Salah Tingkah

1.4K 39 0
                                    

Pada suatu hari yang cerah, kak Putra pulang sekolah seperti biasanya. Tapi kali ini kak Putra membawa teman-temannya, kak Gun dan kak Yasa. Mereka akan mengerjakan tugas OSIS di rumah kak Putra karena kak Putra juga termasuk anggota OSIS di sekolahnya. Kak Gun adalah anak dengan postur tubuh mirip kak Putra, tinggi dan berisi, bedanya dia berkacamata. Sedangkan kak Yasa bertubuh agak pendek dari kak Putra dan kak Gun, dengan badan yang agak chubby.

Hari ini pertamakalinya teman-teman kak Putra dibawa ke rumah. Dithra yang sudah ada dirumah pun merasa gembira begitu mendengar mereka akan berkunjung kerumah. 

"Aku pulang!" kak Putra pun masuk kerumah bersama temannya.

"Eh kak Putra. Ini temennya yang mau nginep disini ngerjain tugas?" tanya mamah.

"Iya mah. Kenalin ini Gun dan Yasa."

"Selamat siang tante. Saya Gun."

"Selamat siang tante. Saya Yasa."

Dithra yang mencuri dengar dari ruang keluarga pun terlonjak kaget ketika tahu mereka akan menginap disini, karena besok weekend. Kaget, gembira dan penasaran semua bercampur aduk dalam dirinya.

Masuklah kak Putra dan temannya melewati ruang keluarga.

"Dek, ini ada temen kakak." kak Putra memanggil.

"Halo adek, aku Gun."

"Halo dek Dithra. Aku Yasa. Salam kenal."

Kak Gun dan kak Yasa pun menyapa Dithra sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

"Ha...halo..kak..." Dithra pun jadi gugup dan salah tingkah. Mukanya menjadi merah. Di mata Dithra, mereka adalah kakak-kakak yang bertubuh tinggi. Itu karena mereka termasuk dalam tim inti basket di SMP bersama kak Putra. Dithra pun bersalaman dengan keduanya. Pikirannya masih blank ketika melihat betapa rupawannya mereka. Kulit putih mereka yang berkilau karena keringat membuat Dithra gugup.

"Putra, lucu ya adek kamu." kak Gun mengusap kepala Dithra.

"Iya Putra, aku jadi pengen punya." kak Yasa mencubit pipi Dithra.

"Iya dong. Kakaknya aja ganteng, pasti adeknya lucu." kata kak Putra bangga.

"Ya udah kita keatas yok siap-siap ngerjain tugas." kak Putra dan temannya pun pergi keatas, meninggalkan Dithra yang masih melongo saking terpananya.

Dithra yang penasaran pun akhirnya memberanikan diri untuk pergi keatas. Di ruang TV kak Putra CS sedang mengerjakan sesuatu sambil duduk di lantai. Dithra terkejut, jantungnya serasa hampir loncat dan kini berdegup kencang karena 3 anak SMP itu hanya memakai singlet dan boxer! Maklum saja karena hawa siang itu gerah. Dithra pun mengintip dari balik tembok.

"Eh, dek. Ngapain ngumpet? Yuk sini gabung." kak Yasa pun menyadari kehadirannya. Muka Dithra kembali merah.

"Iya dek, sini. Tapi jangan ganggu ya." kata kak Putra.

Bagaimana bisa mengganggu? Melihat mereka bertiga saja Dithra hanya bisa bergeming. Lalu duduklah Dithra disebelah kak Putra.

"Wah Put, dia mirip banget sama kamu, cuma badannya masih kecil dan matanya besar." kata kak Gun.

"Iya Put. Tuh kan dia jadi malu. Mukanya jadi merah. Si Gun nih ngegodain terus." kata kak Yasa.

"Eh, kan aku cuma bilang mirip sama Putra." kak Gun membela diri.

Dithra pun menyembunyikan mukanya di balik lengan kak Putra. Merasa malu dan ya apalagi kalau bukan ingin bermanja dengan kak Putra sambil mengendus aroma ketiaknya. Sesekali melihat kak Gun dan kak Yasa dari celah ketiak kak Putra. Tiba-tiba Dithra berbisik ke telinga kak Putra.

"Kak, kakak-kakak itu siapa namanya? Aku lupa."

"Oh. Coba kenalan gih. Ayo dong adek harus berani." kak Putra pun berbisik agar tidak terlalu terdengar temannya. Dithra hanya menggelengkan kepalanya.

"Hmmm...Yasa, Gun, temenin adek aku dulu ya, aku mau ke WC." kata kak Putra tiba-tiba. Dithra pun terkejut mendengarnya. Ingin sekali kabur, tapi tubuhnya menjadi kaku karena dengan cepat kak Yasa dan kak Gun sudah berada di hadapannya bagai sedang menghadang Dithra. Apalagi kakak-kakak ini badannya tinggi besar.

"Okey Put. Nah dek Dithra ayo kita mengakrabkan diri." kata kak Gun.

"Meng aba abaan apa kak...?" tanya Dithra. Nampaknya kehilangan konsentrasi saking geroginya.

"Haha. Mengakrabkan diri. Ya kita kenalan, biar makin deket." kata kak Yasa.

"Panggil aja aku kak Gun." kata kak Gun sambil mengusap kepala Dithra.

"Kalo aku panggil aja kak Yasa." kata kak Yasa sambil mengelus pundak Dithra.

"Dari tadi muka kamu merah, malu ya?" tanya kak Gun.

"Iya gak usah malu atau takut. Kita baik kok." kata kak Yasa.

Dithra pun masih bergeming.

"Oh iya, kakak punya kue cokelat nih. Kita makan bareng yuk." kak Yasa mengeluarkan biskuit cokelat dari dalam tasnya.

"Kakak juga bawa minuman lho." kak Gun pun mengeluarkan beberapa botol minuman dari tasnya.

Tanpa disadari mereka sudah menjadi lumayan akrab dan suasana lebih mencair. Dithra pun memperhatikan kalau kakak-kakak ini disamping memiliki muka yang ganteng dan kulit putih bersih, juga memiliki aroma tubuh yang khas dan itu membuat Dithra penasaran.

"Kak Gun, mau nginep sini?" Dithra membuka pembicaraan.

"Oh...iya, besok juga pulang kok." kak Gun terlihat merasa canggung.

"Kak Yasa juga?" Dithra lanjut bertanya.

"Iya. Sama pulang besok juga." kata kak Yasa.

"Gak apa-apa kan dek kalo kakak nginep sini?" tanya kak Gun.

"Iya gak apa-apa. Aku...seneng...jadi ramai." kata Dithra malu-malu.

"Wah syukurlah. Kata mamahmu sih oke-oke aja. Kakak takut kamu enggak nyaman." kata kak Yasa.

"Aku seneng kok, jadi ada tiga kakaknya hehe." Dithra pun tersipu malu.

"Dithra nanti malem mau tidur bareng kita?" tanya kak Gun.

"Gak tau kak, gimana nanti." dalam hati Dithra ingin sekali gabung tidur bareng mereka, sepertinya seru.

Tiba-tiba saja Dithra berkata "Kak Gun...ganteng." katanya sambil tersipu malu.

"Ciyee Gun punya fans nih, hahaha!" kak Yasa tertawa puas.

"Yaa bagus dong, aku kan emang ganteng."

"Kak Yasa juga ganteng." kata Dithra sambil memandang kak Yasa.

"Ciyee kamu juga Yasa!" kak Gun menyikut perut kak Yasa yang agak chubby itu.

"Aduh. Iya gak apa-apa. Makasih dek Dithra." kata kak Yasa sambil mengusap kepala Dithra.

Selama mengobrol, Dithra selalu memperhatikan mereka dari kepala sampai kaki. Tapi tetap saja ketiak mereka yang putih mulus jadi perhatian khusus Dithra.

Summer HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang