.
.
.
.
.
."Bukan begitu, maksudku ini masih era meio--" jeda sedikit dari takayosuke
"--Artinya masih ada 420 tahun sebelum cerita dimulai"
"Kau bercanda ya" aku memasang muka datar
"Tidak (name), aku sama sekali tidak bercanda"
"Kalau seperti itu aku bisa mati di makan usia sebelum masuk ke alur ceritanya" aku menghela nafas sambil memegang kapalaku, sungguh kepalaku bertambah pusing saat ini
"Kau suka sekali menyiksaku ya ..." lanjutku
"Tugas ku itu hanya memandu mu (name), aku tidak bisa mengatur atau mengubah apapun di dunia ini. Sudahlah jalani saja, biarkan waktu yang merubah semua kedepanya"
Ku langkahkan kaki ku menuju keluar menuju teras luar. Ternyata di halaman belakang terdapat hamparan ladang bunga yang sangat luas dan di tengahnya terdapat sebuah pohon wisteria yang sangat besar
"Indah ..." ku sandarkan punggungku di pohon wisteria
Ku pandangi langit malam yang ditaburi beribu bintang. Ternyata takayosuke tak salah memilih tempat
"Akan kulindungi kalian semua ... bukan hanya para tokoh yang penting saja ..."
"Tapi aku yang sekarang tidak bisa apa apa. Aku harus menjadi kuat. Akan ku anggap 420 tahun ini sebagai latihan agar diriku menjadi lebih baik lagi" ku habiskan malam itu dengan menikmati indahnya langit
----- Skip -----
Besoknya di pagi hari ...
"Takayosuke, apa kau bisa melatihku dalam melakukan tehnik pernafasan?" Tanyaku antusias
"Hmmm bisa sih, tapi sebelumnya kau ingin memilih pernafasan apa?"
"Aku akan menciptakan pernafasan sendiri. Tapi..."
Ahh iya benar aku belum memikirkan pernafasan apa yang akan aku buat. Ku alihkan pandanganku ke sekitar
"Ehh pernafasan... kaca, pernafasan lampu, pernafasan kayu, pernafasan panci, pernafasan kacang---"
"Oi (name), kau itu niat membuat pernafasan tidak?" Sela takayosuke
"Ya aku masih belum tahu mau membuat pernafasan apa. Kalau begitu aku akan pergi keluar dulu untuk mencari ide" tanpa mendengar jawaban dari takayosuke, aku langsung pergi keluar rumah untuk jalan jalan
Pemandangan hutan yang sejuk mungkin bisa memberikan ku sedikit refreshing. Suara burung berkicau dan gesekan dari daun terus terdengar
aku berjalan dengan hening. Sesekali kupikirkan tentang pernafasan apa yang akan ku buat. Mungkin memulai dari memikirkan cabang inti dari pernafasan boleh juga
"Pernafasan yang setidaknya paling gampang adalah pernafasan air, tapi itu membutuhkan konsentrasi penuh dan pengunanya harus tenang. Aku pasti tidak bisa ...
Pernafasan api? Sepertinya membutuhkan latihan yang akan sangat susah. Aku juga tidak terlalu suka panas ...
Pernafasan bunga? Ntahlah sepertinya aku tidak akan memilih itu ...
pernafasan serangga? Pernafasan ini cukup unik sih, tapi biarlah hanya shinobu yang menggunakan pernafasan itu ...
Pernafasan suara? Tidak, aku tak akan bisa. Itu adalah cabang dari pernafasan petir yang artinya harus berfokus pada kecepatan. Pasti latihanya sangat sulit ...
Pernafasan cinta? Tidak, tubuhku tak selentur tubuh kanroji. Aku tidak ingin tulang tulangku patah setiap aku latihan pernafasan itu .."
Aku berbicara sambil berjalan tak menentu arah, aku hanya mengikuti arah angin yang menghembuskan tubuhku. Hingga akhirnya aku tersadar, kini di depanku terdapat sebuah sungai dan tak jauh dari situ terdapat air terjun
Karena lelah akhirnya ku dudukan diriku di pinggiran sungai. Kini aku bisa melihat pantulan wajahku di air
"Coba lihat dirimu ini (name), kau terjebak di dunia yang penuh dengan ancaman iblis tanpa mempunyai kekuatan, lemah. Sekarang bagaimana aku bisa bertahan di dunia ini?" Tanyaku pada pantulan diriku sendiri
Setelah berbicara dengan pantulan diriku sendiri di air, aku merasakan pantulan wajah lain di samping kananku. Ku tolehkan kepalaku ke kanan melihat siapa yang sedang berada di samping ku
Dan betapa terkejutnya aku, bukan karena kehadiran orang itu tetapi aku terkejut karena orang yang sedang berdiri di sampingku..
'Usoo ..'
Ku lihat dirinya juga duduk di samping kanan ku sambil menatap pantulan dirinya di air. Rambut maroon yang menjadi ciri khasnya walaupun sudah ada beberapa helai rambut yang berwarna putih serta anting hanafuda yang menggantung di telinganya. Pengguna dari pernafasan matahari
Yoriichi Tsugikuni
"Langit nya terlihat indah ya ..." ujar yoriichi yang masih melihat pantulan dirinya di air
"A-aa iya benar langitnya terlihat sangat cerah" tak ku sangka dia akan berbicara duluan
Tak ada percakapan lagi di antara mereka berdua, kini hanya suara air mengalir yang terdengar. Beberapa menit pun berlalu mereka masih terlarut dalam hening
" ... nama mu ..."
"Ehh?"
"Siapa nama mu?"
"(Name)(last name) ..."
"Tadi aku mendengar sedikit ucapan mu--"
Ku pasang muka terkejut 'dia mulai mendengar dari bagian mana?'
"Tentang menjadi kuat ..."
'Syukurlah' aku menghela nafas, untunglah dia tidak bertanya maksudku dari 'terjebak di dunia ini'
"Aku mau melindungi orang yang berharga bagiku, hanya itu saja ..."
Aku menghadapkan tubuhku ke samping agar bisa melihat lawan bicaraku dengan jelas. Yoriichi juga berbalik menatapku
"Aku mungkin bisa mengajarimu tehnik pernafasan, ntah mengapa aku merasa kalau kau itu berbeda dari yang lain ..."
"Apa maksudnya berbeda dari yang lain?" Tanyaku
"Ntahlah aku memiliki firasat bahwa kau akan mengubah masa depan. Saat pertama melihatmu aku juga merasakan hawa yang berbeda darimu ..."
"... Akan jadi sia sia kalau kekuatanmu tidak di asah ..." lanjut yoriichi
'Mungkin ini kesempatan bagus untuk ku'
"Apa bolehkah?" Tanyaku ragu
"Aku hanya akan mengajarkan kuda kuda dasar dari tehnik pernafasan. Kalau kau mau aku bisa saja mewariskan pernafasan matahari kepadamu" jawab yoriichi tanpa ada keraguan sedikit pun
"T-tidak terima kasih, aku akan membuat pernafasan sendiri saja" bukanya aku tidak mau menerimanya, aku hanya ingin pernafasan matahari hanya di wariskan turun menurun di keluarga komado. Kalau aku yang mewariskan pernafasan matahari pasti itu akan sangat merubah alur cerita dari kimetsu no yaiba
"Kalau begitu pernafasan apa yang akan kau buat (name)?"
"Aku akan menggunakan pernafasan ..." jeda ku sedikit. Aku lupa kalau aku belum menentukan
Ku alihkan pandanganku ke langit, berharap bahwa langit dapat memberi sebuah ide kepadaku. Langit nya terlihat sungguh cerah-- ah sekarang aku mengerti, Sudah ku putuskan
"Pernafasan ether ..." jawabku sambil tersenyum menatap indahnya langit
3 juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending ||kimetsu No Yaiba x reader||
FantasySehabis pulang dari warung untuk membeli garam yang di suruh oleh ibunya, (name) segera menuju ke kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamarnya sekilas masih terlihat seperti kamar yang ia tempati tetapi saat menutup pintu dan berbalik badan, kini (nam...