Friend Time

892 16 8
                                    

Di suatu hari menjelang long weekend, papah memberi kabar kalau dia dan mamah akan pergi keluar kota. Dithra yang mendengar hal itu pun merengek ingin ikut. Papah pun luluh dengan rengekan anak bungsunya yang paling menggemaskan itu dan memutuskan untuk membawanya. Lalu bagaimana dengan kak Putra? Dia akan ditinggalkan dirumah karena kak Putra ada tugas sekolah yang mengharuskan kerja kelompok.

Walaupun sedih akan ditinggal mamah, papah, dan Dithra adik kesayangannya, tapi kak Putra tidak berkecil hati karena dia memutuskan untuk kerja kelompok dirumahnya. Kelompok kak Putra kali ini berisi kak Yasa, kak Galih dan kak Rasya.

Di hari Kamis pagi, mamah, papah dan Dithra pun berangkat pagi-pagi. Kak Putra sudah menghubungi teman-temannya untuk datang ke rumahnya siang itu. Rumah kak Putra pun menjadi ramai karena mereka kerja kelompok sambil bercanda.

"Wah makasih ya temen-temen udah mau kerja kelompok di rumahku. Aku jadi enggak kesepian." kata kak Putra.

"Iya Putra, sama-sama. Untung enggak ada siapa-siapa. Jadi kita bisa kerja kelompok bebas sambil bercanda hihihi." kata kak Yasa.

"Iya bener. Apalagi kita cowok semua. Bercandaan kita kan agak nakal ya. Bahaya kalo mamahnya Putra denger. Hahaha." sambung kak Rasya.

"Hahaha. Seru banget deh kerja kelompok sama kalian. Eh, tapi kerjaan kita enggak beres-beres deh, gara-gara bercanda melulu nih. Hehehe." kata kak Galih.

"Wah, pantes kok kaya enggak selesai-selesai yah." kata kak Yasa

"Ini harus dikumpulin hari Senin depan lho." kak Putra mengingatkan anggota kelompoknya.

"Ya udah, kita serius yuk, daripada gak beres-beres. Nanti kita gak dapet nilai."

Setelah kelompok kak Putra bekerja keras, akhirnya tugas itu selesai juga di sore hari yang panas itu. Satu-persatu teman kak Putra pamit untuk pulang. Tetapi ada satu orang yang belum pulang, dia adalah kak Yasa.

"Yasa, kamu mau pulang jam berapa?" tanya kak Putra.

"Nanti aja Putra, aku mau disini dulu boleh kan?"

"Oh, boleh. Tapi apa kamu enggak dicariin sama orang tua mu?"

"Eh, sebenernya...aku udah bilang ke orang tua ku kalau mau nginep dirumah mu."

"Oh jadi kamu mau nginep disini?"

"I...iya. Boleh nggak?" kak Yasa gugup.

"Boleh banget kok. Soalnya aku juga sendirian. Kalau ada yang nemenin kan jadi seru."

"Hehe...makasih Putra."

"Ngomong-ngomong kok muka mu agak merah?"

"Hah? Masa sih? Mungkin gerah ya hawanya." kata kak Yasa sambil mengibas-ngibaskan bajunya.

"Bener juga. Padahal udah sore tapi gerah begini." kak Putra pun ikut-ikutan mengibaskan bajunya.

"Eh kita main game yuk. Mumpung enggak ada siapa-siapa dan tugas juga udah beres." ajak kak Putra.

"Ayo. Kita main game gelut ya."

Sore itu mereka bermain game di ruang TV. Saking serunya hingga tak terasa sudah malam. Tiba-tiba kak Putra membuka bajunya, memperlihatkan tubuh putih mulus nya yang berkeringat, lalu mengipas-ngipas tubuhnya dengan kipas tangan.

"Putra, kamu enggak mandi sore?" tanya kak Yasa.

"Enggak lah. Mumpung enggak ada papah-mamah hehehe."

"Putra, kamu...bau asem!" kata kak Yasa,

"Apa?! Enak aja! Coba sini aku cium aroma badanmu. Pasti bau asem juga."

"Oke kalau begitu..." kak Yasa pun membuka bajunya, memperlihatkan tubuh putih mulus dan agak chubby itu yang kini berkeringat karena hawa panas malam itu.

"Kalau begitu kita tanding game ini, siapa yang kalah harus mencium ketek yang menang!" tantang kak Yasa.

"Oke, aku terima tantanganmu Yasa. Siap ya!"

Di malam yang panas hawanya itu, dua anak SMP beradu tanding game pertarungan, tak memakai baju, dan yang kalah mencium ketiak yang menang. Dari 5 babak pertandingan, kak Putra menang 3 kali dan kak Yasa 2 kali. Kedua anak itu pun terkapar karena kelelahan, mereka rebahan di ruang TV.

"Putra...bau badan mu asem...hihihi" kata kak Yasa.

"Hehe, kamu juga Yasa."

"Tapi walaupun bau badanku asem, kamu tetep mau jadi sahabatku kan?" tanya kak Yasa.

"Iya dong. Kita kan temenan dari pertama masuk SMP. Buktinya kita selalu bareng dan aku enggak pernah ninggalin kamu, kamu juga enggak pernah ninggalin aku."

"Makasih ya Putra. Sebenernya aku udah lama pengen bilang kalau aku suka dengan aroma badan mu. Waktu kamu keringetan, waktu olahraga, waktu kamu enggak pake baju, aku suka, aku merasa nyaman." kak Yasa meluapkan perasaannya yang sudah lama dia pendam.

"Hahaha, sama kok aku juga. Aku suka merasa nyaman kalau mencium aroma badanmu. Apalagi badan mu yang agak chubby ini menggemaskan, ingin aku mencubitnya."

"Ah dasar si Putra. Aku juga kagum dengan badan mu yang tinggi besar ini. Kamu ini bagaikan pelindung ku, body guard ku."

"Masa sih? Hehehe. Tapi kita kan saling melindungi. Aku inget waktu kamu melindungi ku ketika aku di bully."

"Iya sih. Eh Putra, kamu tau cuddle enggak?"

"Apa sih cuddle itu?"

"Cuddle itu pelukan sambil tiduran. Ayo...kita cuddle."

"Oh gitu ya. Ayo sini Yasa bestie ku biar aku peluk." kak Putra pun memeluk kak Yasa yang langsung membalasnya.

"Putra, aku ngerasa kasihan sama kamu. Kamu ditinggal sendirian sama keluarganya." kata kak Yasa sambil memeluk dan mengusap-usap punggung kak Putra.

"Enggak apa-apa kok Yasa. Aku juga berterima kasih ada yang mau nemenin aku." balas kak Putra sambil mengusap tubuh kak Yasa yang agak chubby itu.

"Hoahm, ngantuk...dan capek..." kata kak Yasa.

"Ya udah kita tidur bareng disini ya." kata kak Putra

"Iya. Selamat malam Putra."

"Selamat malam Yasa."

Kedua anak itu pun tertidur sambil berpelukan tanpa memakai baju. Malam pun semakin larut. Kak Yasa terbangun dari tidurnya karena kebelet. Setelah buang air kecil, kak Yasa menemukan celana dalam bekas pakai di ember dekat kamar mandi. Karena penasaran dia pun mengambil celana dalam itu dan melihat label bertuliskan 'kak Putra'.

"Wah ini celana dalam Putra." kak Yasa pun mengendus celana dalam itu. Didapatinya aroma khas celana dalam bekas pakai.

"Duh, enaknya aroma celana dalam bekas Putra. Aku jadi bergairah." kak Yasa lanjut mengendus celana dalam itu.

"Aaah...ini ternyata aroma area terlarang punya Putra. Putra yang berbadan tinggi, besar dan gagah punya aroma area terlarang yang enak begini, enggak kalah sama aroma badannya. Hmmm, suka deh. Eh, apa ada celana dalam bekas Dithra enggak ya? Ah, enggak ada. Cuma ada celana dalam ini aja."

Setelah puas mengendus aroma celana dalam bekas pakai kak Putra, kak Yasa pun kembali tidur sambil memeluk kak Putra.

Summer HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang