45. hola

4.4K 402 40
                                    

-
-
-


"bunda, abang ga setuju kalo adek ikut persami minggu depan" ucap anak itu setiba dirinya ikut mendudukkan diri di sofa sebelah kiri bunda nya

"kenapa bang?" tanya sang bunda tersenyum, mengusak puncak kepala putranya yang tak terasa sudah beranjak dewasa ini.

Lihatlah? Tidak ada lagi pipi bulat seputih susu yang dulu sering ia makan, tak ada lagi kaki gembul yang berlari riang mengitari rumah.

Kini wajah bulat itu sudah berganti dgn wajah tirus dengan rahang tajam yg simetris, kaki jenjang tinggi yang sudah bisa mengalahkan tinggi sang ayah sendiri, waktu benar2 cepat berlalu dan putranya ini sudah tumbuh dengan sangat baik, tak luput wajah tampan ayah yg menurun.

Tak jarang tiap akhir pekan rumah mereka selalu kedatangan 'paket tak di undang' berupa makanan yang di tujukan untuk putranya tpi ujungnya semua itu tetap adik manis nya yang makan

"nggak, ngga boleh. Abang bilang ngga boleh tetep ga boleh bunda, dan bunda harus dukung abang" ucapnya bersikeras. Keras kepala seperti ayah nya.

"adek nya pengen loh ikut, kenapa sih emg?" tanya sang bunda

"bund, anak pramuka tuh temen abang semua, mereka tau apa aja yg bakalan anak baru dapetin kalo di persami" jawab anak yang bernama Aru itu.

Dera--sang bunda--terkekeh lucu. Posesif sekali abang ini

"bunda mah oke2 aja, kamu tuh harusnya bujuk adek mu biar ga nekat pergi. Waktu kelas 3 SD dulu aja si adek pernah bolos les karena kamu larang dia pergi main ps, dia makin kamu larang makin menjadi2 tau?" ujar dera mengingatkan

Aru menghela nafas kasar merasa jengah tiap kali mengingat kelakuan aneh adik satu2nya itu.

"anak siapa sih dia" bisik aru kesal sembari meranjak dari tempat nya demi menghampiri adiknya di kamar

"anak bunda!" jawab bunda kesal, Aru terkekeh menanggapinya

"iya bunda bawel"

Usia nya sekarang beranjak 17tahun, kelas 3 SMA. Berbeda dengan ayah dan bunda yang ketika smp dan sma dulu memilih pesantren. Aru lebih memilih untuk sekolah umum saja, dan untungnya itu bukan masalah bagi arga dan dera

"woy gendut" ucapnya begitu masuk ke dalam kamar dan mendapati adiknya tengah duduk di jendela sembari menggunting kuku kaki

"ketuk pintu dulu kenapa sih?!" ujar keira kesal. Selalu saja seperti ini, abang nya tak pernah mengetuk pintu ketika masuk ke kamarnya.

"dih, emang kenapa? Harus banget abang ngetuk pintu kamar adek abang sendiri?" ujar aru kembali menjaili keira. Badannya melompat naik ke atas kasur yang masih rapi

"berantakin ya bang, bakar aja sekalian kamar aku ini" ujar sang adik menyindir dgn mata yg masih fokus memotong kuku kaki.

Aru terkekeh geli

"adek" panggilan itu biasanya di tujukan ke keira ketika abangnya ini sedang ingin sesuatu

"gamau" jawabnya langsung

"dengerin dulu kek" ujarnya

"gamau" timpal keira bandal. Aru menghela nafas pelan. Lalu dengan tanpa ba bi bu be bo tangannya meraih bantal di kasur keira dan melemparkan bantal itu sampai tepat mengenai kepala sang adik

Diam sejenak. Dan ketika mata keira menatap aru dengan pandangan mengerikan yg seolah mengatakan─wah minta di hajar ya lu─aru lari terbirit keluar kamar.

Dan terdengar lah suara teriakan menggelegar yang membuat bunda tersedak



"ARU SETAN SINI LO!!!!"



###


"gausah ikut persami"

"aku mau ikut"

"gausah"

"ikut"

"abang ga ngasi ijin"

"aku udah izin sama ayah di izinin kok. Restu orangtua lebih penting dari restu abang"

Aru memijat pelipis frustasi. Adiknya ini sangat keras kepala, nakal, dan pintar mencari alasan.

"kamu gausah aneh2 lah kei, persami tuh ajang cari pacar doang" oke kini alasan yang aru bawa semakin tidak masuk akal. Keira yang tengah memakan cemilan sembari menonton tv langsung menoleh heran pada abangnya ini.

Alisnya terangkat sebelah seolah bilang "bro? Ga ada alasan yg lebih masuk akal?"

"ya pokoknya gaboleh kei" aru kembali menimpali.

"kenapa si bang? Kalo abang takut aku kenapa2 santai ajaa, aku bisa jaga diri kok" jawab keira santai

Aru terkejut mendengar jawaban sang adik.

"gausah sok dewasa dan serba bisa ya kamu anak kecil! Sok-sok an bisa jaga diri sendiri sekalinya dijemput sekolah telatan dikit udah hampir nangis kamu!" ujar aru kesal.

"KOK ABANG NGUNGKIT2 ITU SIH?!" keira jelas tak terima. Hal memalukan itu kembali di ungkit abangnya.

"YA KAN EMANG BENER?? LU MASI BAU PEMPES GAUSAH SOK GEDE YA LU. AMPE LU TUA BANGKA JUGA LU HARUS TETEP BUTUHIN GUE" jawab aru ikut tersulut emosi

"LU APA2 AN SIH?!"

"YA APA??!"

sedangkan di meja makan. Ayah dan bunda tengah menonton pertengkaran dua  bersaudara tersebut. Bunda memijat pelipis nya pusing. Tak pernah sehari pun terlewati tanpa pertengkaran dua buah hati nya ini. Sedangkan arga?

Iya sibuk makan cemilan sembari tertawa melihat pertengkaran yang begitu menggemaskan itu.

"pokoknya kalo sampe kamu beneran ikut persami liat aja" ujar aru

"apa? Apa? Mau ngapain abang hah?" balas keira menantang

"abang bakar tenda mu"

"bocah banget alesannya"

"anak durhaka ini emang ya" aru kembali frustasi

Keira beranjak dari tempat duduknya,  meletakkan cemilan beranjak ke meja makan mencium pipi ayah dan bunda serta mengucapkan selamat tidur tanpa mendengar celotehan abangnya itu. Sampai akhirnya ketika pintu kamarnya hendak di tutup aru berujar

"ketua pramuka mu itu naksir samamu kei, ntar kamu di kerjain abis2an mampus nangis malem2 ga ada yg jemput kesana" ucap aru akhirnya.

Keira terdiam, kembali membuka pintu kamar dan berjalan mendekati sang abang dengan pandangan tak terjelaskan. Mulutnya menganga lebar.

"demi apa?" ucap keira kaget.

"BACOT" aru balas emosi dan masuk ke dalam kamar. Meninggalkan keira yang tengah tertawa terpingkal2 di sofa sementara ayah dan bunda ikut tertawa
















Aru... aru, tinggal bilang adeknya jangan cinta2an dulu aja kok susah banget sih?





















•••••
Ini spesial chapter edisi aru sudah gede wkwkwk

Hai, salam hangat lagi dari author yg udh 1thn menghilang:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BABY ARU-III Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang