Intro: Warming Up

4.3K 83 4
                                    

Bulan Mei di tahun itu panas lembab tetapi dingin menusuk di pagi dan malam hari. Cuaca yang ekstrem tidak menghalangi sepasang kakak beradik untuk bermain diluar ruangan. Keduanya sedang asyik bermain bola basket di halaman rumah. Jika dilihat, umur kakak beradik laki-laki ini terpaut cukup jauh tapi akrab.

"Dek, tangkep nih bolanya!" Seru si kakak.

"Iya siap kak!" Si adik bersiap menangkap bola basket.

"Hup!" Si kakak melempar bola basket ke arah adiknya yang sudah siap.

DUK!

"Aduh!"

Ternyata lemparan si kakak salah sasaran, malah mengenai kepala adiknya.

"Aduh kak Putra sakiiit!" Si adik mengusap kepalanya sambil meringis kesakitan.

"Ahaha! Yah salah kamu sendiri gak nangkep bolanya." Kak Putra menertawakan adiknya yang kesakitan.

Kak Putra pun menghampiri adiknya lalu mengusap-usap kepalanya.

"Duh sakit ya? Maafin kakak ya dek."

"Tapi kamu hebat ya dek, enggak nangis walaupun kena bola." kata kak Putra sambil nyengir jahil.

"Aku kan gak boleh cengeng kata mamah." kata adiknya.

Oh iya. Perkenalkan. Mereka adalah Kak Putra dan Dithra, kakak beradik beda 6 tahun. Kak Putra berumur 11 tahun dan Dithra berumur 5 tahun. Kak Putra masih SD kelas 5, sedangkan Dithra baru akan masuk SD pada umurnya yang ke 6 tahun akhir Juni ini.

Secara fisik, Kak Putra adalah anak bertubuh tinggi dan besar untuk anak seumurannya, badannya berisi, kulitnya putih dan rambutnya lurus berwarna hitam. Matanya yang tidak terlalu besar akan terlihat hanya segaris ketika sedang tertawa. Dithra mempunyai ciri fisik yang tidak jauh berbeda dari kakaknya, kecuali matanya yang agak bulat, tubuhnya masih mungil dan lebih kurus.

"Cuacanya panas ya dek. Kamu mau istirahat dulu?" kata kak Putra sambil mengipas-ngipas tangannya ke lehernya yang berkeringat. Baju basket tanpa lengannya tampak basah karena keringat. Kak Putra memang biasa memanggil Dithra dengan sebutan "dek".

"Iya kak, panas dan capek nih. Apalagi kepalaku kena bola." kata Dithra sambil memanyunkan bibirnya. Mukanya merah dan berkeringat karena panas.

"Ya udah kamu duduk dulu aja dibawah pohon disitu. Kakak mau ngambil minuman dulu." kata kak Putra sambil menunjuk pohon rindang dengan bangku dibawahnya.

"Oke. Bawain buat aku juga ya!" pinta Dithra ke kakaknya

"Iya." kata kak Putra sambil mengusap kepala Dithra.

Dithra kemudian duduk di bawah pohon rindang. Semilir angin menghembuskan udara sejuk ke bawah pohon. Karena capek, Dithra agak termenung memikirkan sesuatu.

"Duh kenapa ya kak Putra kadang jahil sama aku. Padahal dia kakakku satu-satunya dan yang paling aku sayang. Apa kak Putra juga sayang sama aku? Tapi kak Putra itu sebenernya baik, suka minta maaf sama aku kalo dia salah. Kak Putra juga suka jajanin aku, suka gendong aku di punggungnya, terus suka ngasih mainan juga. Ah pasti kak Putra emang sayang sama aku. Aku juga mau bilang kalo aku..." 

"Woy dek Dithra! Ini kakak bawa minuman nih!"

"Oh, iya kak asyiiik! Makasih ya."

"Minuman apa itu kak?" tanya Dithra sambil menunjuk dua buah botol kaleng berwarna pink di genggaman kak Putra.

"Ini kan minuman kesukaan kita. Minuman sari buah peach itu lho." kata kak Putra sambil sedikit mengangkat botolnya.

"Enak lho masih dingin. Tapi minuman ini enggak bisa kakak kasih langsung ke kamu."

"Kenapa kak?" tanya Dithra kebingungan.

"Ada syaratnya dong." kak Putra nyengir jahil lagi.

"Apa kak?" Dithra mengernyitkan dahi tanda semakin penasaran.

"Sini kakak kasih tau."

Kak Putra pun duduk di sebelah Dithra.

"Syaratnya kamu harus..."


~ Bersambung ~

Summer HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang