Untung saja tidak terjadi apa-apa di pertandingan tadi.
Bukan karena itu saja, pagi tadi ia sekalian berangkat bersama dengan Niel dan Joa. Sekali-sekali katanya.
"Gimana kak tandingnya?" tanya Joa.
"Menang dong," jawab Samuel sambil mengacak-ngacak rambut Joa gemas.
Tapi beberapa detik kemudian, Samuel merintih pelan, kepalanya sakit lagi. Ia berusaha menahan sakit dan suaranya sehingga suara Samuel hanya terdengar seperti lirihan.
"Ko, lu kenapa?"
"Gapapa, cuma rada pusing," jawab Samuel enteng. Padahal rasa sesakit ini sudah lama tak ia rasa.
"Oh iya, hari ini jadwal konsultasi dokter gak sih Jo?" tanya Samuel mengalihkan pembicaraan.
"Iya, dan kemungkinan ini konsultasi dan perawatan terakhir. Udah gak pernah pusing lagi soalnya," jawab Joa. Samuel tersenyum, ia senang rasa pusing yang selama ini Joa rasakan akan menghilang.
"Niel, tar lu anter Jo, jangan gak mau!" seru Samuel.
"Lah gue mah pasti mau, lu kan yang suka gak ngebolehin," cibir Niel.
Samuel menatap tajam Niel.
"Iya tar gue yang anter," ucap Niel final.
•••
Sebenarnya Samuel tak ada urusan khusus, hanya saja tubuhnya lelah. Beberapa kali juga kepalanya terasa sakit.
Saat ini pun ia berada di depan rumah Biel untuk mengerjakan soal Matematika serta menenangkan pikirannya.
Tok Tok Tok
"Permisi," ucap Samuel.
"Masuk aja Sam," teriak Biel.
Samuel membuka pintu rumah Biel yang ternyata tidak dikunci. Benar saja ada Ziva.
"Eh ada Samuel juga, tumben bertiga doang biasanya rumah tante rame," ucap Mariska, mama Biel.
"Nuca lagi sibuk sama pacarnya palingan Ma," jawab Ziva.
"Kalau Fahmi palingan lagi jalan sama doinya," sambung Biel.
"Kevin kayaknya lagi galau," sambung Samuel.
"Oke lengkap ya jawabnya satu-satu." Mariska terkekeh.
"Yaudah mama tinggal ke kamar dulu ya. Kalau mau makan ambil aja di dapur," pamit Mariska.
"Iya ma," ucap ketiganya bersamaan. Mariska sudah seperti mama juga oleh Samuel dan yang lainnya.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Ziva.
Samuel hanya menunjukkan buku berisi soal Matematikanya. Baiklah Ziva paham hampir 10 tahun bersahabat dengan Samuel dan 1 tahun menjalin hubungan dengan Biel memang seringkali membuatnya kesal dan pusing. Akan tetapi, keduanya adalah lelaki yang akan selalu berada di sampingnya.
"Biel, pinjem ps ya."
"Pake aja sepuasnya, daripada kamu gabut. Maaf ya, baru inget ada tugas," ucap Biel.
"Gapapa, sekolah nomor satu kan." Ziva tersenyum.
Jujur ia tak merasa keberatan dengan kesibukan yang dilakukan oleh Biel. Club Math and Science , Jurnalistik, kerjaannya di sosial media merupakan kesibukan yang mungkin akan membuat waktunya dengan Biel berkurang. Namun baginya, selagi kesibukan kekasihnya masih dalam hal positif dan juga sesuai pasionnya, Ziva tak apa.
•••
"Akhirnya selesai," ucap Samuel. Ia pun segera menyalakan benda pipih miliknua yang sedari tadi ia matilan.
"Oh iya, Sam lu sekalian mau ambil buku gue kan? Ambil aja di kamar gue, di atas meja belajar gue."
"Oke." Samuel pun berjalan ke arah tangga.
Entah mengapa, tiba-tiba pandangannya menjadi buram. Kakinya tak sengaja menabrak tangga pertama.
Brak
Handphone milik Samuel terjatuh, hampir saja tubuhnya juga ikutan. Namun dengan segera Samuel bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
"Sam? Lu kenapa?" tanya Ziva.
"Gue ceroboh, hp gue jatoh deh," jawab Samuel enteng.
"Gak biasanya tuh anak ceroboh," ujar Biel.
Ziva teringat kejadian sebulan yang lalu. dimana Samuel mengaku hanya sakit kepala biasa. Apakah ada hubungannya? Ah tapi yasudahlah, mungkin saja Samuel sedang tidak fokus.
•••
Sementara Samuel sedang berbincang dengan kedua sahanatnya, beda halnya dengan Tiara. Ia sedang merenung di balkon rumahnya saat ini. Masih kepikiran atas kejadian tadi pagi.
"Maaf,Sam," lirih Tiara.
"Kenapa sesusah ini buat mengikhlaskan kandasnya hubungan gue sama Abi?" tanya Tiara pada dirinya sendiri.
"Chill girl, perlahan serpihan kaca yang tersisa di hati kamu pasti hilang. Yang hilang akan tergantikan dengan yang lebih baik," ucap Al.
"Well, percaya aja semuanya akan indah pada waktunya. Gak usah buru-buru, cuma waktu yang bisa membuat semuanya nyata," lanjut Al.
"Kak Al tumben banget bijak," cibir Tiara.
"Males banget deh... Bijak salah, galak salah, baik salah." Al memutar bola matanya malas.
"Iya dah, terserah. Btw, Tiara ijin keluar ya. Mau ke rumah pacarnya Ziva," ucap Tiara.
"Mau dianter?" tanya Al.
"Gak usah kak, Titi bareng supir aja."
"Yaudah gih sana, hati-hati ya. Kakak mau balik ke kamar dulu," ucap Al.
•••
"Permisi!!" seru Tiara.
"Masuk aja, gak dikunci!" seru Ziva balik.
"Hai, Tiara datang mana makanannya?"
"Duduk dulu napa, baru dateng udah minta makan aja," ucap Ziva.
"Kalian berisik deh," cibir Biel. Sedangkan Samuel masih fokus dengan buku di tangannya, bahkan kemungkinan besar tidak sadar akan kedatangan Tiara.
"Fokus amat pak." ucap Tiara tepat di sebelah telinga Samuel.
Samuel terpelonjak kaget, "Jantung gue rasanya mau pindah tempat."
Tiara tertawa pelan.
"Ada-ada aja deh," cibir Tiara.
"Beneran kaget tau kak," cibir Samuel balik. Ia menatap lekat Tiara yang juga menatapnya.
"Hey!" seru suara toa dari depan pintu rumah Biel.
"Kev, ada yang lagi bucin ini. Jangan diganggu," cibir Ziva.
"Ya maaf ga tau."
"Sam,"panggil Tiara yang lebih tepatnya sebuah bisikan.
"Kasih aku waktu ya, perlahan tapi pasti." Samuel menegang, lantas tersenyum.
"Perlahan tapi pasti," ucap Samuel mengulangi kata-kata Tiara dan mengangkat jari kelingkingnya.
"Perlahan tapi pasti."Tiara menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Samuel dan tersenyum tipis.
Setelah itu mereka kembali berbaur dengan candaan Ziva maupun Kevin. Kejadian tadi pagi hanya seperti angin lalu bagi keduanya. Fokus mereka adalah membangun rasa satu sama lain demi kebahagiaan yang utuh. Jadi akankah keduanya bersatu? atau hanya janji yang tak pernah bisa ditepati oleh keduanya?
•••
ARGHH AKHIRNYA AKU KEMBALI, JANGAN LUPA VOTMENT!!
LUV U GES!!
JAGA KESEHATAN SEMUANYA
STAY SAFEwith love ♡
@4runee
KAMU SEDANG MEMBACA
Difference
Novela JuvenilKisah Samuel yang jatuh cinta pada pandangan pertama, menjadi secret admirer secara diam-diam di tengah kedekatannya. Sampai mengalami tahap-tahap berikutnya dalam cinta. Termasuk menghadapi perbedaan yang terlihat jelas di antata mereka.