Hari ini sangat cerah dan panas. Kak Putra pulang telat. Biasanya jam 1 siang sudah pulang, tapi sekarang jam 2 lebih baru sampai rumah. Baju seragamnya lusuh dan nampak basah karena keringat. Mukanya lesu, berkeringat, dan sepertinya kelelahan.
"Dari mana kak, kok baru pulang?" mamah penasaran, ditambah melihat keadaan kak Putra seperti itu.
"Abis main basket mah." jawab kak Putra lesu.
"Udah makan belum?"
"Udah, makan di kantin." kak Putra menjawab dengan datar.
"Oh. Bersih-bersih dulu ya, baru istirahat."
"Iya mah" Kak Putra pun pergi menuju kamarnya di lantai 2.
Dithra saat itu sedang mengerjakan PR di ruang keluarga karena di kamar panas. Walaupun di ruang keluarga juga panas, tapi disana ada kipas angin dan ukurannya lebih luas dari kamarnya, jadi tidak begitu pengap. Sekilas, Dithra melihat kakaknya baru pulang. Dia tidak ingin langsung menemuinya karena PR yang belum selesai dan dia melihat wajah kak Putra yang lesu. Kak Putra pun tidak menyapanya, sehingga Dithra menjadi khawatir jikalau mood kak Putra sedang tidak bagus. Dithra berencana akan bermain dengan kak Putra setelah PR nya selesai.
Tak lama hingga PR Dithra selesai, dia memutuskan untuk masuk ke kamar untuk mengajak kak Putra bermain. Dithra agak kaget karena mendapati kak Putra sedang tidur telentang di lantai beralaskan selimut tipis dan...hanya memakai celana dalam saja. Badannya berkeringat karena udara panas di kamar.
"Waduh! Kak! kenapa tidur kaya gini?" Dithra kaget dan bingung.
"Kak, kak Putra. Tidur di kasur kak. Nanti masuk angin lho." Dithra mencoba membangunkan kak Putra. Tetapi dia tetap bergeming tak bergerak. Muka kak Putra terlihat lesu dan sedih.
"Kak, bangun." Dithra menepuk pundak kak Putra.
"Kak, temenin aku main yuk."
"Hmmmh." hanya itu suara yang dikeluarkan kak Putra. Matanya masih terpejam.
Dithra tak kuasa menahan persaan aneh yang muncul jika dia melihat kakaknya tak memakai baju. Jantungnya berdebar.
"Kak, kakak kenapa?" tanya Dithra sambil menggoyangkan bahu kak Putra. Melihat raut wajah kak putra yang sedih dan lesu, Dithra jadi khawatir.
"Aku...hmmmh..."
"Iya kenapa kak? Cerita sama aku."
"Aku...kalah...hmmmh..." kak Putra mencoba berbicara, tapi matanya terpejam.
"Kalah apa kak?" Dithra semakin penasaran.
"Hmmmh...bas...ket..."
"Oh kakak abis tanding basket ya?"
"Hmmmh..." kak Putra mengangguk, tapi matanya masih terpejam.
"Ya udah. Jangan sedih kak" kata Dithra sambil mengelus bahu kak Putra.
"Aku temenin tidur ya kak, biar kakak gak sedih dan kecewa."
Kak Putra hanya mengangguk. Badannya masih terlihat lemas. Terlihat beberapa luka kecil di tangan dan kakinya. Sepertinya luka bekas jatuh. Dithra yang melihat keadaan kakaknya seperti itu pun merasa kasihan kepadanya.
"Kasian kak Putra. Kayanya dia capek banget abis bertanding. Udah capek-capek bertanding, malah kalah. Kak Putra kayanya abis jatuh juga. Kakakku yang ku kenal kuat juga bisa jadi lemah begini. Aku sebagai adiknya harus selalu menyemangatinya."
Dithra mengambil bantal dari kasurnya, kemudian meletakkannya disamping kak Putra yang sedang tidur telentang lalu berbaring disampingnya. Dilihatnya kak Putra yang berwajah sendu, sepertinya semakin terlelap dan mendengkur halus. Seperti biasa, jika Dithra melihat kakaknya tak memakai baju, jantung Dithra pun berdegup kencang. Dithra semakin mendekati tubuh kak Putra.
Kedua lengan kak Putra tergeletak ke atas sehingga ketiaknya yang putih mulus terbuka. Aroma tubuh kak Putra pun semakin terasa. Tetapi Dithra yang sudah terbiasa sangat menikmatinya dan malah membuatnya semakin sayang dengan kakaknya itu. Dithra menggoyangkan tubuh kak Putra, tapi tidak ada respon. Dithra pun memeluk dan meraba-raba tubuh kakaknya yang berkeringat itu dan jantungnya semakin berdebar, burungnya menengang.
Kemudian Dithra mencium ketiak kak Putra.
"Hmmm...bau keteknya kakak, bikin aku makin sayang deh." kata Dithra yang tangannya sambil mengelus ketiak kak Putra yang basah.
Pandangan Dithra menjelajahi lekuk tubuh kak Putra. Dithra tertarik dengan puting kak Putra yang berwarna merah hati, lalu iseng memainkannya.
"Lucu juga nenen kakak bisa aku mainin hihihi." kata Dithra.
Melihat mulut kak Putra sedikit terbuka dengan bibir merahnya, Dithra pun langsung mengecupnya. Kak Putra masih tidak bergeming, namun mengeluarkan suara desahan.
"Hmmmh..." kak Putra mendesah.
"Sabar ya kak. Siapa tau ciumanku bisa bikin kak Putra nyaman. Soalnya aku ngerasa nyaman juga kalo dicium kakak." Dithra pun melanjutkan kecupannya.
Bibir kak Putra pun basah karena air liur Dithra. Kini Dithra penasaran seperti apa jika dia 'menyusu' di puting kak Putra. Dia pun menjilat dan menyedot puting kak Putra seperti bayi kelaparan.
"Hmmmh..." kak Putra mendesah.
"Rasanya asin gurih hihihi." kata Dithra yang kemudian masih menyedot dan menjilat puting kakaknya.
Puting kak Putra pun jadi merah, mengeras dan basah. Dilihatnya burung kak Putra pun menegang dan memanjang, kepala burungnya sedikit menyembul dari celana dalamnya. Dithra yang penasaran dan iseng mencoba mencium burung kak Putra.
"Ugh, bau ya." Dithra pun menurunkan celana dalam kak Putra lalu memegang burung kak Putra seperti memegang botol. Digerakkan tangannya naik turun pada burung panjang tak berbulu itu.
"Kak Putra pernah melakukan hal ini kepadaku. Coba gantian ya kak. Nah, apa yang akan terjadi ya?"
Kak Putra pun mendesah. "Hmmmh..."
Dithra yang mendengarnya pun jadi semakin cepat menggerakkan tangannya pada burung kak Putra. Dia merasakan burungnya pun ikut menegang.
"Ugh, burungku menegang."
"Hmmmh..."
"Sebentar ya kak, aku pengen liat apa yang terjadi kalo aku terus mengocok burung kakak kaya gini."
"Hmmh...Emmmhh..." kak Putra hanya mendesah, matanya tetap terpejam.
Kali ini Dithra sambil mencium bibir kak Putra.
CUP
Dithra juga sesekali menyedot puting kak Putra.
"Eenghhh..." kak Putra semakin gelisah dalam tidurnya. Nafasnya menjadi cepat dan semakin berkeringat.
"Ayo kak, aku ingin liat apa yang akan terjadi!"
~ Bersambung ~

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Heat
Ficção Geral[Lanjutan cerita baca di Karyakarsa] https://karyakarsa.com/klonoafull/dithra-kak-putra Dithra adalah seorang anak laki-laki yang terlihat seperti anak laki-laki pada umumnya. Tetapi didalam lubuk hatinya memiliki perasaan yang sangat berbeda. Terut...