9. tamu ayah

18.9K 756 33
                                    

Pagi kali ini ayah harus kembali masuk kerja karena udah 3 hari libur. Walaupun datang atau enggaknya ngga berpengaruh terlalu besar pada karyawan sebab kedisiplinan sudah di latih sedari awal masuk kerja

Belum lagi ada arul yang selalu bisa di andalkan dalam masalah kantor jika si bos besar ngga bisa masuk.

Kenapa bukan arul aja yang jadi sekretarisnya arga?

Well, bisa di simpulkan sebenarnya jabatan arga dan arul itu sama rata.

Dulu waktu dera masuk rumah sakit karena masalah vale itu arga sempat benar2 drop. Sumpahnya arul untuk kali pertama ngeliat sisi lemahnya arga adinata

Makan pagi yang sengaja di masakkan seorang pekerja paruh waktu yang arul suruh ngga di sentuh sampai siang. Begitu pula makan siang yang ngga tersentuh sampai makan malam

Setiap hari yang arga konsumsi hanya segelas kopi dengan permen mint 3 biji. Entah apa kenyangnya makanan itu, tapi hasilnya ngga jauh hancur sama keadaan dia saat itu.

Perusahaan jatuh sebab kinerja atasan kurang profesional. Belum lagi masalah dengan relasi bisnis si ayah di sangkut pautkan ke dia.

Jadi lah arul meninggalkan profesinya demi sang sahabat. Arul bantu arga bangkit sampai pada akhirnya dia berhasil meyakinkan dera untuk kembali ke dia dan semua kembali berjalan normal

Singkatnya hal baru yang arul ambil dari pribadi seorang arga adalah; apapun pekerjaan nya kalo dia jauh dari dera. Percayalah kerjaan itu akan berantakan

Jadilah sampai sekarang arga mengangkat arul menjadi partner tetap kerja nya. Ibaratnya arul adalah CEO kedua perusahaan setelah dia, dan arul juga punya sekretaris pribadi

"bang ayah mau berangkat kerja" ucap arga sembari memakai sepatu nya sendiri. Kebiasaan disiplin sedari pesantren dulu jadinya semua serba kerja sendiri

Dera tengah mencuci piring bekas si ayah sarapan. Sedangkan batita dengan baju tidur berwarna hijau dengan motif sayur brokoli itu tengah duduk di ruang tengah dgn kaki telentang sembari menikmati semangkuk kentang tumbuk favorit nya buatan si bunda

Mendengar seruan ayah yang ternyata mau berangkat kerja bayi mungil itu meraih tisu dan membersihkan sisa makanan yang ada di sekitaran bibirnya. Sedikit kesusahan kala berdiri sebab untuk ukuran batita aru termasuk subur

Langkahnya gempal dan sedikit lambat. Tapi tampak betul usaha keras supaya bisa sampai dengan cepat ke hadapan sang ayah yang di depan pintu sudah merentangkan tangan

Aru sampai ke dalam pelukan sang ayah yang kini tengah berdiri dan menggendong nya. Melangkah menuju dapur dan menghampiri si bunda yang udah selesai cuci piringnya

"eh, udah mau berangkat?" tanya dera ketika melihat pakaian suami nya udah rapi. Bahkan sama dasi nya pun sempurna

"bunda lama banget di dapur. Jadi ayah pasang dasi sendiri deh" jawab arga memasang ekspresi sedih yang hanya di tanggapi cubitan lembut pada pipi

Mereka pun berjalan menuju luar rumah. Mengantarkan arga sampai pintu depan entah kenapa udah jadi tradisi bagi keluarga kecil ini

Aru mencium tangan sang ayah dan memberinya ciuman di pipi hidung dan bibir sang ayah. Begitu juga dengan si bunda

"nanti ada rencana kemana bun?" tanya arga pada dera. Teringat kalau jadwal meeting dera dengan pihak agensi perihal buku nya jatuh pada hari ini

"oh iya, bunda ke kantor juga yah" jawab dera

"kalo bunda ke kantor, si babang bawa ke tempat ayah aja ya, ayah hari ini ga banyak kerjaan kalo siang"

"gapapa?"

BABY ARU-III Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang