~HappyReading~
"Hell.."
Starla hanya diam tidak menanggapi panggilan dari Altair. Dia masih kesal karna kejadian tadi pagi. Menurutnya, Altair sangat menyebalkan. Makannya dia akan memberikan pelajaran pada teman kelasnya itu.
"Helli cantik, yang mirip peliharaan abi." Panggil Altair, lagi.
"Lo marah? Baperan amat," cibir Altair.
"Lo yang baperan, kenapa juga deketin gue terus, udah tau gue marah." Tukas Starla.
Altair terdiam, Starla benar juga. Mengapa dirinya repot-repot dari pagi. Tapi bodoamat lah, dirinya akan kembali merayu perempuan itu.
"Ya karna kalo Lo marah, siapa yang mau gue isengin?" kata Altair dengan jujur.
"Emangnya gue mau Lo isengin terus? Engga kali." Dengus Starla.
Saat ini mereka tengah berada di kelas, menuju jam pelajaran terakhir. Dan sedari tadi pagi Starla sudah marah kepada Altair. Altair sih fine-fine saja, tapi dia juga gatal ingin menjaili Starla.
"Ya kan--"
"ALTAIR"
Starla dan Altair kompak menoleh kebelakang kelas mereka, disana Cindy sedang melambaikan tangannya pada Altair, menyuruh pria itu mendekatinya.
"Nih si Cindy aja yang Lo isengin." Ucap Starla dengan sinis.
Altair yang melihat itu tertawa kecil, "Cemburu ya?" Tebak Altair.
Starla tersenyum miring mendengarnya, "Ngimpi Lo." Mana mungkin dirinya cemburu dengan seorang pentolan kelas selevel Cindy.
Altair terkekeh gemas, lalu dia mengelus rambut Starla dengan lembut. "Nggak usah marah, dia temen gue." Katanya dengan lembut.
Starla tertegun beberapa detik, dia merasakan jantungnya berdetak kencang. Lalu dia menatap Altair yang sedang menahan tawa. Sialan, dia di jahili kembali.
"HAHAHA, BAPER KAN LO?" Tawa Altair meledek dengan menjulurkan lidahnya pada Starla.
Baru saja Starla ingin membalas, Altair sudah berlari lebih dulu ke belakang, mungkin mau menemui Cindy.
Starla menahan umpatannya untuk pria itu, lebih baik dia diam mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Karna mereka sekelas, dan setiap obrolan apapun akan sampai ke semua penjuru kelas.
"Kenapa Cind?"
Samar-samar Starla mendengar suara Altair.
"Pulang sekolah anterin gue, ya?"
"Kemana?"
"Ke salon, soalnya aku mau ganti warna rambut." Dari pendengaran Starla, Cindy bicara kepada Altair dengan suara yang di manja-manja kan.
"Males ah, gue."
Diam-diam Starla tersenyum mendengar jawaban pria itu, entah mengapa alasannya.
"Kok gitu sih Lo, jahat banget."
"Ck, yaudah iya."
Tanpa sadar, Starla meremas ponsel yang sedang di pegang nya. Ada apa dengan dirinya? Kenapa dia merasa tidak terima saat pria itu mau pergi dengan perempuan lain?
"Woy, ngapa Lo?"
Starla tersentak kaget, dia melemparkan tatapan tajamnya pada Dias, sang pelaku yang sekarang tengah menyengir kuda.
"Ngagetin aja," Cibirnya yang di hadiahi kekehan.
"Daffa mana sama Ellif?" Tanya Dias saat tak menemukan dua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN FRIENDZONE (SQUEL LIGHTERS)
Fiksi RemajaMasa SMA yang seharusnya menjadi masa yang paling menyenangkan, nyatanya hanya harapan yang harus terkubur dalam-dalam untuk seorang Starla Halley Heraqueen. Nyatanya, Starla tidak pernah bisa menikmati masa SMA nya karna seseorang selalu menggangg...