Siang hingga sore itu kak Putra dan teman-temannya mengerjakan tugas OSIS sambil diperhatikan Dithra. Dithra merasa senang ada kakak-kakak yang ganteng. Matanya kali ini terpaku kearah kedua teman kak Putra tersebut. Hingga tiba malam hari. Setelah istirahat makan malam, kak Putra CS masih mengerjakan tugas. Mereka masih ber-singlet karena malam itu gerah hawanya. Jam 9 malam Dithra sudah tidur di kamarnya. Sedangkan kak Putra CS masih sibuk dengan tugas dan berencana akan tidur di ruang TV saja.
Tengah malam Dithra terbangun ingin buang air. Ketika berjalan ke toilet, Dithra melihat kak Putra CS sudah tertidur beralaskan kasur lipat di ruang TV. Mereka tampak kelelahan. Sehabis dari toilet, Dithra pun merasa tidak bisa tidur, lalu kembali menuju ruang TV. Dithra penasaran ingin melihat kak Gun dan kak Yasa. Mereka tidur dengan keringat membasahi tubuh dan kaos singlet mereka. Suara dengkuran halus memenuhi ruangan.
"Kayanya nyaman banget tidur deket kak Gun dan kak Yasa." Dithra pun duduk diantara dua anak SMP itu lalu memandanginya.
Kini terlihat dengan jelas ketiak mereka yang terbuka, putih mulus dan basah karena keringat. Singlet kak Yasa terbuka sebagian, memperlihatkan perutnya yang agak chubby. Sedangkan kak Gun terlihat puting susu nya yang berwarna cokelat kemerahan. Jantung Dithra pun berdegup kencang.
"Aku sebenernya seneng sama kakak berdua. Kakak-kakak ini ganteng dan baik. Beruntung kak Putra punya temen mereka."
"Tadi siang aku nyium aroma badan mereka. Rasanya jadi penasaran. Karena mereka bukan kakakku, jadi aku masih merasa asing. Sekarang aroma itu tercium lagi. Duh, aku jadi salah tingkah begini." kata Dithra dalam hati.
"Kak Gun. Kakak juga baik, ganteng juga, badannya mirip kak Putra. Aku jadi pengen..."
Perlahan, Dithra mendekatkan tubuhnya ke arah kak Gun lalu mendekatkan hidungnya ke arah ketiak kak Gun. Dithra pun menghirup aroma ketiak putih mulus yang berkeringat itu.
"Hmmm...aku suka baunya. Baunya agak beda dari ketek kak Putra hihihi."
"Kak Yasa. Kakak baik, ganteng, walaupun agak chubby juga. Aku jadi pengen nyubit dan meluk, tapi gak berani."
Kemudian Dithra berpindah ke arah kak Yasa dan mendekatkan hidungnya ke arah ketiak kak Yasa dan tiba-tiba...
"Hmmm...dek Dithra?" kak Yasa terbangun.
"Eh...kak Yasa bangun?!" Dithra terkejut.
"Iya kebangun. Kamu kenapa? Gak bisa tidur?"
"I...iya kak. A...aku...abis pipis gak bisa tidur lagi." Dithra tergagap, merasa kaget dan malu.
"Mau tidur disini sama kakak? Atau sama kak Putra?"
"Kalo sama...kakak, boleh enggak?" Dithra berharap-harap cemas.
"Boleh, sini dek."
"Hehe makasih kak." Dithra pun merebahkan badannya disebelah kak Yasa.
"Kak, kalo pagi nanti mereka tau ada aku disini gimana?" kata Dithra sambil menunjuk kak Putra dan kak Gun.
"Bilang aja kalo kamu gak bisa tidur, terus ketiduran disini."
"Kak Putra bakal marah gak ya?"
"Nanti kakak bilangin kak Putranya ya biar gak marah."
"Tapi kak..."
"Udah ah dek. Kita tidur, nanti mereka berdua kebangun."
"Kak Yasa. Hmmm...aku boleh minta sesuatu?"
"Minta apa?"
"Hmmm...boleh...peluk gak?"
"Ooh...Boleh, sini." Kak Yasa tersenyum sambil menepuk-nepuk dadanya. Dithra pun memeluk tubuh kak Yasa yang berisi dan agak chubby itu.
"Makasih kak. Peluk badanku juga dong kak." lalu kak Yasa pun gantian memeluk Dithra.
"Duh hangat dan empuknya badan kak Yasa ini. Aroma badannya juga aku suka. Bisa-bisa aku jadi sayang sama kak Yasa yang baik ini."
Kak Yasa tertidur kembali, dengkuran halus mulai terdengar. Tangan Dithra yang sedang memeluk tubuh kak Yasa pun kini bergerak perlahan menuju ketiak kak Yasa, lalu dengan penuh kehati-hatian menyelipkan tangannya disana.
"Aah...akhirnya...ketek kak Yasa." Dithra girang karena bisa mencapai tujuannya. Kak Yasa tetap terlelap walaupun tangan Dithra menyelinap di ketiaknya.
"Uuuh...ketek kak Yasa terasa hangat sekali. Apa gara-gara badan kak Yasa yang agak chubby ini ya? Hmmm keteknya lembut dan...basah...hihihi." Dithra menggesek-gesekkan tangannya di ketiak itu, jantungnya berdegup kencang dan kini burungnya menegang.
Dithra mengeluarkan tangannya dari ketiak kak Yasa lalu menciumnya.
"Aaah...enak banget bau keteknya kak Yasa. Asem gitu, tapi baunya beda sama ketek kak Putra hihihi."
Setelah itu, Dithra memberanikan diri untuk mengangkat lengan kak Yasa agar ketiaknya terbuka. Kak Yasa tidak terganggu dari tidurnya. Kemudian tangan Dithra meraba tubuh kak Yasa. Dimulai dari bagian perut, hingga ke dadanya yang montok. Tangan Dithra menyelinap dibalik singlet kak Yasa, merasakan kulitnya yang lembut dan berkeringat. Kini Dithra meraba dada kak Yasa sambil menghirup aroma ketiaknya.
"Aaah...kak Yasa...aku...sayang...hmmm...enak banget bau keteknya...dada kakak juga...empuk dan montok." Dithra pun menggesek-gesekkan burungnya yang tegang di kasur lipat tempat mereka tidur.
"Aaah...uuuuhh...aaahh..." Dithra mendesah ketika melakukan ketiga gerakan itu: menggesek burungnya, meraba dada dan mencium ketiak kak Yasa.
"Uuuuhh...kak Yasa...enak...aaahh...burungku..."
"Aaa...AAHH! AAAHH!" Dithra pun orgasme. Tubuhnya mengejang, tangannya mencengkram erat dada kak Yasa dan burungnya berkedut, tapi karena dia belum baligh maka tidak ada sperma yang keluar.
"Aaah...enak banget...kak Yasa...makasih...aku...capek..."
Dithra yang kelelahan pun akhirnya tertidur disamping kak Yasa, dengan tangannya yang masih memeluk dada montok kak Yasa. Mukanya terbenam di ketiak kak Yasa.
Lalu, apa yang akan terjadi keesokan harinya ketika mereka semua terbangun dan melihat Dithra dalam posisi seperti itu?
~ Bersambung ~

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Heat
General Fiction[Lanjutan cerita baca di Karyakarsa] https://karyakarsa.com/klonoafull/dithra-kak-putra Dithra adalah seorang anak laki-laki yang terlihat seperti anak laki-laki pada umumnya. Tetapi didalam lubuk hatinya memiliki perasaan yang sangat berbeda. Terut...