Pagi hari yang damai di villa. Kakak beradik itu masih tidur dengan nyenyak, walaupun AC sudah dimatikan orang tua mereka yang sudah bangun dan pergi entah kemana meninggalkan mereka berdua.
Terdapat Terdapat secarik kertas diatas meja. Kak putra pun mengambil dan membaca surat tersebut.
"Kakak dan adek. Mamah dan papah pergi jalan-jalan dulu ke pasar ikan. Mamah pergi pagi-pagi sekali biar dapet ikan yang segar. Kalian bisa main di pantai dibelakang villa ini. Untuk kak Putra, tolong jaga adeknya ya. Selamat bersenang-senang!"
Kak Putra kegirangan membaca surat tersebut, karena dia bisa melakukan hal apapun dengan Dithra. Kak Putra pun mengajak Dithra bermain di pantai.
"Ayo dek kita ke pantai!" ajak kak Putra.
"Yuuk! Tapi, kita belum mandi."kata Dithra.
"Gak usah mandi lah. Kita kan mau main air dan pasir di pantai. Ngapain mandi?"
"Oh iya bener juga kak. Yuk kak."
Mereka pun pergi menuju pantai pribadi di belakang villa. Pantai berpasir putih ini sepi, bahkan hampir kosong. Hanya ada seseorang dikejauhan yang sedang bermain dengan anjingnya. Di pantai itu ada beberapa kursi santai dengan payung disebelahnya. Kedua kaka-beradik itu asyik bermain pasir dan air sambil tertawa saking bahagianya.
"Duh, baju kita jadi basah. Mending kita buka baju aja ya. Sini kakak bukain bajumu" kata kak Putra sambil membuka bajunya dan kemudian membuka baju Dithra yang basah. Kini mereka berdua bertelanjang dada dan hanya memakai boxer.
"Kak, kita main voli pantai yuk." ajak Dithra.
"Emang ada bolanya?" tanya kak Putra.
"Ada kok di dalem villa." kata Dithra sambil berlari mengambil bola voli.
Tidak terasa waktu berlalu. Kak Putra dan Dithra sudah bermain satu jam lamanya. Tapi orang tua mereka belum juga memanggil mereka untuk berhenti, sepertinya mereka belum pulang. Matahari yang semakin meninggi membuat udara semakin panas dan gerah. Kedua tubuh anak itu pun berkeringat.
"Kak, udahan yuk capek." kata Dithra sambil tersengal-sengal.
"Ya udah. Kita istirahat di kursi pantai itu yuk." kak Putra menunjuk kursi pantai didekat pohon kelapa.
Walaupun kursi tersebut untuk ukuran 1 orang dewasa, tetapi mereka mendudukinya bersama.
"Duh dek, agak sempit ya." kata kak Putra.
"Enggak kok pas. Lagian kursinya cuma ada 1." kata Dithra.
"Iya gak apa-apa kok dek. Kakak kan bisa jadi lebih deket sama kamu." kata kak Putra sambil mengelus kepala Dithra dengan lembut. Dithra pun tersenyum dan mukanya memerah.
"Haaah enak yaa istirahat dibawah pohon kelapa." Dithra menghela nafas sambil menaruh kedua tangan di belakan kepalanya, memperlihatkan ketiak putih mulusnya yang agak basah berkeringat.
Angin pantai yang sepoi-sepoi pun menyebarkan aroma ketiak Dithra hingga sampai tercium kak Putra.
"Hmmm, bau ini...bau asem ini...pasti bau keteknya Dithra." kata kak Putra dalam hati.
Kak Putra pun melirik ke arah Dithra, didapatinya sosok tubuh putih mulus Dithra disebelahnya. Lalu pandangan kak Putra pun tertuju kearah ketiak Dithra yang terbuka. Jantung kak Putra pun tiba-tiba berdegup kencang. Perlahan kak Putra mendekatkan hidungnya ke arah ketiak Dithra yang tidak menyadarinya karena sedang memejamkan mata. Seketika tercium aroma ketiak Dithra yang membuat kak Putra merasa bersemangat, jantungnya semakin berdebar dan burungnya terasa berkedut.
Kak Putra menciumi aroma ketiak Dithra sambil memperhatikan dan mengagumi adiknya yang ganteng itu. Dithra tidak menunjukkan reaksi apapun, sepertinya dia tertidur.
"Dek, ngantuk?" kak Putra bertanya pelan. Terdengar suara dengkuran halus dari arah mulut Dithra yang sedikit terbuka.
"Oh, tidur ternyata." kata kak Putra dalam hati.
Dengan perlahan dan hati-hati, kak Putra menyentuh ketiak Dithra yang agak basah dengan tangannya. Terasa lembut, hangat dan tentu saja basah karena keringat. Dibelainya ketiak putih itu dengan perlahan, lalu kak Putra mengendus tangannya yang beraroma ketiak. Tetapi dia tidak merasa puas dan langsung mengendus dari ketiak Dithra. Kak Putra sangat menikmatinya, karena dia menganggap aroma ketiak Dithra segar, tidak seperti aroma ketiak orang dewasa yang terkadang membuatnya pusing dan mual.
Kepala Dithra sedikit bergoyang ketika kak Putra menyentuh ketiaknya, sepertinya merasa geli dan kak Putra tersenyum melihatnya.
Kak Putra pun memeluk tubuh adiknya itu dan sedikit meraba di bagian dadanya, terutama putingnya yang masih lembut dan berwarna merah muda.
"Hmmmh..." Dithra sedikit mendesah.
"Kak...aku...ngantuk..." Dithra terbangun tapi tidak membuka matanya.
"Ya udah tidur disini aja, kakak temenin ya." kak Putra semakin memeluk Dithra dengan erat.
"Hmmmh...iya..." jawab Dithra pelan, lalu memeluk tubuh kak Putra disebelahnya, meremas-remas dada kak Putra, lalu kembali tertidur. Mukanya menghadap ketiak kak Putra, membuatnya semakin betah dan nyaman.
Saking sepi dan damainya tepi pantai itu, kak Putra pun ikut tertidur bersama adik kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Heat
General Fiction[Lanjutan cerita baca di Karyakarsa] https://karyakarsa.com/klonoafull/dithra-kak-putra Dithra adalah seorang anak laki-laki yang terlihat seperti anak laki-laki pada umumnya. Tetapi didalam lubuk hatinya memiliki perasaan yang sangat berbeda. Terut...