Berdua Dirumah Part 3

2.3K 42 7
                                    

Sinar matahari terbit menyinari kamar anak-anak di lantai 2, membuat penghuninya terbangun. Tapi ternyata yang terbangun hanya Dithra saja, kak Putra masih mendengkur halus dalam tidurnya. Dithra terbangun dalam keadaan memeluk kak Putra yang tidak berpakaian. Ekspresinya agak kaget tapi senang, dia tersenyum dan pipinya merah. Pelukannya tidak dia lepas, malah dibuatnya lebih erat lagi.

"Kak, aku sayang sama kakak." ucap Dithra.

Tiba-tiba kak Putra perlahan bergerak. Dithra melepaskan pelukannya dengan cepat, takut kak Putra merasa tidak nyaman dengan pelukannya. Kak Putra perlahan membuka mata, walaupun ushanya itu hanya membuat matanya terbuka sedikit.

"Eh, kok...ada adek...tidur disini?" suara kak Putra masih serak.

"I...iya kak. Aku...takut." Dithra berusaha menahan malu sambil nyengir.

"Oh, tumben. Cuma kita berdua ya sekarang." maksudnya cuma mereka berdua yang ada di rumah itu, maklum kak Putra baru bangun tidur.

"Hu um" Dithra mengangguk.

"Ya udah jangan takut, kan ada kakak disini" kak Putra menenangkan Dithra, lengannya melingkari kepala adiknya itu dengan erat.

Dalam hati Dithra berkata "Aduh asyik dipeluk kak Putra. Walaupun badannnya bau keringat, tapi aku suka". 

Dithra pun balas memeluk kak Putra, tangannya melingkari tubuh kakaknya yang besar itu.

"Dek, kalo takut bilang sama kakak yah. Kakak kan udah janji bakal ngelindungin kamu selama kakak bisa." kak Putra mengelus-elus badan Dithra.

"Iya kak, tapi...aku takut ngeganggu...hiks..." Dithra terisak karena merasa terharu.

"Cup cup cup, udah gak apa-apa, jangan nangis." kak Putra menyeka air mata yang mengalir di pipi Dithra.

"Makasih kak." Dithra semakin memeluk erat kak Putra. Walaupun Dithra merasakan aroma keringat dari tubuh kak Putra, dia sudah tidak peduli karena saking sayangnya dengan kakak satu-satunya itu, bahkan membuatnya semakin nyaman memeluknya. Beberapa menit sudah berlalu dan mereka tetap berpelukan, dan tiba-tiba ada suara yang memecah keheningan.

KRIUUK

KRIUUK

"Kak, itu bunyi apa?" Dithra kaget.

"Duh, kayanya perutku deh. Udah laper nih."

Dithra tiba-tiba menaruh tangannya di perut kak Putra.

"Caciiing, sabar ya, nanti kita sarapan bareng." kata Dithra sambil mengelus perut kak Putra.

"Ahaha, kamu lucu bangeet. Gemes!" kak Putra pun mencubit pipi Dithra.

"Aduh! Ayo kak kita sarapan. Aku juga udah laper nih." pipi Dithra memerah gara-gara cubitan kak Putra.

"Yuk. Kamu mau makan apa dek? Nanti kakak bikinin."

"Hmmm. Aku pengen telor ceplok aja kak, sama sosis."

"Wah kakak juga pengen menu yang sama. Tos dong." mereka pun melakukan tos.

"Lets gooo!" seru Dithra bersemangat sambil meninjukan tangannya ke udara. Kak Putra pun tersenyum melihatnya. 

Setelah mereka bangun dan membereskan tempat tidur bersama, mereka langsung menuju dapur dibawah. Seketika aroma butter, telur dan sosis goreng memenuhi setengah rumah. Mereka makan dengan lahap sambil membicarakan rencana mereka weekend ini.

"Kak Putra. Kakak weekend ini mau napain?" tanya Dithra. Butiran nasi tertinggal di bibirnya.

"Aku mau ngerjain tugas, hmmm terus..."

"Main sama akunya kapan kak?" Dithra menyela, mukanya memelas.

"Eh...iya dong nanti kakak main sama kamu."

"Yes! Asyiik!"

"Kak, mandiin dong." kata Dithra manja. 

Selama ini Dithra belum pernah dimandikan kak Putra, karena biasanya mamah yang selalu memandikannya. Mungkin ini adalah moment yang tepat karena mamah sedang tidak ada.

"Lho, mandi sendiri dong. Kan udah besar."

"Yaah. Aku pengen dimandiin kak Putra."

"Hmmm, dasar anak bungsu. Ya udah nanti sore aja kita mandi bareng. Pagi ini kakak mandinya harus cepet soalnya mau main basket dulu sama temen, jadi kamu mandi pagi sendiri aja ya." 

Kak Putra mendekatkan wajahnya ke wajah Dithra agar penjelasannya lebih dipahami olehnya. Begitulah cara kak Putra memberi penjelasan ke adiknya, seperti yang sering dilakukan mamahnya.

"Nanti sore kita main bareng terus mandi bareng yah." kak Putra berusaha menghibur Dithra yang bibirnya mulai manyun.

"Yaaah. Ya udah deh kalo gitu." Dithra pun kecewa, mukanya cemberut.

"Maaf ya dek, jangan sedih dong."

CUP

Kak Putra pun melayangkan ciumannya ke bibir Dithra.

"Ada nasi di bibirmu." Kak Putra basa-basi.

Dithra pun terpaku dan mukanya merah. Dalam hatinya merasa senang dan seperti biasa, jantungnya berdegup kencang.


~ Bersambung ~

Summer HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang