Sedangkan di sisi lain, Tiara sudah kembali ke rumahnya. Ia sedang duduk di roooftop rumahnya seraya meminum segelas Es Cokelat.
"Adek kelas itu menarik"
"Sadar Ti sadar, ud punya Abi Ti inget" ucapnya pda dirinya sendiri, pdahal pada kenyataan Abi seakan tak ingat sudah memiliki Tiara dalam hidupnya.
"Eh tapi kok Abi ga chat atau call ya jam segini? Biasanya kan selalu jam segini"
"Kok ngomong sendiri terus?" tanya seseorang yang sekarang sudah duduk di sebelah Tiara.
"Eh Kak Al, gapapa kok ka lagi mikirin Abi"
Laki-laki, yang diketahui bernama Al itu mendesah pelan. Ia tau betul sikap asli dari Abi kekasih dari adiknya yang satu ini.
"Dek, kalau suatu saat ada bukti kalau Abi cowo ga baik, tolong tinggalin dia ya" ucap Al yang sungguh khawatir dengan perasaan Tiara.
Tiara diam tak menjawab. Abi adalah pacar pertama Tiara dan Al tidak mau perasaan adiknya tersayat hanya karena lelaki buaya seperti Abi.
"Yaudah, ayo turun mau hujan ini" ajak Al. Tiara mengangguk setuju dan segera merangkul lengan kakak lelakinya tersebut dengan manja.
Tiara adalah Tiara yang berbeda saat di rumah. Jika di sekolah dikenal sebagai Tiara Andini yang sikapnya cuek dan tegas, ia adalah sosok yang berbeda ketika berada di rumah.
"Ini waketos galak? Kok beda ya disini sifatnya"
Tiara mendecak sebal, "Kak bisa ga sekali aja ga ngeledekin Titi?"
"Kak, Titi mau cerita deh, boleh ga?"
"Boleh, tar Titi ke kamar kakak aja sekarang mendingan kamu ke kamar, mandi dulu"
"Oke kak" ucap Titi yang langsung berjalan ke kamarnya. Tak selang beberapa belas menit Tiara sudah selesai dengan ritual mandi sorenya dan sudah mengenakan celana pendek dan kaus berwarna hitam.
Tok Tok Tok
"Masuk aja ga dikunci" Tiara pun bergegas masuk ke kamar kakak lelakinya tersebut. "Kenapa Ti?" tanya Al yang sedang duduk di kursi belajarnya.
"Jadi tuh tadi ada satu ade kelas cowo gitu, dia tuh telat masuk tadi. Anehnya kak dia itu kek buat Titi penasaran gitu. Ga tau kenapa tapi Titi mau kenal dia lebih deket rasanya"
"Terus dia juga tadi ngeliatin Titi terus, bukan geer ya tapi beneran tadi aku ga sengaja eye contact sama dia" sambung Tiara.
"Kamu suka sama dia?" tanya Al seraya menyeruput cokelat panasnya.
"Engga tau"
"Coba aja kamu ajak dia jadi temen kamu, bilang ga usah manggil kakak. Siapa tau bisa jadi akrab" ucap Al. Al lega setidaknya jika nanti Tiara Abi putus akan ada penggantinya. Tiara sangat bersyukur memiliki kakak seperti kakaknya Al
"Makasih ya kak, aku pinjem netflix kakak ya"
"Iya, silahkan adek kesayangan" Tiara tersenyum manis. Ia segera menyalakan Smart TV yang ada di kamarnya.
"Nonton aja dulu ya, ini ada yang nelpon kakak" Tiara mengangguk, Al pun berjalan keluar kamar dan menerima telpon yang diketahui berasal dari Ziva, sahabat dari adiknya.
"Hai Kak" ucap Ziva di sambungan telepon tersebut
"Hai Ziv, kenapa ya dek?" tanyanya di sambungan telepon tersebut.
"Ini kak, jadi tadi tuh Ziva liat Abi jalan sama cewek lain" jelas Ziva. Al terkejut, ternyata benar apa dugaannya selama ini.
"Ada buktinya Ziv?"
"Ada Kak, tar aku kirimin pake nomor temen aku ya " ucap Ziva.
"Iya Ziv, btw makasih ya"
"Sama- sama kak" balas Ziva. Al pun memutuskan telepon tersebut secara sepihak.
"Anjing banget si Abi" Al mengumpat dengan suara pelan. Ia tak mau Tiara mendengarnya.
"Awas aja tuh si Abi, ketemu sama gue mampus dah tuh orang" Al kesal, ya kakak mana yang tidak kesal jika adiknya disakiti. Tak ingin membuat Tiara curiga, Al segera masuk kembali ke dalam kamarnya dan melihat Tiara yang sedang fokus dengan drakor favoritnya.
"Drakor lagi? Ga bosen kamu dek?" Tiara menggeleng pelan, lalu tiba-tiba menekan tombol pause pada remot TVnya.
"Yang nelpon siapa? Pacar kakak?"
"Heh kakak itu setia dengan kesendirian dan kamu harus tau sendiri lebih enak" Tiara memutar bola matanya malas, kalimat teesebut merupakan sindiran yang secara tidak langsung diberikan oleh kakaknya. "Tadi yang nelpon Ziva" jelas Al.
"Ziva ngapain?" tanya Tiara bingung.
"Dia habis ngeliat Abi jalan sama cewek lain" jawab Al jujur. Tiara mengernyitkan matanya bingung, ia tahu benar kakak lelaki dan sahabatnya tak menyukai Abi.
"Kak jangan ngada-ngada deh, Titi tahu Abi itu cowok baik-baik. Jadi dia ga mungkin nyelingkuhin Titi gitu"
Al menghembuskan napasnya kasar, adiknya yang satu ini memang sungguh keras kepala. "Terserah kamu ajalah, sampe kapanpun ga akan kamu percaya kata-kata kakak"
Tiara tak menggubris perkataan kakaknya sedikitpun. Ia tak mau terlalu memikirkan perkataan dari kakaknya, karena ia tahu betul mengenai kakanya tidak menyukai Abi yang merupakan kekasihnya.
"Yaudahlah turun yuk Titi laper" ajak Tiara, Al mengangguk tanda setuju.
"Duluan aja deh, Kakak mau rapihin barang-barang dulu sekalian matiin TVnya"
"Oke, aku duluan ya" Titi segera berjalan keluar kamar dan menuju lantai bawah untuk makan."Non, Bibi udah masakin ya. Itu uda di meja makan, Bibi mau ke supermarket dulu ya"
799 kata, nanggung iya wkwk.
Jangan lupa votment gais 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Difference
Novela JuvenilKisah Samuel yang jatuh cinta pada pandangan pertama, menjadi secret admirer secara diam-diam di tengah kedekatannya. Sampai mengalami tahap-tahap berikutnya dalam cinta. Termasuk menghadapi perbedaan yang terlihat jelas di antata mereka.