Hi gays, sebelumnya aku mau nanya.
DISINI ADA PEMBACA LIGHTERS GAK? ATAU EMANG SEMUANYA PEMBACA LIGHTERS?
Jawab dulu, habis itu Vote, lalu boleh baca. Tapi inget, tinggalkan komentar.
~HappyReading~
Starla menatap jengah pada kedua laki-laki yang tengah merebutkan mobil-mobilan. Kondisi ruang tamu di rumahnya saat ini seperti kapal pecah karna ulah Altair dan juga adiknya. Mereka baru saja sampai di rumah setelah menjemput Rava, dan Altair memutuskan untuk main dulu dengan Rava, karna rupanya mereka sudah dekat.
"Ini punya Kak Al, Rava cari lagi, kan masih banyak." Altair masih kekeuh untuk mempertahankan mainan milik bocah itu yang menurutnya sangat keren.
Rava menggeleng, anak berusia tujuh tahun itu menatap sebal pada Altair. "Tapi itu mobil kesayangan Rava," Tuturnya.
"Kali ini biarin Kak Al main pake mobil ini dong, nanti kalo Rava main ke rumah Kakak, Kak Al kasih pinjem koleksi mainan punya Kakak deh."
"Emang punya?" Tanya Rava tak yakin.
Altair mengangguk. "Punya, banyak juga."
"Yaudah, nih, kak Al pake sekarang." Rava dengan tak ikhlas melepaskan mobil kesayangannya itu, lalu dia mencari mobil lain.
Altair tersenyum puas, "Skuy lah, kita main!"
Rava mengangguk antusias, lalu mereka bermain layaknya dua orang yang sudah lama berteman.
Starla yang melihat itu lebih baik pergi saja ke kamarnya untuk membersihkan diri. Jam sudah menunjukan pukul 18:30, tapi kedua orang tuanya belum juga pulang. Starla yakin, mereka berdua sedang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk berduaan.
Setelah beres mandi, Starla turun ke bawah untuk melihat apakah kedua orang tuanya sudah pulang atau belum. Dia juga sedikit takut jika adiknya di culik oleh mahluk se-aneh Altair.
"Nah, itu kakak. Ayo kak, sini buruan makan."
Starla mengangguk, ternyata kedua orang tuanya sudah pulang dan mereka sudah bersiap untuk makan malam. Disana juga masih ada Altair dan Rava yang duduk di samping pria itu.
"Malam cantik," Sapa Altair tidak malu-malu, meskipun di depan orang tuanya.
"Apasih, gaje." Sahut Starla.
Starla duduk di dekat ibunya. Dia menatap Altair yang sedang menyantap makanannya. "Lupa jalan pulang lo, Al?"
Ibunya yang mendengar itu langsung menyikut lengan Starla, bermaksud memperingati, namun Starla tetap acuh.
"Iya, soalnya udah nyaman di sini sih." Jawab Altair dengan pongah.
"Gapapa kan ocm?" Tanya Altair pada ayah Starla.
Ardhan menganggukan kepalanya sambil tertawa, Altair menurutnya sangat berani. Baru kali ini ada pria yang terang-terangan datang padanya yang di bawa putrinya itu.
"Ocm apa lagi?"
"Om calon mertua."
"GILA!"
"Jangan berteriak kakak, ini di meja makan." Tegur sang ayah.
"Ya emang ini meja makan, yakali di meja bundar." Celetuk Rava.
Sedangkan Starla, yang di tegur malah menatap permusuhan pada pria di depannya yang tengah menatapnya dengan menantang. Keduanya saling melemparkan tatapan sengit satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN FRIENDZONE (SQUEL LIGHTERS)
Teen FictionMasa SMA yang seharusnya menjadi masa yang paling menyenangkan, nyatanya hanya harapan yang harus terkubur dalam-dalam untuk seorang Starla Halley Heraqueen. Nyatanya, Starla tidak pernah bisa menikmati masa SMA nya karna seseorang selalu menggangg...