Liburan Part 2

1.8K 45 14
                                    

Di sore hari setelah bermain di pantai, kak Putra dan Dithra pulang menuju villa di tepi pantai yang sudah disewa oleh keluarga mereka. Seperti yang sudah dijanjikan, Dithra mengajak kak Putra untuk mandi bareng.

"Dek, kamu minta izin dulu sama mamah ya, takutnya gak boleh." kata kak Putra.

Dithra pun menghampiri mamahnya untuk meminta izin.

"Mah, hmmm...aku mau mandi bareng kak Putra, hmmm...boleh enggak?" kata Dithra malu-malu.

"Oh iya, adek kan belum pernah ya mandi bareng sama kakak. Ya boleh kok. Mumpung kalian mandi, mamah mau jalan-jalan sore dulu sama papah." kata mamah yang tidak tahu kalau sebenarnya mereka pernah mandi bareng.

"Yes!" Dithra pun kegirangan dan segera menuju kamar mandi dimana kak Putra sudah menunggu didepannya.

"Gimana? Boleh kan?" tanya kak Putra sambil menyerahkan handuk punya Dithra.

"Iya kak boleh." kata Putra dengan senyum melebar.

Keduanya masuk kamar mandi sambil membawa handuk masing-masing. Kamar mandi villa ini cukup besar karena ada bath tub nya. Kak Putra segera melepaskan pakaiannya. Dithra seperti biasa, menikmati pemandangan langka ini.

"Kak, burung kakak kayanya tambah besar dan panjang." kata Dithra.

"Iya kayanya." kata kak Putra sambil memperhatikan burungnya.

"Ayo cepet buka baju, kakak isi bath tub nya dulu." Kak Putra pun berdiri di tepi bath tub, mengisinya dengan air hangat.

"Kak, boleh...minta tolong bukain baju ku?" tanya Dithra malu-malu.

"Sini ku bukain." Kak Putra pun melucuti pakaian Dithra hingga mereka sama-sama telanjang bulat. Mereka pun saling berpandangan. Mata kak Putra melihat tubuh Dithra dari ujung kepala hingga selangkangan, begitu pula yang dilakukan Dithra.

"Dek, kamu semakin tumbuh besar." kata kak Putra sambil membelai dan meraba tubuh Dithra, mulai dari muka, turun ke leher, dada, perut hingga ke pinggang.

"Uhh...iya kak." Dithra merasa geli saat dibelai, sambil memejamkan matanya. Burungnya pun menegang karena terangsang.

"Dek, sebelum mandi, ada yang mau kakak ceritain ke kamu." kata kak Putra.

"Iya, apa kak?"

"Kakak suka bau badanmu kalo belum mandi kaya gini." kata kak Putra sambil mengendus tubuh Dithra di daerah dada dan ketiaknya.

"Oh...Aku juga kak. Aku juga...suka bau badan kakak kalo belum mandi. Aku suka bau ketek kakak, kalo dicium rasanya bikin nyaman." Dithra pun memeluk tubuh kak Putra dan mengendusnya di bagian dada dan ketiak kak Putra.

"Kakak sayang sama kamu dek. Bau asem mu yang bikin kakak semakin sayang. Hmmm..." kak Putra pun mencium ketiak Dithra.

"Ah kakak...hihihi."

"Aku juga sayang sama kakak. Kakak itu ganteng, badannya besar, suka melindungiku, buatku kakak kaya super hero." kak Putra hanya tersenyum mendengar pengakuan polos adiknya itu.

"Kak, dari dulu sebenernya aku sayang sama kakak, tapi aku jadi lebih sayang kalo liat kakak gak pake baju, rasanya aku pengen pegang badan kakak."

"Iya gak apa-apa. Kamu boleh sayang sama kakak gimananpun caranya kok."

"Terus aku juga jadi lebih sayang sama kakak kalo aku nyium bau badan kakak, bau ketek kakak, soalnya bikin nyaman kak. Aku suka kangen kalo kakak gak ada di rumah, aku jadi gak bisa nyium bau kakak. Aku diem-diem suka ngambil baju kotor bekas kakak dan aku ciumin." Dithra pun mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama dia pendam.

"Iya kakak ngerti. Kita kayanya punya kesamaan ya. Semoga kita bisa jadi lebih menyayangi ya."

"Sekarang kita mandi ya, keburu sore."

"Oke kak!"

Mereka pun mandi di shower, setelah itu berendam di bath tub. Menikmati suasana sore di kamar mandi mewah villa tempat mereka menginap. TIba-tiba kak Putra meraba tubuh Dithra.

"Dek, ayo kita lampiaskan rasa sayang kita disini." kata kak Putra.

"Maksudnya kak?" Dithra kebingungan.

Kak Putra pun memeluk tubuh Dithra lalu mengecup bibir Dithra. Dithra pun memeluk kak Putra dengan kencang.

CUP!

"Hmmmh" Dithra mendesah.

"Hmmmh" kak Putra juga mendesah.

Dithra merasakan jantungnya dan jantung kak Putra berdebar.

"Aaahh...aku...hmmmh...sayang...sama...kakak" ucap Dithra sambil mengencangkan pelukan ke tubuh kak Putra.

"Aku juga...hmmmh..." kak Putra melumat bibir Dithra. Kini bibir mereka sama-sama merah dan basah. Burung mereka pun menegang dan memanjang.

"Hmmmh...burung kamu...hmmmh...panjang juga dek...hmmmh..." kata kak Putra sambil melumat bibir merah Dithra.

Kak Putra pun memegang burung Dithra dan mengocoknya. Dithra pun menggelinjang merasakan nikmat dan geli bersamaan.

"Aaaahhh...kaaak...uuuhhh..." Dithra mendesah, mata nya terpejam seperti menahan geli. Tangannya meraba dada kak Putra sambil memainkan puting nya yang berwarna merah hati. Salah satu tangan kak Putra pun memainkan puting Dithra yang masih berwarna merah muda.

"Kamu udah sunat tapi pasti belum bisa keluar." kak Putra semakin mempercepat kocokannya.

"Tunggu ya dek, kakak pengen liat kaya gimana kalo kamu dikocok kaya gini."

"Haaaahhh...aaaahhh...kaaak...geliiii..."

"Sabar dek, nanti kalo udah diujung enak lho." maksud kak Putra adalah ketika orgasme.

"Aaaahhh...uuuhhh..." nafas Dithra semakin cepat.

"Tunggu dek, sebentaar lagi. Nih burungmu udah mengeras. Bentar lagi selesai." Dithra semakin menggelinjang tak terkendali dan tangannya meremas dada kak Putra sampai membekas warna merah.

"Ayo dek, lepaskan perasaan mu sekarang."

"Aaa...AAAAHHH!...AAAHHH!!"

Tubuh Dithra menggelinjang, burungnya bergerak naik turun dan berkedut tapi tidak mengeluarkan cairan apapun. Matanya terpejam, nafasnya tersengal-sengal, jantungnya berdebar kencang.

"Haaahhh...haaahhh..." Dithra tersengal-sengal, sepertinya kelelahan.

"Dek, gimana? Capek?" tanya kak Putra

"Kak...haaahhh...ca...pek...haaahhh." Dithra sedikit berbisik ditengah nafasnya yang masih belum teratur. Tubuhnya lemas, matanya masih terpejam.

"Dek, kamu enggak apa-apa kan?" kak Putra khawatir dengan keadaan Dithra.

"I...iya kak. Aku...jadi...lemes..." tubuh Dithra terkulai lemah.

"Duh, gimana nih." kak Putra pun panik.

Kak Putra pun mengeringkan tubuh Dithra, kemudian menggendongnya di punggung menuju ke kamar. Kak Putra pun membaringkan Dithra yang masih telanjang bulat di kasur.

"Duh, kamu jadi hampir pingsan gini dek." kak Putra pun membalur badan Dithra dengan minyak telon agar tidak masuk angin. Kak Putra memberikan pijatan halus di badan mulus Dithra. Dithra masih dalam keadaan lemas dan matanya masih terpejam, tetapi nafasnya sudah stabil, sepertinya tertidur saking lelahnya.

"Kakak pakaikan baju ya. Nanti kakak bilang ke mamah kalau kamu ngantuk habis mandi." kak Putra pun memakaikan Dithra piyama. Setelah itu menyelimutinya lalu memeluknya dan mengecup bibir Dithra untuk yang terakhir di hari itu.

CUP!

"Maafin kakak ya dek. Kakak sayang banget sama kamu."





Summer HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang