BAGIAN 08

1.2K 185 24
                                    

Pagi ini Altair sudah siap berangkat sekolah. Dengan membawa kunci motor besarnya, Altair menuruni tangga dan mendapati orang tuanya yang tengah menikmati sarapan pagi mereka. Ralat, lebih tepatnya Ayahnya yang tengah menyuapi ibu kesayangannya.

"PAGI EPRIBADEHHH" Teriak Altair. Menurutnya, berteriak di pagi hari bagus untuk mengasah kemampuan pita suaranya.

Alam mendelik mendengar suara melengking dari anak satu-satunya itu. Dia menatap penuh peringatan pada Altair, sedangkan Altair hanya menyengir seperti biasa.

"Pagi anaknya Mommy." Sapa Alina dengan gemas. Altair tersenyum manis dan mencium pipi kedua orang tuanya namun saat mencium Alam sedikit susah karna pria itu terus menghindar.

"Pagi kesayangan Al," Altair duduk di sebrang orang tuanya.

"Pagi juga Abi Alam." Sapa Altair kepada Alam. Namun Alam hanya acuh tak acuh dan kembali menyuapi istri kecilnya untuk makan.

"Al hari ini gak langsung pulang."

Senakal-nakalnya Altair, dia akan memberi tahu orang tuanya jika dia akan pulang telat. Dan sebenarnya itu juga adalah aturan dari Alam. Katanya "Kamu harus kasih tau Daddy mau pulang jam berapa biar pasti siapa yang nemenin Mommy di rumah." 

Sebenarnya Altair sedikit geli saat menyadari betapa berlebihannya ayahnya itu. Dia yakin jika ayahnya pernah menyanding menjadi Raja Bucin pada masanya. 

"Mau kemana?"" 

"Main." Jawab Altair singkat.

"Ya kemana?" Tanya Alam kukuh ingin mendengar jawaban yang jelas.

Alina tertawa. Wanita paruh baya yang masih cantik di usianya itu mengelus lengan yang di penuhi tato milik suaminya. "Udah Mas, Altair sekarang punya pacar. Mungkin Al mau main sama pacarnya." Katanya dengan lembut.

Alam menyeritkan wajahnya lalu terdiam. "Yaudah, aku gak kerja aja."

Altair yang mendengar itu langsung memutar bola matanya dengan jengah. Lihatkan seberapa bucin ayahnya? Baru dia akan pulang terlambat sudah begitu dan selalu begitu. Bagamana jadnya jika Altair tidak pulang? Sepertinya saat dia pulang Alam sudah jatuh miskin karna tidak bekerja.

"Lebay." Dengus Altair sambil berdiri, bersiap pergi ke sekolah. "Altair berangkat,"

"Tapi kamu belum sarapan sayang" Ucap Alina mengingatkan.

"Belum mau Dede Mommy." Balas Altair tersenyum manis.

Altair menyalami Alina dan mencium kening wanita itu lalu beralih pada Alam namun tidak ada acara cium-mencium sebab pria paruh baya itu menjauhkan kepalanya.

"Abi, jangan lupa adik buat Al. Assalamualaikum, selamat bereproduksi." Pamit Altair dengan terburu-buru.

Alam menghela nafasnya lalu melihat istrinya yang tengah menatapnya dengan kekehan kecilnya. "Anak Alina lucu banget." Adunya pada Alam. Sedangkan Alam hanya meringis kecil dan mengelus kepala istrinya dengan sayang.

"Lucu enggak, kaya dugong iya." Gumam Alam pelan.

~BukanFriendzone~

"Anjing kesayangan gue kemana ya?" Tanya Altair pada Dias dan Daffa yang tengah bersamanya sedari tadi.

Yang dia maksud adalah Starla. Sebab dari awal masuk ke kelas, Altair belum melihat batang hidung dari gadis itu.

"Lagi sarapan sama Ellif." Jawab Daffa.

Altair mengangguk, namun sedetik kemudian dia baru ingat kalau dirinya juga belum sarapan tadi.

BUKAN FRIENDZONE (SQUEL LIGHTERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang