*Cerita ini adalah kelanjutan dari bab Sleepover
Pagi hari yang tidak biasa di rumah kak Putra dan Dithra. Karena di ruang TV lantai atas, 4 orang anak sedang tidur diatas kasur lipat. Keadaan mereka sudah tidak karuan. Kaos singlet yang mereka pakai berantakan, ada yang terbuka dan terlihat pusarnya, ada yang hampir telanjang dada, ada juga yang punggungnya terbuka. Dithra masih tertidur dalam keadaan memeluk tubuh kak Yasa, tangannya berada tepat di dadanya. Entah mengigau atau mimpi, sesekali tangannya itu meremas-remas dada montok kak Yasa, hingga kak Yasa pun terbangun.
"Hmmmh...udah pagi..." Kak Yasa menyadari bahwa hari sudah berganti.
"Eh...tangan ini...di dadaku...oh...dek Dithra..." katanya sambil memandang tangan kecil di dadanya dan melihat sosok pemilik tangan itu. Sentuhan tangan Dithra membuat burung kak Yasa menegang, apalagi di pagi hari burung sangat mudah untuk menegang. Kak Yasa pun mengelus kepala dan wajah Dithra.
"Dek Dithra. Kamu lucu banget dek, cakep, imut... Walaupun...yah... agak mirip Putra. Tapi Putra nya juga ganteng, jadi kamu juga cakep." kata kak Yasa dalam hati sambil memperhatikan wajah Dithra. Kak Yasa pun mengelus kening Dithra yang berkeringat.
"Ngomong-ngomong kenapa muka mu menghadap ke ketek ku sih dek? Emang enak ya baunya? Sampe nyenyak gini tidurnya, hihihi."
"Dek, badanmu putih dan...mulus..." kak Yasa mengelus lengan Dithra.
"Aduh burungku tegang...aku jadi pengen..."
Kak Yasa memasukkan tangan kiri kedalam boxernya, lalu menggerak-gerakannya. Yap, kak Yasa yang nafsu sedang mengocok burungnya, sedangkan tangan yang lain meraba tubuh Dithra dibawah kaos singletnya.
"Aah...dek Dithra...badanmu...mulus...aah..."
Kak Yasa meraba mulai dari perut hinggga dada Dithra. Memainkan tangannya di pusar dan puting susu Dithra yang mungil dan berwarna merah jambu.
"Aduh dek, putingmu ini lucu hihihi."
Dithra masih tertidur dengan nyenyak tak terganggu dengan tangan kak Yasa yang menggerayangi tubuhnya. Dilihatnya sebuah tonjolan di boxer Dithra.
"Hihihi, burungmu sudah bangun duluan tuh dek." kak Yasa tidak ingin melihatnya lebih jauh, karena tidak tertarik dan sangat riskan dengan kondisi ada orang lain selain mereka berdua diruangan TV itu. Kak Yasa pun mencium ketiak Dithra yang lembab karena keringat.
"Hmmm...aku suka bau ketekmu yang segar ini."
"Aaaahhh...uuuhhh..." nafas kak Yasa semakin cepat. Kocokannya juga semakin cepat bergerak naik turun pada burungnya. Tangannya yang meraba tubuh Dithra pun semakin liar. Dikecupnya bibir merah muda Dithra yang agak terbuka.
CUP!
"Aaah...dek Dithra...bibirmu kenyal dan manis, hihihi."
"Haaah...aku..enggak...kuaat...AAAAHHH!...AAAHHH!!"
Tubuh kak Yasa menggelinjang. Cairan putih kental menyemprot dari burungnya, sedikit membasahi boxernya.
"Haaahhh...haaahhh..." kak Yasa tersengal-sengal. Tubuhnya lemas dan dia merasa cukup lelah. Dibersihkan tangan dan boxernya yang terkena cairan sperma. Kak Yasa memandang Dithra yang masih tidur dengan nyenyak, lalu mencium keningnya.
"Hmmm...Yasa?" tiba-tiba saja seseorang memanggil Yasa.
"Eh...Putra! Udah bangun toh." Yasa terlonjak kaget menyadari kak Putra sudah bangun.
"Iya nih aku kebangun karena gak sengaja denger suara ribut. Eh, kenapa ada Dithra disampingmu?"
"Oh, ehm...jadi gini Putra. Semalam..." kak Yasa pun menceritakan kejadian semalam penyebab Dithra tertidur disisinya.
"Hah dasar si Dithra, malu-maluin aja."
"Tenang Putra, namanya juga anak kecil. Masih banyak keingintahuannya."
"Hmmm, tapi bagus juga sih dia jadi akrab sama kamu ya."
"Iya. Aku jadi senang juga, serasa punya adik lagi."
"Hah? Maksudnya? Emangnya kamu pernah punya adik? Setahuku kamu gak punya adik Yas."
"Maaf Put. Walaupun kita udah hampir 1 tahun berteman, tapi aku baru mau ngungkapin ceritaku sekarang. Aku ngerasa cerita ini lumayan susah untuk diceritakan."
"Iya gak apa-apa kok. Ceritain aja Yas daripada di pendam."
"Jadi, aku...dulu punya adik laki-laki. Sepantaran sama Dithra. Tapi pada suatu hari, kita sekeluarga mengalami kecelakaan. Ayah dan adikku enggak selamat."
"Aduh, aku turut berduka Yasa." kak Putra merangkul kak Yasa sambil mengelus pundaknya.
"Iya makasih Put."
"Oh iya Put. Ngomong-ngomong, aku juga...sayang sama Dithra. Boleh enggak...kalo aku... anggap adik sendiri?" tanya kak Yasa. Wajahnya tertunduk malu dan agak memerah.
"Hmm, Yasa, kamu baik banget udah sayang sama adikku. Boleh kok kamu anggap Dithra kaya adikmu sendiri, asal jangan disakitin yah."
"Hehe, makasih Putra. Aku akan melindungi Dithra juga sama seperti yang kamu lakukan."
"Iya sama-sama Yasa."
KRIUUUK! KRIUUUK!
"Waduh, perutku udah bunyi begini. Ayo Yas kita sarapan. Kamu bangunin Dithra & Gun dulu ya. Aku mau kebawah bikin sarapan."
"Oke Putra."
Setelah semuanya bangun, mereka pun sarapan di ruang makan dengan menu nasi goreng buatan kak Putra. Mereka mengobrol dengan seru, merencanakan kegiatan yang akan dilakukan akhir pekan itu. Dithra dan Yasa sepertinya sudah menghiraukan kejadian semalam dan tadi pagi, tapi ketika mereka bertatapan wajah mereka memerah dan mereka saling melempar senyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Heat
Ficțiune generală[Lanjutan cerita baca di Karyakarsa] https://karyakarsa.com/klonoafull/dithra-kak-putra Dithra adalah seorang anak laki-laki yang terlihat seperti anak laki-laki pada umumnya. Tetapi didalam lubuk hatinya memiliki perasaan yang sangat berbeda. Terut...