Berdua Dirumah

2.3K 45 0
                                    

Pada suatu hari Kamis di bulan September. Papah dan mamah tampak cemas. Rupanya karena mereka akan meninggalkan kak Putra dan Dithra untuk pertamakalinya. Papah dan mamah akan pergi ke luar kota untuk menjenguk nenek yang sedang sakit. Mereka tidak bisa membawa anak-anak karena hari Jumat besok kak Putra dan Dithra ada ujian tengah semester. Apalagi kak Putra sudah kelas 6, sedang intensif belajarnya. Papah dan mamah mempercayakan semuanya kepada kak Putra, mulai dari keamanan dan kebersihan rumah, menyiapkan makan, dan mengurus Dithra tentunya.

Papah dan mamah berangkat hari jumat jam 7 pagi ketika anak-anak sudah berangkat sekolah. Jam 1 siang, anak-anak baru bubar sekolah. Kak Putra menunggu Dithra di gerbang sekolah. Nampak dari kejauhan seorang anak berlari kepadanya.

"Kak Putraa! Ayo pulang!" kata Dithra bersemangat.

"Wah semangat ya kalo mau pulang."

"Iya dong, kan ujiannya udahan dan besok libur." kata Dithra sumringah, senyumnya lebar.

Mereka lalu berjalan pulang. Jarak sekolah dan rumah cukup dekat, hanya 500 meter. Di perjalanan pulang mereka ngobrol ngalor ngidul, kadang tertawa-tawa gembira dan mengomentari apapun yang bisa mereka komentari. Hari itu cukup panas dan gerah, biasalah kalau hari Jumat kan suka begitu.

Sesampainya di rumah, mereka bersih-bersih. Kak Putra segera menyiapkan makan siang setelah bersih-bersih. Setelah Dhitra beres bersih-bersih, dia pun turun untuk makan siang karena sudah lapar. Hingga kaget melihat kakaknya yang sedang berada di dapur.

"Kak Putra! Enggak pake baju!?" Dithra terkejut melihat kak Putra hanya memakai celana boxer favoritnya sambil menyiapkan makan siang.

"Iya gerah banget nih. Mana kakak harus bikin nasi goreng untuk kita lagi. Jadi makin gerah." kata kak Putra sambil menyeka keringat di dahinya.

Biasanya kalau ada papah dan mamah, kak Putra jarang bertelanjang dada kecuali sehabis mandi atau ketika di dalam kamar.

"Ooh mentang-mentang gak ada papah mamah ya?" tanya Dhitra.

"Yaa gitu deh. Abisnya gerah. Lagian kan gak ada yang bisa ngomel hehehe."

Dithra memandangi kakaknya yang sedang membuat nasi goreng itu. Di benak Dithra terlintas "Duh kok aku kalo liat kak Putra gak pake baju jadi deg-degan ya?"

Dithra berjalan pelan menuju kak Putra. Dia berdiri di belakang kak Putra yang sedang memasak. Disitulah dia memandangi kak Putra. Dia memandangi tubuh kak Putra yang besar, putih, mulus, dan berkeringat. Jantungnya semakin berdebar. Perlahan Dithra maju hingga...

DUK!

"Aduh!"

"Eh! Kenapa kamu dibelakangku? Kan jadi kesikut!"

Sialnya Dithra, kepalanya tersikut kak Putra. Terlihat bekas merah di dahinya.

"I...iya kak maaf. Duh...Aku kan penasaran...sama...aroma...nasi gorengnya." kata Dithra sambil mengusap dahinya yang sakit.

"Ya udah. Kamu duduk dulu di meja makan ya. Nanti kakak ambilkan buatmu."

"Iya kak."

"Aih, aku lagi enak-enak ngeliat kak Putra yang lagi masak gak pake baju tiba-tiba kena sikutnya, huft." Dithra mengomel dalam hati.

Tak lama nasi goreng pun sudah jadi. Mereka duduk berhadapan di meja makan. Mereka mulai makan dengan lahap karena lapar. Tidak sampai 15 menit, kedua porsi nasi goreng sudah ludes.

"Haah, kenyaang. Tapi gerah banget" kak Putra menggeliat malas.

Badannya berkeringat seperti habis berolahraga setelah makan nasi goreng yang dia tambahkan cabai rawit khusus untuk dirinya sendiri.

Dithra masih tetap terpana memandanginya. Kak Putra tidak merasa terganggu dengan tatapan mata adiknya. Mungkin dia tahu kalau dia sebagai kakak adalah panutan bagi adiknya, jadi wajar saja kalau adiknya itu suka memandanginya. Namun terlihat mata Dithra semakin sayu, sepertinya mulai mengantuk.

"Dek, kakak abis ini mau belajar di kamar. Kamu jangan ganggu ya." kata kak Putra.

"Iya kak. Aku mau nonton aja."

"Emang kamu gak ada PR?"

"Eggak ada kak." jawab Dithra semakin datar. Menandakan dirinya mulai mengantuk.

"Wah asyik ya. Kalo mau tidur di kamar boleh tapi jangan berisik ya."

"Enggak kak aku di ruang TV aja."

Setelah mereka membereskan peralatan makan, mereka pun naik ke atas. Kak Putra menuju kamar, sedangkan Dithra menuju ruang TV. Dithra terduduk di sofa, pandangannya kosong, kemudian termenung.

Di benak Dithra terlintas "Kak Putra. Aku kalo liat kakak gak pake baju, aku jadi deg-degan. Rasanya aku ingin liat dan pegang badan kakak, tapi aku malu dan takut. Waktu aku nyium pipi kakak juga jadi deg-degan. Hmmh...aku gak ngerti perasaan ini. Dulu waktu kecil aku gak punya perasaan apa-apa sama kakak. Kayanya aku jadi makin sayang sama kakak. Kak Putra, boleh dong kalo aku me..."

Dithra pun kehilangan kesadaran dan terlelap di sofa. Kak Putra keluar kamar untuk mengambil minum dan dilihatnya Dithra sedang tertidur. Kak Putra pun membenarkan posisi tidur Dithra agar lebih nyaman. Setelah itu mengecup kedua pipi dan dahinya yang masih merah. Kak Putra pun masuk ke kamar dan kembali membawa minyak tawon. Dioleskannya minyak itu di bekas merah di dahi Dithra. Kak Putra pun mengelus-elus kepala adiknya itu, dan akhirnya ikut terlelap di samping Dithra.


~ Bersambung ~

Summer HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang