Kenapa aku masih hidup?Kalau memang aku dikirim untuk mengubah alur, tapi kenapa waktunya harus jauh dari alur utama?
Kalau dua sampai lima tahun sebelum cerita dimulai tak masalah. Tapi kenapa sampai empat ratus tahun?
Seperti itulah pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di otaknya. Tidak ada satupun yang bisa menjawabnya. Bahkan tayo selalu bungkam, dia selalu menghindar dengan jawaban yang singkat.
Empat ratus tahun bukanlah waktu yang sedikit. Berbagai macam hal yang harus (name) lewati seiring berjalannya waktu.
Orang-orang yang (name) kenal sejak lama perlahan mulai pergi karena dimakan oleh usia. Tapi kenapa dirinya tak seperti itu?
Hal ini terus saja mengusik (name) setiap malamnya.
"Sebenarnya, disini aku itu apa?"
.
.
.
.
.
(Name) mengepalkan tangannya. Perasaannya saat ini sedang bercampur aduk. Semua kenangan selama ini dapat ia ingat dengan jelas.
Ya. Selama di dunia ini dan di dunia sebelumnya.
Tentunya hal itu sangat menyiksa (name). Frustrasi? Tentu saja. Bagaimanapun seorang manusia biasa tak dapat mengemban memori kehidupan terlalu banyak.
Trangg
Saat mencoba untuk tertidur, terdengar suara nyaring benda yang terjatuh. Karena merasa penasaran, tanpa berpikir panjang (name) langsung menghampiri letak dari suara itu muncul.
Pintu dapur terbuka sedikit, membuat (name) dapat mengintip dari celah tersebut "oh rupanya kau, tayo" ujar (name) pelan. (Name) membuka lebar pintu dapur lalu manarik salah satu bangku dari meja makan.
"Kenapa kau blum tidur." tanya tayo.
"Kau sendiri juga belum tidur." sinis (name).
"..."
Tayo mengambil panci yang terjatuh tadi lalu melanjutkan kegiatannya "akan ku buatkan coklat panas."
"Tidak usah."
"Aku membuatnya untuk diriku sendiri."
".... oh."
Hening kembali melanda. Tayo sibuk membuat minuman, sementara (name) kembali termerenung dalam diam. Keduanya tak ada yang membuka suara sampai tayo sedikit menghentakan gelas di hadapan (name).
(Name) sedikit terkejut, dahinya menyirit heran menatap tayo. "Minumlah selagi masih hangat." tayo menyodorkan gelas berisikan coklat hangat ke (name).
"Bukannya kau bilang ingin membuatnya untuk dirimu sendiri." sindir (name).
"Aku membuatnya terlalu banyak, jadi sisanya ku berikan kepadamu."
"Oh. Jadi kau memberiku sisa? wah baik sekali kau." gumam (name) tetapi masih bisa terdengar oleh tayo. (Name) tahu kalau tayo bukan membuat terlalu banyak melainkan tayo sengaja membuatkan segelas lagi untuk dirimu, hanya saja (name) memilih berpura-pura tidak tahu.
(Name) mengambil gelas tersebut dan meminumnya begitu pula dengan tayo yang duduk di seberangnya.
Jam di dingding menunjukan pukul setengah dua pagi. Tidak ada satupun diantara mereka yang belum merasa menggantuk. Lagi-lagi keduanya larut dalam keheningan malam, tenggelam oleh pikiran masing-masing.
Beberapa menit telah berlalu, bahkan gelas berisi coklat hangat yang mereka minum sudah habis tak bersisa, namun kedua insan itu masih berdiam di tempat yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending ||kimetsu No Yaiba x reader||
FantasySehabis pulang dari warung untuk membeli garam yang di suruh oleh ibunya, (name) segera menuju ke kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamarnya sekilas masih terlihat seperti kamar yang ia tempati tetapi saat menutup pintu dan berbalik badan, kini (nam...