3 hari setelah ke pasar malam.
Btw jgn ada yg nanya
'loh kak, kok usia kandungannya loncat? Perasaan kemaren segini. Kok sekarang malah segitu?'Biar cerita nya ga kelamaan say :")
;
"aya, abang mau cekola"
Yaaa, setidaknya kalimat itu lah yang sukses membuat arga hampir tersedak jus alpukat di siang hari yang indah ini.
Terkejut tentunya, apa gerangan yang telah masuk ke dalam fikiran putranya ini dan membuat nya mengatakan ingin bersekolah bahkan di usia 2 tahun lebih 9 bulan.
"sekolah apa bang?" bodohnya si ayah malah menanyakan hal itu
"cekola cepelti anak pelempuan yang tinggal di lumah aunty mia" jawabnya lagi
"tante mia? Tante mia kan belum nikah bang" timpal arga heran.
Mia itu tetangga mereka. Usia nya saja baru menginjak 20 tahun dan setau arga, mia tidak dekat dengan lelaki mana pun. Sekali pun dekat mia pasti cerita pada dera.
"tapi temalin abang liat anak pelempuan di dalam lumah aunty mia aya, patai baju cekola" ujar aru jujur
Arga mengernyit. Kemudian mendeham sedikit dan mengusak puncak kepala anaknya.
"hari ini cek kandungan bunda, abang ikut?" ucap arga mengalihkan pembicaraan
Aru yang sebelumnya terfokus dengan topik pembicaraan ingin sekolah langsung lupa dan malah mengangguk senang. Pasalnya bunda selalu bilang, kalau abang pengen ketemu adik. Abang harus ikut kalo bunda periksa perut.
Arga terkekeh. Ia Meletakkan buku dan juga balpoint yang ada di genggaman kemudian berdiri
"sekarang abang panggil bunda di kamar, ayah siapin barang2" ujarnya
"ung!"
Badan gembulnya itu terlihat seperti buntalan kapas di atas trampolin. Lucu!
Kaki gempalnya berlari menuju kamar dimana sang bunda tengah melipati pakaiannya disana sembari menyanyikan sedikit lagu favorit nya bersama arga
Ada yang tau apa lagu favorit mereka?
Dera yang melihat putranya masuk ke dalam kamar langsung tersenyum dan menyuruh nya masuk menghampiri nya.
Aru pun mendekati dera dan berusaha naik ke atas tempat tidur bunda nya yang tentu ukurannya tak sepadan dengan tubuh nya itu. Tapi dera tetap diam, sesekali memperhatikan dan melihat seberapa keras usaha anaknya untuk naik ke atas tempat tidur tersebut.
Dera bisa melihat dengan jelas guratan kesal terpatri pada kening putranya. Sesekali mendumal bilang
'ugh! Cucah cekali naiknya. Tempat tidul jahat!'
Atau
'kita musuhan ya tempat tidul! Janan dekat2 abang lagi!'
Dera terkekeh. Aru begitu kesusahan sekalipun tak ada meminta tolong padanya.
Itu yang dera ajarkan. Kalau suatu pekerjaan masih bisa di raih dengan kerja keras sendiri, maka raihlah. Kalau sudah tak bisa, baru minta bantuan orang lain. Dan aru menerapkannya
"buda abang bica naik tempat tidul!" pekiknya riang. Sampai senyuman kelewat menggemaskan itu memperlihatkan seluruh deretan gigi susunya
"pintar anak bunda. Lain kali kalo terlalu susah minta tolong ke bunda ya sayang?" ujar dera mencubit pelan pipi gembulnya yang sedikit merah karena panas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ARU-III
RomanceArga & Dera story kembali berlanjut!! season ketiga dari cerita pertama dan kedua mereka. membagi kisah romansa pasangan suami istri dalam merawat putra kecil mereka. tentu dengan sedikit bumbu kehidupan yg bisa dijadikan pembelajaran. Stay tune c...